Jakarta, CNN Indonesia --
Nama Sinead O'Connor seakan tidak pernah luput dari dunia hiburan sejak dikenal pada era 1980-an. Pada setiap era sejak saat itu setidaknya sesekali O'Connor menjadi perbincangan di media massa.
Kali ini ia mengumumkan pensiun dari kegiatan bermusik yang meliputi rekaman dan tur. Perempuan asal Irlandia ini juga mengatakan album mendatang bertajuk Veteran Dies Alone (NVDA) akan menjadi karyanya yang terakhir.
Keputusan O'Connor untuk pensiun dari bisnis musik ini terjadi ketika dirinya sudah berkarier kurang lebih 35 tahun sejak pertama kali aktif secara serius pada 1986.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menengok ke belakang, O'Connor mulai bermusik pada 1984 setelah bertemu dengan produser sekaligus komposer Colm Farrelly. Mereka mencari sejumlah musisi hingga akhirnya membentuk sebuah band bernama Ton Ton Macoute.
Penampilan O'Connor yang kala itu baru berusia 18 tahun mendapat respons positif. Ton Ton Macoute pun membawa O'Connor sebagai musisi yang diperhitungkan industri musik hingga akhirnya meneken kontrak dengan Ensign Records.
Perjalanan awal karier musik O'Connor terbilang sangat mulus. Kala itu ia mendapat manajer berpengalaman, yaitu Fachtna O'Ceallaigh yang sebelumnya memimpin label Mother Records yang menaungi U2.
Ia bahkan menulis lagu bertajuk Heroine bersama gitaris U2 David Howell Evans alias The Edge. Lagu tersebut ia garap untuk lagu tema film Captive (1986).
Nama O'Connor meroket setelah merilis album solo perdana bertajuk The Lion and the Cobra pada 1987. Album itu bahkan mendapat nominasi Best Female Rock Vocal Performance Grammy Awards 1989.
Kesuksesan rocker ini berlanjut pada dekade 1990-an, tepatnya setelah merilis album solo kedua bertajuk I Do Not Want What I Haven't Got (1990). Suaranya yang berkarakter dan lagu-lagu orisinalnya mendapat banyak pujian.
Kesuksesan album itu juga tidak lepas dari lagu Nothing Compares 2 U yang ditulis dan dibuat oleh mendiang Prince. Semakin lama bahkan lagu itu identik dengan O'Connor, bahkan sampai sekarang. Termasuk dengan video klipnya yang ikonis dengan kepala plontos.
[Gambas:Youtube]
Perjalanan lika-liku kehidupan Sinead O'Connor hingga memeluk Islam di halaman berikutnya...
Meski demikian, O'Connor mengaku jengah membawakan lagu yang berperan melambungkan namanya itu. Lewat akun Facebook pribadi pada 2015, ia mengatakan "OK, waktunya sudah tiba bagi saya untuk tidak lagi menyanyikan Nothing Compares 2 U."
"Peraturan pertama yang saya pelajari saat belajar jadi penyanyi adalah jangan pernah menyanyikan lagu yang kita tidak punya identitas emosi di dalamnya," kata O'Connor.
"Setelah 25 tahun dan sembilan bulanan saya menyanyikan lagu itu, kini saya merasa kehabisan bahan yang bisa membawa saya ke emosi untuk menyanyikan lagu itu." katanya waktu itu.
Lagu itu pada awalnya tercipta saat O'Connor dipenuhi emosi karena kematian ibunya. Kala itu ia mengaku menyanyikan Nothing Compares 2 U sekadar untuk menyenangkan hati orang.
O'Connor semakin aktif bermusik setelah I Do Not Want What I Haven't Got. Namun, kariernya sempat goyah pada 1999 setelah merilis album Am I Not Your Girl? (1992) dan Universal Mother (1994).
Pada 1999 ia mengalami masalah dalam hidup sehingga sempat melakukan percobaan bunuh diri. Beruntung ia berhasil melewati masa kelam itu dan kembali berkarya dengan merilis Faith and Courage (2000), Sean-Nós Nua (2002), Throw Down Your Arms (2005), dan Theology (2007).
O'Connor kembali menjadi sorotan media pada era 2010-an. Pada 2012 ia kembali melakukan percobaan bunuh diri dan menyatakan bakal bunuh diri pada 2015. Serangkaian masalah itu membuatnya dirawat di rumah sakit jiwa.
Pada 2016, O'Connor sempat dikabarkan hilang karena tak kembali ke rumah dan ditemukan oleh polisi sehari kemudian. Kemudian pada 2017, ia mengaku sakit jiwa lewat sebuah video.
Musisi yang kini berusia 54 tahun itu curhat soal penyakit kejiwaan yang ia derita. Ia terlihat menangis seraya bercerita ia telah dicampakkan keluarganya sendiri.
"Orang yang menderita penyakit kejiwaan adalah orang yang paling lemah di dunia ini. Anda harus memperhatikan kami. Kami tidak sama dengan orang-orang lain," kata O'Connor sambil terisak-isak kala itu.
Pemberitaan terkait O'Connor belum berhenti sampai di sana. Pada 2018 ia memutuskan pindah agama Islam serta mengenakan hijab. Bahkan mengganti nama menjadi Shuhada Sadaqat.
Dalam beberapa tahun terakhir, kehidupan pribadi O'Connor bisa dibilang lebih banyak terekspos daripada karier bermusiknya. Total 10 album solo yang ia rilis sejak 1987 seakan tertutup oleh kehidupan pribadi.