Pak Haji siap? Zidan siap? Bismillahirrahmanirrahim...
Penggalan kalimat di atas merupakan salah satu dialog ikonis Ustaz Addin dalam sinetron religi Lorong Waktu. Setelah mengucap kalimat tersebut, ia akan menekan tombol enter pada kibor komputer, Haji Husin dan Zidan pun akan masuk ke lorong waktu.
Mereka berdua akan mendarat di waktu dan ruang yang berbeda, bisa masa lalu atau masa depan. Yang pasti, mereka menjalankan misi yang selalu mengandung pesan moral. Sebagian generasi yang tumbuh pada awal dekade 2000-an tidak asing dengan Lorong Waktu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adalah Deddy Mizwar sosok di balik sinetron legendaris itu. Ia berperan sebagai prosuder, sutradara, sekaligus pemeran Haji Husin dalam sinetron yang mengudara selama enam musim dalam kurun waktu delapan tahun dari 1999 sampai 2006 ini.
Tanpa basa-basi Deddy menjelaskan Lorong Waktu terinspirasi peristiwa sejarah Islam, Isra Miraj. Pada peristiwa itu Nabi Muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah SWT untuk melakukan perjalanan dalam satu malam yang sulit dimengerti dengan logika.
Dalam Isra, Nabi Muhammad diberangkatkan dari Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa. Kemudian dalam Miraj, Nabi Muhammad dinaikkan ke langit Sidratulmuntaha bersama Malaikat Jibril untuk mendapat perintah salat lima waktu dari Allah.
![]() |
"Beberapa sahabat kala itu tidak percaya Nabi melakukan Isra Miraj. Sekarang sudah terbukti, enggak usah pakai bismillah dari Mekah ke Masjidil Aqsa naik pesawat supersonik enggak sampai lima menit," kata Deddy saat ditemui CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Melihat lebih dalam, Lorong Waktu bukanlah sekadar sinetron religi yang terinspirasi dari Isra Miraj, melainkan juga sinetron fiksi ilmiah. Bagaimana tidak? dalam Lorong Waktu terdapat teknologi yang memungkinkan seseorang melakukan perjalanan ruang dan waktu.
Bahkan, terdapat alat komunikasi yang canggih bak film Star Trek atau film fiksi ilmiah lain. Alat ini sering diperlihatkan ketika Ustaz Addin memberi arahan kepada Haji Husin dan Zidan, mereka berkomunikasi lewat jam tangan.
Perjalanan waktu dan kecanggihan teknologi itulah yang dimanfaatkan oleh Deddy dan penulis naskah Wahyu H. S. untuk membuat cerita yang 'liar', di mana mereka bisa berdakwah secara tidak langsung lewat berbagai adegan.
Misalnya ketika Ustaz Addin mengirim Haji Husin dan Zidan ke masa di mana Malin Kundang hidup.
Lihat juga:Memori Manis Sinetron Ramadan Lorong Waktu |
Malin Kundang sendiri merupakan cerita rakyat dari Sumatra Barat yang sangat terkenal, mengisahkan Malin Kundang yang durhaka pada ibunya ketika ia sudah sukses, alhasil ibunya sangat kesal hingga mengutuk Malin Kundang menjadi batu.
Lewat episode tersebut, Deddy bermaksud menyampaikan pesan bahwa seoran ibu jangan cepat menyumpah anaknya. Di sisi lain, seorang anak jangan durhaka kepada orang tua. Intinya, ia ingin megkritisi cerita rakyat yang sudah dikenal sejak dulu.
"Superman yang sudah tua juga ada. Ia tidak bisa menebak cuaca ketika terbang karena ozon sudah bolong. (Lorong Waktu) Bisa mengkritisi banyak hal. Jadi, sangat luas sesuatu yang ingin kami sampaikan," kata Deddy.