JK Rowling Buka Suara Soal Kontroversi Kicauan

CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2020 10:36 WIB
British author J. K. Rowling poses upon arrival at the BAFTA British Academy Film Awards at the Royal Albert Hall in London on February 12, 2017. / AFP PHOTO / Justin TALLIS
Dalam esai sekitar 3.600 kata, JK Rowling mengungkapkan dasar pemikirannya dan alasan hingga kicauan kontroversial soal transgender terjadi. (AFP PHOTO / Justin TALLIS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penulis JK Rowling buka suara terkait berbagai hujatan yang ia terima usai kicauan soal transgender pada akhir pekan kemarin. Dalam esai sekitar 3.600 kata yang diunggah Rabu (10/6) waktu Inggris, Rowling mengungkapkan dasar pemikirannya dan alasan hingga kicauan itu terjadi.

Bukan hanya itu, dalam esai tersebut, Rowling mengungkapkan pengalamannya menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, termasuk sebagai penyintas kekerasan seksual dalam perkawinan.

"Saya menyebut hal-hal ini sekarang bukan sebagai upaya mendapatkan simpati, namun karena solidaritas dengan banyaknya perempuan yang memiliki sejarah seperti saya, yang telah dicerca sebagai kolot karena memiliki kepedulian akan ruang seks [jenis kelamin] tunggal," kata Rowling.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Esai ini datang setelah sejumlah pemain kisah Harry Potter dan Fantastic Beasts seperti Daniel Radcliffe dan Eddie Redmayne telah buka suara dan memberikan dukungan terhadap kelompok transgender.

Rowling dalam esai itu juga memberikan dukungan kepada Maya Forstater, perempuan yang kehilangan pekerjaan sebagai konsultan pajak di the Centre for Global Development karena pandangannya bahwa "laki-laki tak bisa berganti menjadi perempuan".


Rowling mengakui kerap mengeksplorasi media sosial untuk mengetahui pendapat atau gagasan terkait sesuatu hal yang menjadi bahan riset tulisannya. Ia bahkan mengakui kerap tanpa disadari menyukai kicauan tertentu yang membuat ia mendapatkan 'serangan'.

Pengakuan Rowling tersebut senada dengan publisisnya yang pernah mengatakan bahwa penulis Inggris tersebut kerap ceroboh dalam memainkan media sosialnya sendiri.

Pencarian Rowling menemukannya kepada Magdalen Burns, seorang feminis lesbian yang meyakini bahwa "transperempuan tetaplah pria". Rowling menyebut bahwa Burns, karena kepercayaannya itu, juga ikut mengalami perundungan di media sosial oleh kelompok tertentu.

Seiring dengan dukungan Rowling terhadap jenis kelamin biologis, ia mengaku juga mendapatkan banyak surel dan surat yang memberikan dukungan, termasuk dari mereka "yang berhadapan dengan gender disforia, serta dari orang-orang trans, yang amat peduli tentang bagaimana konsep sosial-politik memengaruhi politik, praktik medis, dan perlindungan."

Rowling kemudian mengatakan bahwa keputusannya untuk berbicara soal transgender selama akhir pekan dipengaruhi dari pandangannya terkait pengaruh politik dari aktivisme trans, selain atas nama kebebasan berpendapat.

abuse, abusive violent man about to strike frightened womanDalam esai, JK Rowling mengungkapkan pengalamannya menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, termasuk sebagai penyintas kekerasan seksual dalam perkawinan. (Istockphoto/mandygodbehear)

JK Rowling menyebut aktivisme trans dapat "mengikis definisi hukum tentang jenis kelamin dan menggantinya dengan gender", yang ia sebut bisa memiliki "dampak signifikan" terhadap perempuan yang ia dukung, termasuk narapidana perempuan, dan penyintas kekerasan rumah tangga juga seksual.

Rowling lalu menyebut ia prihatin atas fenomena trans ini yang berpengaruh besar pada anak muda. Tanpa menyebut referensi ilmiah, Rowling mengatakan bahwa ada "ledakan besar" di anak muda untuk berganti jenis kelamin juga gender, dan "angka yang meningkat" dari kelompok trans "yang ingin melakukan detransitioning [kembali ke jenis kelamin awal]".

"Daya pikat untuk lepas dari kewanitaan akan sangat besar," kata Rowling. "Saya berjuang dengan OCD parah saat remaja. Bila saya menemukan komunitas dan simpati di internet yang tidak saya temukan di lingkungan terdekat saya, saya percaya saya bisa terbujuk untuk mengubah diri saya menjadi seorang putra, yang mana lebih diinginkan oleh ayah saya sendiri,"

Rowling mengatakan dirinya memahami bahwa perubahan gender bisa jadi sebuah solusi untuk sebagian orang yang mengalami disforia. Namun ia menyebut 60-90 persen remaja yang mengalami disforia itu akan pulih dengan sendirinya, tanpa menyebut sumber ilmiah klaim tersebut.

Variety mengatakan, klaim Rowling itu datang dari penelitian yang disebut "lemah" oleh peneliti lainnya.


"Seperti perempuan yang mengatakan sebelum saya, 'perempuan' itu bukan sebuah kostum," kata Rowling. "Perempuan itu bukan gagasan dari pria. 'Perempuan' bukan otak warna jambon, menyukai [sepatu] Jimmy Choo atau gagasan seksisme lainnya yang sekarang disebut progresif,"

"Selain itu, bahasa 'inklusif' yang menyebut perempuan sebagai 'orang yang menstruasi' dan 'orang bervagina' itu menyerang banyak perempuan karena tidak manusiawi dan merendahkan martabat," kata Rowling dalam blognya.

"Saya mengerti mengapa aktivis trans menganggap bahasa tersebut lebih baik dan tepat, tetapi bagi kami yang telah jadi korban pelecehan dan direndahkan oleh pria, kata itu tidak netral, itu berlawanan dan mengasingkan [perempuan]," lanjutnya.

Argumen itu kemudian mengantarkan Rowling pada alasan yang ia sebut dirinya "amat peduli tentang konsekuensi dari aktivisme trans saat ini", yaitu menciptakan ruang aman bagi perempuan yang terpisah dari laki-laki, yang merujuk pada pengalamannya sendiri dengan mantan suaminya.

"Saya telah disorot publik selama lebih dari 20 tahun dan tak pernah secara terbuka membahas soal kekerasan dalam rumah tangga dan sintas pelecehan seksual," kata Rowling yang menyebut ia baru bisa mengatakan tersebut setelah putrinya memberikan izin.

Komunitas Lesbian Gay Biseksual Transeksual (LGBT) memperingati International Day Againts Homophobia, Biphobia dan Transphobia (IDAHOT) di Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 17 Mei 2015. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa setiap manusia terlahir bebas dan merdeka dengan hak dan martabat yang setara, LGBT merupakan bagian integral dari martabat kemanusiaan. CNN Indonesia/Safir MakkiIlustrasi masyarakat LGBT. Lembaga advokasi masyarakat LGBT, GLAAD menyebut bahwa JK Rowling memiliki pemahaman dan menyebarkan informasi yang salah. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Rowling menyebut dirinya berpihak pada masyarakat trans, terutama transperempuan yang mengalami kekerasan dari pria. Ia juga mengatakan dirinya percaya sebagian besar masyarakat trans tidaklah mengancam, namun mereka juga rentan dari kekerasan.

Ia mengatakan dirinya percaya masyarakat trans "layak atas perlindungan" dan bahwa "transperempuan dari kulit berwarna memiliki risiko yang khusus".

Atas esai panjang dari JK Rowling tersebut, lembaga advokasi masyarakat LGBT, GLAAD menyebut bahwa penulis Inggris tersebut memiliki pemahaman dan menyebarkan informasi yang salah.

"Tampaknya JK Rowling hanya bagus dalam satu hal: menulis fantasi. Informasinya yang salah dan tulisan resminya yang berbahaya tentang transgender berada di hadapan para pakar medis dan psikologis, dan menurunkan nilai juga pandangan orang trans atas hidup mereka sendiri," kata GLAAD, dikutip dari Variety.

"Dia menebarkan perpecahan ketika para pemimpin sejati menuju persatuan. Dan kepada seluruh anak muda trans dan cisgender [gender yang sesuai dengan jenis kelamin lahir] yang tumbuh dari buku-bukunya yang kini berbicara kencang mendukung masyarakat trans dan orang yang kalian cintai, kalian adalah masa depan dan kami tak sabar untuk membaca dan melihat seni indah yang akan kalian buat,"

Infografis Kamus LGBTInfografis Kamus LGBT. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)

(end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER