Jakarta, CNN Indonesia --
Ada banyak hal bermanfaat yang bisa Anda lakukan bersama anak di hari buku sedunia, salah satunya dengan membaca buku dongeng.
Membacakan buku, atau membaca buku bersama anak bisa meningkatkan minat baca anak. Mengenalkan buku sedini mungkin pada anak juga bisa membantunya terbiasa dengan buku. Selain itu, membaca buku dongeng bisa membantu mengenalkan emosi dan meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Melansir Healthline, membacakan cerita kepada anak bisa membantu meningkatkan kemampuan mendengarkan, meningkatkan kosakata anak, membuat anak lebih kreatif, dan bisa mengajarkan pesan moral yang didapat dari sebuah cerita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Psikolog Anak dan Remaja, Ratih Zulhaqqi juga mengatakan, membaca bersama baik dilakukan agar anak mengenal buku dan mempunyai minat membaca yang tinggi.
"Kalau kita mau meningkatkan minat baca pada anak, perkenalkan buku sedini mungkin pada anak-anak, lalu biasakan membaca sebagai rutinitas sehari-hari yang tidak terlewatkan," kata Ratih saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (23/4).
Berikut beberapa buku cerita yang bisa Anda baca bersama anak.
1. Na Willa: Serial Catatan Kemarin
Na Willa merupakan buku cerita anak yang ditulis oleh Reda Gaudiamo. Buku anak-anak ini juga cocok dibaca oleh orang dewasa karena mengandung pesan moral.
Kisahnya tentang keseharian seorang anak perempuan di Surabaya. Sekilas kisahnya terdengar biasa: Na Willa pergi ke pasar bersama Mak, Na Willa suka mendengarkan radio, dan mengejar kereta, meski selalu tertinggal. Namun dari setiap cerita si kecil Na Willa, Anda selalu bisa memetik sebuah pesan moral yang tidak terduga.
Kisahnya yang ringan dan berputar pada kehidupan sehari-hari bisa membuat Anda dan anak Anda menyadari pesan penting. Rutinitas yang mungkin biasa dilakukan memiliki banyak makna bagi Anda dan mungkin orang lain.
2. Kokokan Mencari Arumbawangi
Kokokan Mencari Arumbawangi merupakan sebuah dongeng karya Cyntha Hariadi. Berlatar kultur gadis Bali, dikisahkan dua tokoh kakak-adik, Kakaputu dan Arumbawangi. Kakaputu lahir dari rahim seorang ibu bernama Nanamama. Sementara Arumbawangi dibawa oleh serombongan burung kuntul putih atau kokokan.
Ketiganya hidup bahagia hingga datang seorang pengusaha ke tanah mereka. Ia hendak mendirikan hotel di sawah-sawah memilih Nanamama. Bagaimana Kakaputu dan Arumbawangi menghadapinya? Apa yang terjadi pada Nanamama?
Kisahnya menarik untuk Anda baca bersama si kecil. Buku ini juga bisa memupuk rasa keberanian anak.
3. Bella dan Balon Merah
Buku ini menceritakan kisah petualangan Bella mencari balon merahnya yang hilang. Dalam petualangannya tersebut Bella bertemu banyak orang, tak jarang, gadis kecil itu harus mengambil keputusan di waktu-waktu sulit.
Seperti saat ia bertemu keluarga beruang yang senang dengan balon merahnya. Haruskah Bella merelakan balon tersebut?
Membaca buku ini bisa mengenalkan anak pada rasa empati, emosi, bagaimana cara menyelesaikan masalah, dan bagaimana mengambil keputusan.
4. Cerita Rakyat: Pahit Lidah
Cerita rakyat Indonesia juga tak kalah menariknya untuk dibaca bersama anak Anda. Salah satu kisah yang bisa menjadi pilihan adalah kisah si Pahit Lidah.
Dikisahkan dari Sumatera Selatan, ialah Serunting, seorang pangeran yang sakti mandraguna. Namun ternyata ia masih kalah sakti jika dibandingkan dengan adik iparnya, Aria Tebing. Keduanya sering beradu kesaktian, namun Serunting selalu kalah, meski telah menggunakan trik licik.
Ia kemudian bersemedi dan mengasingkan diri untuk mendapatkan kekuatan agar bisa mengalahkan Aria Tebing. Setelah lama bersemedi ia mendapat kekuatan sakti. Namun kekuatannya itu juga punya efek samping, kini semua yang dikatakan Serunting akan menjadi kenyataan.
Karena terasing dari masyarakat di desanya, Serunting marah dan mengubah semua orang menjadi batu dan benda mati. Ia pun sadar bahwa akhirnya ia hanya hidup sendirian dan mencari jalan untuk menebus kesalahannya di masa lalu.
5. Cerita Rakyat: Suri Ikun dan Dua Burung
Suri Ikun dan merupakan kisah legenda dari Pulau Timor. Dikisahkan sebuah keluarga dengan 14 orang anak, 7 laki-laki dan 7 perempuan.
Hanya Suri Ikun, sang anak laki-laki ke-7 yang mandiri, rajin membantu orang tua, dan cerdik. Karena sifatnya itu, Suri Ikun menjadi anak kesayangan kedua orang tuanya, namun ke-6 kakak laki-lakinya iri pada Suri Ikun.
Suatu hari, ke-6 kakak laki-laki Suri Ikun menjebaknya di hutan agar tak kembali pulang ke rumah. Suri Ikun yang sendirian di hutan kemudian bertemu dengan dua burung yang sedang sakit. Karena merasa kasihan, Suri Ikun mengobati dua burung tersebut hingga sembuh. Suri Ikun juga mencarikan makanan untuk dua burung tersebut.
Karena kebaikannya, Suri Ikun dibantu dua burung tersebut keluar dari hutan. Suri Ikun juga dihadiahi istana oleh dua burung tersebut dan hidup sebagai pangeran. Meski sudah bergelar pangeran, Suri Ikun tak besar kepala. Ia tetap membantu rakyatnya berkebun dan beternak.
Membaca cerita rakyat ini bisa mengajarkan anak bahwa sifat iri hati tak membawa kebaikan dalam hidup.