Jakarta, CNN Indonesia --
Sudah lebih dari satu abad genre musik tertentu dikaitkan dengan ilmu hitam atau bentuk persekutuan dengan setan. Mulai dari blues yang dinilai sebagai musik setan pada 1920-an, kemudian orang tua Elvis Presley yang menduga anaknya dirasuki kekuatan gelap pada dekade '50-an.
Musik juga diseret dalam kepanikan atas kultus setan alias satanic panic ketika kasus pembunuhan oleh kelompok Manson Family bikin geger Amerika Serikat pada dekade '60-an.
Otak dan 'imam' dari Manson Family, Charles Manson, mengklaim album White Album dari The Beatles terutama lagu Helter Skelter memiliki pesan bawah sadar yang mendorongnya menghasut perang antar ras.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum ditangkap dan diadili atas pembunuhan Sharon Tate dan La Bianca yang ikut memicu satanic panic, Manson kerap menggambarkan dirinya sebagai Second Coming of Christ. Dia juga memprediksi dirinya bersama para pengikutnya akan menguasai dunia setelah Helter Skelter selesai.
Dalam persidangan, Manson dan para pengikutnya mengatakan pembunuhan dilakukan untuk mempercepat perang tersebut.
Selain itu, pada 1984-1985, pembunuh berantai Richard Ramirez sempat meninggalkan topi bisbol AC/DC di salah satu TKP. Suasana makin riuh ketika tajuk berita "AC/DC Music Made Me Kill at 16" terbit dan banyak orang menduga AC/DC merupakan singkatan dari Anti-Christ/Devil's Child.
Lembaga nirlaba untuk musik, KEXP, mencatat situasi berubah drastis setelah Black Sabbath merilis album debut pada 1970 yang kemudian disebut jadi pionir genre heavy metal.
Lagu pertama album itu yang bertajuk Black Sabbath juga disebut mengingatkan pada The Exorcist (1973) dan The Omen (1976), terutama bagian lonceng dan hujan yang disertakan dalam lagu tersebut.
[Gambas:Youtube]
Setelah itu, semakin banyak band yang dikaitkan dengan hal-hal kultus dan satanisme. Led Zeppelin misalnya. Band itu dikaitkan dengan kultus sesat setelah sang gitaris, Jimmy Page, membeli rumah milik kultus Aleister Crowley.
Kemudian ada band KISS yang disebut memiliki kepanjangan nama Knight's in Satan's Service. Tak lupa Judas Priest yang harus berhubungan dengan persidangan untuk membela diri atas tudingan penyebaran pesan setan dalam album mereka.
Satanic panic memiliki banyak aspek, mulai dari tuduhan pelecehan seksual di tempat penitipan anak, permainan Dungeons & Dragons, hingga buku Michelle Remembers yang rilis pada 1980. Namun di dunia musik, genre heavy metal dianggap sebagai alat perekrutan untuk setan yang memikat anak-anak muda untuk masuk ke dalamnya.
'Dunia Setan'
Ada alasan mengapa Black Sabbath menjadi begitu dicap dengan dunia kegelapan. Gitaris Black Sabbath Anthony 'Tony' Frank Iommy mengatakan suasana gelap dan musik mereka diciptakan dengan latar belakang Perang Vietnam.
Kematian dan darah selalu ditampilkan dalam berita Perang Vietnam setiap hari, banyak laki-laki dikirim untuk menyaksikan bahkan melakukan pembantaian secara langsung.
"Kami berada di puncak Perang Vietnam dan di sisi lain ada era hippie. Jadi ada suasana malapetaka dan agresi," ujar Tony seperti dilansir laman resmi Black Sabbath.
 Black Sabbath. Dok. https://commons.wikimedia.org |
"Ini adalah dunia setan. Iblis telah lebih memegang kendali sekarang. Orang tidak bisa bersatu, tidak ada kesetaraan. Menempatkan diri Anda di atas orang lain adalah dosa. Namun, itu yang dilakukan orang-orang," ucap bassist Black Sabbath, Terence Michael Joseph "Geezer" Butler, kepada Rolling Stones pada 1971.
Dengan Butler menjadi penulis lirik utama dan Tony sebagai arsitek musik, Black Sabbath mengejar tema-tema seperti perang, kekacauan sosial, akhirat, serta konflik abadi antara kebaikan dan kejahatan.
Namun The Guardian menyebut, situasi musik metal dikaitkan dengan satanic panic tetap berlangsung hingga bertahun-tahun kemudian. Film Trick or Treat pun amat menonjol sejak dirilis pada 1986.
Film itu mengisahkan heavy metal rocker yang bernama Sammi Curr (Tony Fields) mati terbakar dalam ritual setan tiba-tiba bangkit karena penggemarnya memutar terbalik rekaman yang tak pernah dirilis. Ozzy Osbourne juga tampil sebagai kameo dalam film ini.
Narasi itu sebenarnya diambil dari kisah nyata...
lanjut ke sebelah..
Bahwasanya, terdapat pesan 'rahasia' dalam musik-musik tertentu yang baru bisa didengar bila dimainkan secara terbalik. Hal itu terlihat dalam Revolution 9 dari The Beatles yang diyakini berpesan "turn me on, dead man" kala diputar terbalik.
Kemudian, lagu Stairway to Heaven dari Led Zeppelin yang dituding memiliki pesan tersembunyi seperti "master satan", "serve me", dan "there's no escaping it" jika dimainkan dengan cara ganjil tersebut.
Namun pentolan Led Zeppelin, Robert Plant, membantah hal itu. "Siapa juga yang terpikir untuk melakukan hal itu. Kamu memiliki banyak waktu luang untuk mengira-ngira ada orang yang melakukan hal itu," ucapnya dalam wawancara bersama Rolling Stone.
Pada 1985, sebuah komite perempuan yang khawatir terhadap hal tersebut membentuk Parents Music Resource Center (PMRC) untuk melindungi anak-anak dari musik bertemakan kekerasan, penggunaan narkotika, seksual, dan kultus.
Mereka kemudian menyusun daftar Filthy Fifteen. Beberapa lagu yang masuk daftar itu karena alasan kultus adalah Into the Coven (Mercyful Fate) dan Possessed (Venom).
Vokalis Mercyful Fate, Kim Bendix Petersen atau King Diamond, menyadari kala itu bahwa begitu banyak masyarakat yang takut terhadap lagu rock dan metal. Namun ia menyinggung bahwa pada saat yang sama, masyarakat tak masalah dengan film horor dan setan.
"Saya tahu orang-orang suka merasakan sedikit ketakutan sehingga menyaksikan film horor. Orang-orang tidak menyukai lirik lagu kami karena menyebut iblis di dalamnya tapi mereka menonton Halloween," kata King Diamond.
"Jadi kenapa kalian tidak bisa menerima lirik kami? Anggap saja seperti kisah horor, itu saja," ucapnya dalam sebuah wawancara pada 1987.
[Gambas:Youtube]
Lil Nas X
Selama bertahun-tahun, satanic panic sudah jarang terdengar, namun hal itu bukan berarti benar-benar hilang. Beberapa bulan lalu, Lil Nas X memicu satanic panic secara online usai merilis lagu Montero (Call Me By Your Name).
Video musik lagu itu memicu kontroversi karena menggambarkan Lil Nas X yang terbuka sebagai gay sedang digoda di Taman Eden. Ia kemudian pergi ke bawah, dari surga ke neraka, kemudian twerking di pangkuan iblis.
Sehari setelah rilis video tersebut, Lis Nas X mengungkapkan tujuan dari pembuatan klip musiknya. Ia menyebut video itu sebagai ungkapan melawan homofobia.
Diberitakan ABC News, Lil Nas X menyebut ia memanfaatkan "seksualitasnya untuk merayu iblis dan melucuti kekuatannya sebagai kekuatan jahat". Ia juga digambarkan "membongkar takhta penghakiman dan hukuman yang telah membuat banyak dari kita tidak merangkul diri kita yang sebenarnya."
Kritik keras disampaikan banyak kalangan masyarakat, termasuk komunitas Kristen. Pendeta Harvest Praise and Worship Center di South Carolina, Mark Burns, mengatakan video musik itu membuatnya sangat jijik.
Mark Burns meyakini ada banyak cara lain meluapkan kekesalannya tersebut selain dari yang digambarkan dari video musik itu.
"Ada banyak cara untuk melakukan itu. Kamu bisa memilih cinta dan kebersamaan. Masih ada cara untuk berkomunikasi," ucap Mark Buns.
[Gambas:Youtube]
Terlebih lagi ketika mengetahui Lil Nas X telah merilis 'sepatu setan' sebanyak 666 pasang sebagai hasil kerja sama dengan MSCHF Product Studio Inc. Sepatu itu dipasarkan bersamaan dengan rilis lagu Call Me By Your Name.
Dari tampak visual, sepatu tersebut seperti hasil modifikasi Nike Air Max 97 lengkap dengan lambang khas Nike dan dilengkapi aksen pentagram perunggu serta ayat Alkitab yang merujuk pada kejatuhan Setan.
Sepatu itu juga ditambahkan dengan tetesan darah manusia yang dicampur dengan tinta merah di bagian midsole.
"Selama Lil Nas X masih mempromosikan apa yang kami anggap sebagai salah satu gambar merusak dalam budaya ini, setan dan pemujaan setan, dia berhak menyembah siapapun tapi kami juga berhak untuk tidak membeli produknya," kata Burns.
Mark Burns merupakan satu dari sejumlah tokoh politik dan agama yang mengkritik keras perilisan sepatu itu selain Gubernur Negara Bagian South Dakota, Kristi Noem.
Terpisah, Nike juga telah mengeluarkan pernyataan bahwa perusahaannya tidak terlibat dalam pembuatan sepatu modifikasi tersebut. Mereka juga sempat menggugat perusahaan itu atas pelanggaran merek dagang.
MSCHF kemudian resmi menarik peredaran sepatu setan Lil Nas X di pasaran pada April 2021.