CERITA DI BALIK LAYAR

Gaspar Noe Ungkap Alasan Buat Adegan Seks Gamblang di Love

CNN Indonesia
Minggu, 26 Jul 2020 22:00 WIB
Gaspar Noe mengakui adegan seks yang digambarkan dengan gamblang dalam Love (2015) memang menjadi alasannya membuat film ini.
Gaspar Noe mengakui adegan seks yang digambarkan dengan gamblang dalam Love (2015) memang menjadi alasannya membuat film ini. (AFP/LOIC VENANCE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Film Love karya Gaspar Noe menimbulkan kehebohan kala dirilis di Cannes Film Festival 2015 lalu. Jumlah dan cara Noe menggambarkan adegan seks dalam film ini adalah biang keladinya.

Love mengisahkan pergulatan batin Murphy (Karl Glusman) untuk lepas dari bayang-bayang kenangan cinta dengan mantan kekasihnya, Electra (Aomi Muyock). Kenangan itu, sebagian besar berisi adegan seks. Amat banyak.

Ulasan CNNIndonesia.com terkait Love mencatat, Gaspar Noe dengan konsisten memberikan adegan dewasa dalam Love rata-rata selama lebih dari dua menit dalam setiap sesi yang muncul tiap belasan menit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan ulasan itu menyebut adegan dewasa seperti 'iklan' antar babak cerita Murphy dan Electra.

Namun kepada Time pada 2015, Gaspar Noe mengakui penggambaran adegan seks dengan gamblang memang menjadi tujuannya membuat film ini.

"Alasan mengapa saya ingin membuat film ini adalah karena adegan-adegan yang tak pernah ditampilkan dalam layar film [adegan seks] adalah yang terpenting," kata Noe.

Gaspar Noe menilai ketika sepasang kekasih saling jatuh cinta, seks adalah bagian di dalam hubungan asmara itu. Seks, menurut Noe, adalah bagian dari kedekatan emosional entah dalam bentuk apapun.

"Ketika kalian jatuh cinta amat mendalam dengan seseorang, kalian akan memikirkan berhubungan seks dan berciuman dan berpelukan dan mandi bersama orang itu," kata Noe.

"Saya ingin sedekat mungkin untuk [menunjukkan] kecanduan cinta seperti apa," lanjutnya.

Menurut Noe, film-film arus utama saat ini, terutama di barat, tak cukup menggambarkan definisi cinta dan seks. Sementara itu, sambungnya, film pornografi tak membuat definisi cinta dan seks dengan jujur.

Love karya Gaspar NoeGaspar Noe menilai ketika sepasang kekasih saling jatuh cinta, seks adalah bagian di dalam hubungan asmara itu. (dok. Les Cinémas de la Zone/RT Features/Rectangle Productions via IMDb)

Sutradara kelahiran 1963 itu juga mengakui semula ingin membuat Love dengan konsep tiga dimensi. Ia pun sebenarnya menerapkan hal itu dalam Love, terlihat dalam sejumlah adegan yang sengaja dikhususkan demi terlihat lebih nyata.

"Saya hanya ingin menggambarkan hasrat seksual sebanyak mungkin, karena dalam kehidupan nyata, ini amatlah umum. Namun kalian tidak melihatnya dengan benar di layar," kata Gaspar Noe kala diwawancara Indie Wire pada 2015.

Tanggapan Beragam Kritikus

Gaspar Noe menilai cinta sejati seperti peperangan penuh dengan kesenangan dan sakit. "Semuanya itu yang membuat proses menemukan cinta seperti kecanduan pada jenis zat kimia aneh yang dilepaskan otak, kita kecanduan serotonin dan dopamin, endorfin,"

Namun definisi cinta menurut Gaspar Noe dalam film berdurasi lebih dari dua jam ini dihujani kritik kala resmi dirilis di Cannes Film Festival 2015.

Sebagian kritikus menilai film ini adalah pornografi yang dibuat 'lebih kaya'. Sedangkan sebagian lainnya mempertanyakan cerita Noe yang dianggap masih mentah.

Meski begitu, ada pula kritikus yang mengapresiasi karya kontroversial sutradara asal Argentina tersebut, menyebut Love adalah film Noe yang paling intim yang pernah ia buat.

Gaspar Noe rupanya tak ambil pusing dengan segala kritikan itu. Ia menyadari 'perpecahan' yang terjadi akibat filmnya itu, bahkan ia menyukainya.

"Ya," kata Noe sembari tertawa kala ditanya Indie Wire apakah ia senang 'memecah belah' penonton. "Untuk seluruh film saya, separuh media selalu membencinya,"

Noe bahkan membaca seluruh ulasan yang soal filmnya yang pedas-pedas. "Saya menikmati ulasan-ulasan itu. Kau akan merasa lebih senang dengan ulasan yang lebih menghina dibanding yang bagus,"

"Ulasan yang bagus membantu filmnya tetap ada, namun yang memberikan ulasan jelek membantu mendapat semacam rencana balas dendam, dan bersemangat untuk film selanjutnya." kata Noe.

(From L) Danish actress Klara Kristin, Argentinian director Gaspar Noe, US actor Karl Glusman and Swiss actress Aomi Muyock pose during a photocall for the film (Dari kiri) Aktris Denmark Klara Kristin, Sutradara Argentina Gaspar Noe, Ator Amerika Serikat Karl Glusman and Aktris Swiss actress Aomi Muyock kala premier Love (2015) di Cannes Film Festival. (AFP PHOTO / LOIC VENANCE) 

Love adalah film panjang keempat Gaspar Noe setelah I Stand Alone (1998), Irreversible (2002), dan Enter the Void (2009). Ketiga film yang digarap Gaspar Noe sebagai sutradara, penulis, produser, dan penyunting itu pun mengundang kontroversi.

I Stand Alone mengisahkan pergulatan batin seorang pria paruh baya menemukan tujuan hidupnya, sebagian dengan gamblang menggambarkan penembakan.

Irreversible mengisahkan upaya dua pria menemukan pelaku pemerkosaan kekasih mereka. Film itu dengan gamblang menggambarkan adegan pemerkosaan dan kekerasan.

Sedangkan Enter the Void mengisahkan perjalanan 'di luar tubuh' dari seorang pengedar narkoba yang ditembak polisi. Film itu pun menggambarkan adegan kekerasan dan gambar yang psychedelic.

Setelah Love, Gaspar Noe merilis Climax pada 2018 yang mengisahkan pengalaman halusinasi sekelompok remaja yang tengah menggelar pesta.

[Gambas:Youtube]



(end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER