Sutradara film animasi Over the Moon, Glen Keane bisa dibilang sebagai salah satu animator berpengalaman di dunia. Ia bekerja sebagai animator di Walt Disney Animation Studio selama tahun 1974-2012. Kurang lebih 38 tahun ia menggeluti dunia animasi.
Setidaknya, animator asal Amerika Serikat ini terlibat dalam 25 film animasi ketika bekerja di Walt Disney Animation Studio. Beberapa yang paling dikenal adalah The Little Mermaid (1989), Aladdin (1992), dan Tarzan (1999).
Keane tidak benar-benar pensiun setelah keluar dari Walt Disney Animation Studio pada 2012 silam. Ia masih menjadi animator dan mulai menjadi sutradara dengan menyutradarai film animasi pendek, seperti Duet (2014) dan Dear Basketball (2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dear Basketball kemudian menjadi film yang membuat nama Keane lebih dikenal. Lewat film ini ia berhasil mendapat penghargaan Best Animated Short Film dalam ajang Academy Awards 2017 lalu.
Tentu pencapaian itu tidak diraih dengan mudah oleh Keane. Saat wawancara virtual eksklusif dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu, ia mengaku belajar banyak Walt Disney Animation Studio meski sudah tak bekerja di sana.
"Ketika saya mulai bekerja di animasi, saya mengira bahwa animasi adalah tentang gambar yang bergerak, dan dengan cepat saya sadar bahwa animasi tidak seperti itu. Animasi adalah tentang bagaimana membuat gambar yang menggerakkan penonton, yang menyentuh kalian," kata Keane.
![]() |
Ia melanjutkan, "Saya kerap mendengar bahwa ketulusan adalah kunci bagi Walt Disney Animation Studios, yang mana sebenarnya adalah percaya pada karakter. Percaya bahwa karakter itu nyata, percaya pada mereka."
Animator berusia 66 tahun ini mencontohkan dengan karakter Ariel dalam The Little Mermaid yang pernah ia buat. Ia selalu suka membuat karakter yang percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin, seperti Ariel.
Dalam film, Ariel dikisahkan sebagai putri duyung yang ingin menjadi manusia. Setelah melewati berbagai kejadian, ia bisa berjalan di daratan dan jatuh cinta dengan seorang pangeran. Menurut Keane hal itu sangat tidak mungkin, namun Ariel tetap berusaha.
Keane kemudian menanamkan semangat itu pada karakter utama film Over The Moon, Fei Fei yang dibuat berdasarkan legenda China. Fei Fei diceritakan sebagai gadis berusia 12 tahun yang percaya dengan legenda Dewi Bulan Chang'e yang tinggal di sisi gelap bulan.
Setelah merasa kesal karena tak ada orang yang percaya, ia memutuskan untuk membuat roket sendiri agar bisa terbang ke bulan. Hal ini tampak tidak mungkin, namun menjadi mungkin karena ia mengetahui matematika, fisika, dan sains yang bisa digunakan untuk membangun roket.
"Saya kagum dengan karakter itu. Bagi saya sangat penting untuk bisa sangat dekat dan berhubungan dengan karakter untuk menyutradarai film ini. Itu sangat penting," kata Keane.
"Saya merasa animasi adalah alat, karakter animasi, di mana kalian menghidupkan karakter, menggerakkan mereka dari dalam dan mengisahkan cerita," lanjutnya.
![]() |
Bukan hanya karena Keane, karakter Fei Fei juga menjadi 'hidup' lantaran campur tangan aktris Cathy Ang yang berperan sebagai pengisi suaranya. Bahkan Ang, yang berdarah China-Filipina, juga menyanyikan beberapa lagu sebagai Fei Fei.
"Sebuah kehormatan besar bisa berbagi warisan kebudayaan saya dan berharap seluruh dunia bisa menerima itu. Saya rasa orang yang melihat dirinya dalam film ini akan merasa diterima oleh seluruh dunia," kata Ang.
Perempuan yang berdomisili di New York, Amerika Serikat, ini tidak lupa memuji produser Peilin Chou dari Pearl Studio.
Ang menilai Chou adalah orang China yang sangat memahami budayanya dan bisa menyampaikan kepada orang lain dengan baik.
"Sudut pandangnya sangat membantu kamu untuk masuk ke dalam budaya. Fakta bahwa kami memiliki seorang yang sangat mengetahui China, bekerja sama dengan kami, membantu kami menceritakan kisah dengan cara yang benar," kata Ang.
Secara keseluruhan, Keane merasa senang dengan film Over The Moon sebagai debut penyutraan film animasi panjangnya. Dari sekian banyak adegan, ia paling menyukai adegan kisah cinta Chang'e dengan Houyi.
Kisah cinta itu diceritakan ketika Fei Fei yang masih kecil bertanya kepada ibunya tentang Chang'e. Kemudian gambar percakapan Fei Fei dengan ibunya itu beralih ke selendang yang memuat karakter Chang'e dan Houyi.
Dengan iringan musik bernuansa melankolis, gambar Chang'e dan Houyi bergerak dengan sangat cantik. Keane merasa momen itu sangat puitis dan ia sendiri mengerjakan adegan itu karena merasa memiliki hubungan dengannya.
Ketika ditanya mengapa memilih film yang dibuat berdasarkan legenda Asia sebagai debut penyutradaraan, Keane tertegun sejenak. Kemudian ia menjawab dengan lugas.
"Menurut saya ceritalah yang memilih saya. Saya merasa hal paling baik dalam hidup adalah pemberian, langsung dari Tuhan adalah yang paling baik. Kalian bekerja sekeras mungkin, tetapi saya tidak memprediksi hal paling baik (yang akan saya dapatkan)," kata Keane.