Festival Tari Semarang di Tengah Pandemi: Kami Masih Ada

CNN Indonesia
Rabu, 28 Okt 2020 00:00 WIB
Pemkot Semarang menggelar Festival Tari Semarang demi membantu para seniman di tengah pandemi Covid-19.
Festival tari Semarang di tengah pandemi Covid-19. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tak ingin kesenian budaya tradisional terkikis di masa pandemi virus corona (Covid-19), Pemerintah Kota Semarang menggelar Festival Tari Semarangan.

Meski dilakukan secara virtual tanpa penonton, gelaran Festival Tari Semarangan tampil atraktif dengan tata cahaya yang memukau.

Festival Tari Semarangan berlangsung pada Minggu (26/10) malam di Kampung Budaya Universitas Negeri Semarang (Unnes) Sekaran Semarang yang menjadi tempat unjuk seni dan budaya mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra Unnes.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara Festival Tari Semarangan yang bertema 'Kami Masih Ada' ini diikuti oleh 15 sanggar tari dan 5 sanggar karawitan, menampilkan 11 tari kreasi baru yang bertemakan Kota Semarang.

Sebut saja Tari Manggar Warak karya Sanggar Greget, Tari Putri Brintik karya Sanggar Mahendra, Tari Sekar Rinonce dari Sanggar Abil Studio dan Tari Laskar Tirang karya Sanggar Tanah Putih, dan Tari Santri Kridangga karya Sanggar Kusumawardhani.

Festival Tari Semarangan digelar Minggu (25/10) secara virtual tanpa penonton di Kampung Budaya Kampus Unnes Sekaran Semarang. Masyarakat dapat menikmatinya secara LIVE lewat YouTube.Festival Tari Semarangan digelar Minggu (25/10) secara virtual tanpa penonton di Kampung Budaya Kampus Unnes Sekaran Semarang. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)

Sebagai komitmen menjaga protokol kesehatan pencegahan Covid-19, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang sebagai penyelenggara menampilkan acara Festival Tari Semarang secara virtual.

Gelaran Tari Semarang tersebut disajikan melalui siaran langsung YouTube. Tanpa kehadiran penonton di tribune panggung, Tari Semarang masih bisa disaksikan melalui tayangan di internet.

"Acara ini bukti kami di Pemerintahan tidak berdiam diri saat pandemi. Kami tetap berikan ruang untuk para seniman tari untuk berekspresi melestarikan seni budaya tradisional," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Indriyasari saat melihat langsung jalannya acara.

"Makanya kami angkat Tagline 'Kami Masih Ada' yang berarti bahwa kami selaku institusi Pemerintah masih memperhatikan seniman dan budayawan serta seniman budayawan di Kota Semarang masih ada dan eksis meski dalam kondisi sulit karena pandemi," ia menambahkan.

Bantuan Bagi Seniman

Tak hanya ruang ekspresi, Pemkot Semarang juga memberikan bantuan tali asih kepada sanggar tari dan karawitan yang terlibat mengisi acara. Bantuan tali asih diberikan sebagai pendongkrak motivasi para seniman dan budayawan untuk tetap berkreasi.

"Kami ada sedikit bantuan tali asih. Tidak banyak, tapi yang penting perhatian kami untuk para seniman budayawan untuk terus berkreasi meski kondisi ekonomi sedang sulit", tambah Indriyasari.

Festival Tari Semarangan digelar Minggu (25/10) secara virtual tanpa penonton di Kampung Budaya Kampus Unnes Sekaran Semarang. Masyarakat dapat menikmatinya secara LIVE lewat YouTube.Festival Tari Semarang diikuti oleh 15 sanggar tari dan 5 sanggar karawitan, menampilkan 11 tari kreasi baru yang bertemakan Kota Semarang. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)

Garapan tata cahaya yang memukau membuat pengelola sanggar tari kian percaya diri. Terlebih, acara dipersiapkan secara matang sehingga semua pihak yang terlibat merasa terpuaskan.

"Panggungnya keren, lighting-nya memukau. Kalau tampil begini, kami jadi percaya diri dan beri yang terbaik. Pihak Disbudpar mempersiapkannya secara matang meski kondisinya begini, tak ada penonton", kata pengasuh Sanggar Greget Yoyok Priyambodo.

Rektor Unnes Fathur Rohman ikut antusias memberikan fasilitas tempat untuk gelaran Festival Tari Semarangan. Bahkan Fathur meminta agar gelaran tersebut terus dilakukan rutin dengan tetap di area Kampus Unnes.

"Kalau soal seni budaya, kami tidak pernah kompromi. Silakan bertempat di sini, bisa di Kampung Budaya dan bisa juga di Auditorium. Yang penting, saat ini wajib menggunakan protokol kesehatan," ujar Fathur.

(bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER