Antasena pun berhasil menemukan Bima dan Pandawa lain dalam kondisi mati akibat disekap di dalam penjara besi yang ditenggelamkan di laut.
Berkat Cupu Madusena pusaka pemberian kakeknya, Antasena berhasil menghidupkan mereka kembali dan membunuh Ganggatrimuka. Setelah pertarungan itu, Antasena menikahi sepupunya yang bernama Janakawati yang tak lain adalah putri Arjuna.
Sosok Antasena tidak banyak ditulis dalam kitab Mahabharata karena ia merupakan tokoh ciptaan para pujangga Jawa. Tokoh ini dikenal berwatak polos dan lugu, namun teguh dalam pendirian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam berkomunikasi dengan orang sekitar, Antasena selalu memakai bahasa ngoko atau bahasa Jawa kasar kepada siapa pun. Hal ini membuatnya dianggap seperti orang yang tidak mengenal tata krama.
![]() |
Ia sering berbicara ceplas-ceplos, tidak memedulikan perasaan lawan bicaranya, dan sering pergi tanpa pernah pamit. Namun sifat tersebut membuat Antasena dianggap sebagai orang yang jujur dan tidak suka dengan basa-basi.
Dalam hal kesaktian, Antasena dikisahkan sebagai putra Bima yang paling sakti. Ia mampu terbang, masuk ke dalam bumi, hingga menyelam di lautan. Ia juga dikenal kebal dari segela macam senjata berkat kulitnya yang memiliki sisik seperti udang.
Antasena dikisahkan meninggal secara moksa bersama sepupunya, yaitu Wisanggeni putra Arjuna. Keduanya meninggal sebagai tumbal kemenangan para Pandawa menjelang meletusnya perang Baratayuda.
Kala itu, Antasena dan Wisanggeni menghadap Sanghyang Wenang, leluhur para dewa untuk berharap restu atas kemenangan Pandawa dalam menghadapi Korawa. Sanghyang Wenang mengatakan bahwa apabila mereka ikut berperang, justru akan membawa kekalahan untuk pihak Pandawa.
Wisanggeni dan Antasena pun memutuskan untuk tidak kembali ke dunia dan tinggal di kahyangan bersama Sanghyang Wenang.
Meski tidak terlibat dalam perang Baratayudha, pengorbanan Antasena akhirnya membawa kemenangan untuk Pandawa dan pasukannya dalam mengalahkan Kurawa.
Kini, nama Antasena dipakai oleh PT Pindad (Persero) sebagai nama salah satu kendaraan tempurnya. Tank Boat Antasena ini telah lolos menjalani serangkaian uji senjata dan jelajah laut. Tank Boat Antasena disebut mampu mengangkut kurang lebih 60 orang personel TNI AL.
"Uji coba diawali dengan Sea Trial dari dermaga Banyuwangi ke perairan Paiton, Jawa Timur. Tank Boat kemudian melaksanakan Firing Test menggunakan senjata utama kanon 30 mm di lapangan tembak TNI AL Paiton," dikutip dalam keterangan PT Pindad (Persero), Senin (24/5).
(nly/end)