Mengenal George A Romero, 'Bapak' Film Zombi

CNN Indonesia
Minggu, 16 Agu 2020 12:52 WIB
Film zombi yang beredar di dunia selama ini adalah adaptasi dari karya seorang sutradara bernama George Andrew Romero pada 1968 silam.
Film zombi yang beredar di dunia selama ini adalah adaptasi dari karya seorang sutradara bernama George Andrew Romero pada 1968 silam. (Getty Images/AFP/Ethan Miller)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selama berdekade-dekade, film zombi yang beredar di dunia selama ini adalah adaptasi dari karya seorang sutradara bernama George Andrew Romero pada 1968 silam. Ia adalah 'bapak' dari film zombi modern seperti yang banyak beredar saat ini.

Lahir pada 4 Februari 1940 di New York City, Romero tak akan pernah menyangka hasil kebosanannya membuat iklan untuk televisi komersial usai lulus dari Carnegie Mellon University akan menjadi tonggak sejarah baru bagi industri film.

Kala itu, Romero bersama rekannya yang ikut mendirikan perusahaan The Latent Image, Russell Streiner, mencoba membuat film panjang pertama dengan bujet yang rendah. Setelah mencari berbagai tambahan dana dari sana-sini, mereka pun memutuskan membuat sebuah film horor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semula, Romero bersama rekannya, John Russo, menulis sebuah film horor komedi bertajuk Monster Flick. Film itu punya beberapa versi, salah satunya adalah seorang remaja yang menemukan fakta mayat manusia yang dijadikan alien sebagai makanan.

Namun berbagai diskusi dan penemuan ide cerita lainnya, termasuk terinspirasi dari novel karya Richard Matheson bertajuk I Am Legend, bermuara pada tiga cerita besar yang kemudian dikenal sebagai saga Night of the Living Dead (1968), Dawn of the Dead (1978), dan Day of the Dead (1985).

Night of the Living Dead (1968) sendiri mengisahkan upaya sekelompok manusia untuk bertahan hidup di tengah serangan mayat-mayat yang kembali hidup akibat radiasi dari insiden ledakan kapal luar angkasa di atmosfer usai kembali dari Venus.

Radiasi tersebut, entah bagaimana, membuat mayat-mayat di Amerika Serikat bangkit dari kubur dan menyerang manusia untuk disantap. Bukan hanya itu, manusia korban para makhluk jejadian itu bahkan juga menjadi mayat hidup.

Ditulis bersama Russo, Night of the Living Dead digarap langsung oleh Romero hanya dengan menggunakan set dan biaya yang amat terbatas.

Set hanya berupa studio, sebuah rumah dengan rubanah, serta lapangan rumput sebagai pemakaman, dan sejumlah properti lainnya seperti mobil, kursi, dan banyak papan kayu.

Variety menyebut biaya pembuatan Night of the Living Dead yang masih gambar monokrom itu amat sederhana, sekitar US$114 ribu.

Film Night of the Living Dead (1968)Biaya pembuatan Night of the Living Dead yang masih gambar monokrom itu amat sederhana, sekitar US$114 ribu. (dok. Image Ten/Living Dead Media via IMDb)

Namun ketika dirilis pada 1 Oktober 1968, film ini meledak di pasaran dan mampu menghasilkan box office sebesar US$30 juta, alias 263 kali lipat lebih besar dari bujet.

Film itu pun juga dipuji banyak kritikus. Laman Rotten Tomatoes mencatat, film itu mendapatkan rating sebesar 98 persen dari 67 ulasan. Mayoritas kritikus memuji eksekusi film ini dan ceritanya yang tak terduga, lengkap dengan adegan gore serta riasan mayat yang membuat jijik.

"Selama perjalanannya yang singkat dan penuh emosi, film ini melanggar begitu banyak tabu yang kuat - kanibalisme, inses, nekrofilia - sehingga membuat penonton pusing dan histeris," kata kritikus Dave Kehr yang kala itu menulis untuk Chicago Reader.

Night of the Living Dead jelas memiliki nasib yang berbeda dengan film zombi pertama di dunia, White Zombie (1932) yang dicaci para kritikus meski masih mendulang untung dari box office. White Zombie kala itu dibuat masih kental dengan kisah asli zombi yang merupakan folklor Haiti.

Night of the Living Dead yang 'merasionalkan' kisah zombi yang aslinya sarat akan mistis dan sulit masuk rasionalitas insan Hollywood, juga dianggap sebagai racikan yang pas untuk genre film baru bernama zombi.

Usai Night of the Living Dead, Romero sempat menggarap sejumlah film lainnya seperti There's Always Vanilla, Season of the Witch, dan The Crazies. Namun tak ada yang seheboh Night of the Living Dead.

LAS VEGAS - JUNE 18:  (US TABS AND HOLLYWOOD REPORTER OUT) Director George A. Romero laughs while speaking to guests after receiving a Vanguard Director Award during the final night of the CineVegas film festival at the Brenden Theatres at the Palms Casino Resort June 18, 2005 in Las Vegas. Romero held the world premiere of his film Usai Night of the Living Dead, George A. Romero sempat menggarap sejumlah film lainnya seperti There's Always Vanilla, Season of the Witch, dan The Crazies. Namun tak ada yang seheboh Night of the Living Dead. (Getty Images/AFP/Ethan Miller)

Ia pun kembali ke kumpulan mayat hidup melalui Dawn of the Dead dengan kisah yang tak jauh berbeda dengan Night of the Living Dead. Hanya saja kali ini, zombi tercipta dari pandemi aneh yang mendadak muncul dan membuat orang yang terinfeksi menjadi zombi.

Pandemi yang hanya berlangsung beberapa jam itu memaksa sekelompok orang untuk tetap bisa bertahan hidup terjebak dalam sebuah pusat perbelanjaan.

Berkat film berbujet setengah juta dolar pada 1978 itu, Romero kembali menuai kesuksesan dengan mengantongi box office mencapai US$55 juta. Ia pun melanjutkan kesuksesan 'bermain' dengan mayat hidup melalui Day of the Dead pada 1985.

Romero bukan hanya, secara tidak sadar, menciptakan dasar dari film zombi, namun juga dianggap memberikan inspirasi bahwa film dengan bujet rendah memungkinkan menghasilkan karya yang besar.

"Saya pertama kali melihat Night of the Living Dead ketika rilis pada 1968. Film itu memberi harapan kepada kami di sekolah film bahwa mungkin adanya untuk membuat film berbujet rendah dan menayangkannya di layar lebar," kata sutradara John Carpenter yang dikenal berkat film Halloween (1978), pada 2017.

Dikutip dari Variety, Carpenter menyebut bahwa Night of the Living Dead menjadi "awal dari horor modern". "Itu terinspirasi dari situasi [Perang] Vietnam, dan memiliki karakter pahlawan dari kulit gelap. Itu sungguh sesuatu yang baru, masih berlanjut juga. Kini pola seperti itu tak lagi mengejutkan,"

Film Dawn of the Dead (2004)Romero kembali ke kumpulan mayat hidup melalui Dawn of the Dead (1978) dengan kisah yang tak jauh berbeda dengan Night of the Living Dead.:(dok. Strike Entertainment/New Amsterdam Entertainment/Metropolitan Filmexport/Toho-Towa via IMDb)

Berkat karya-karyanya, George A Romero menjadi seorang legenda. Bukan hanya itu, ia pun disebut sebagai "bapak" dari para zombi dan mayat hidup. Pada 1999, Night of the Living Dead terpilih masuk dalam koleksi Perpustakaan Kongres dan disebut sebuah film yang berpengaruh baik secara budaya, sejarah, maupun estetika.

"Semua acara televisi dan film zombi yang kalian lihat hari ini adalah karena Romero. Dia memulai seluruh revolusi film horor," kata aktris Adrienne Frantz yang pernah bekerja sama dengan Romero untuk sebuah iklan gim Resident Evil 2, pada 2017, dikutip dari Variety.

Sementara itu, sutradara Rob Kuhns yang menggarap dokumenter bertajuk Birth of the Living Dead pada 2013 yang mengisahkan dampak budaya dari film Night of the Living Dead, menyebut keberadaan Romero adalah 'jaminan mutu' dari sebuah film.

"Keterlibatan Romero dalam sebuah film menjadi sebuah jaminan bagi pencinta horor," kata Kuhns. "Dulu, ketika kalian teringat zombi, akan teringat Romero. Keterlibatannya menjamin sejumlah orang untuk datang menonton film tersebut.

[Gambas:Youtube]



George A Romero meninggal dunia pada 16 Juli 2017 lalu di usia 77 tahun setelah berjuang lama melawan kanker paru-paru.

"Sineas legendaris George A. Romero meninggal dunia pada Minggu 16 Juli, mendengarkan musik The Quiet Man yang jadi salah satu film favoritnya sepanjang masa, dengan istrinya, Suzanne Desrocher Romero, dan putrinya, Tina Romero di sisinya," tulis pernyataan pihak keluarga kala itu, dikutip dari Variety.

"Dia meninggal dengan damai dalam tidurnya, setelah pertempuran singkat namun agresif dengan kanker paru-paru, dan meninggalkan keluarga yang penuh kasih, banyak teman, dan warisan pembuatan film yang telah bertahan, dan akan terus bertahan." lanjutnya.

(end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER