Persatuan Musisi Kafe menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota untuk mendesak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengizinkan penampilan musik di kafe di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi.
Di hadapan petugas kepolisian yang berjaga di depan Balai Kota pada Rabu (8/7), mereka berorasi sambil mengacungkan berbagai spanduk, beberapa di antaranya bertuliskan, "Musisi cafe lapar!" dan "Mengadu nasib ke Pak Anies!"
Sambil mengenakan masker, sejumlah demonstran lainnya memegang spanduk berisi tulisan, "Kami bukan selebritis yang mudah mencari nafkah."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di salah satu sudut lain, seorang demonstran mengangkat spanduk dengan tulisan, "Pak Anies, bantu kami supaya tidak dihalangi mengais rezeki."
Dalam salah satu poster lainnya juga terlihat juga tulisan, "Musisi cafe sudah 4 bulan lebih tidak berpenghasilan."
Para musisi kafe memang sudah tidak mendapatkan penghasilan sejak Anies menetapkan PSBB pada April lalu. Berdasarkan aturan selama masa PSBB, semua kegiatan sosial dan budaya, termasuk perkumpulan dan pertemuan hiburan, tak boleh digelar.
Anies kemudian mengizinkan pembukaan sejumlah sektor usaha, termasuk kafe dan restoran, setelah menerapkan PSBB masa transisi pada Juni lalu.
Namun, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakara, Cucu Ahmad Kurnia, menegaskan bahwa live-music di kafe tak diperbolehkan karena dapat memancing orang untuk berkumpul dan berdansa.
(moh/has)