Jakarta, CNN Indonesia --
Lagu Antara Anyer dan Jakarta tak bisa dilepaskan ketika membahas Oddie Agam. Lagu yang ia buat dan dipopulerkan penyanyi asal Malaysia, Sheila Majid, itu sukses dan hit pada masanya.
Dalam sebuah kesempatan, Oddie Agam mengatakan tak pernah menyangka lagu tersebut akan menjadi hit. Kolaborasi itu disebut hanya dari persahabatan Oddie dengan kakak Sheila saat menimba ilmu di Malaysia.
Oddie juga mengatakan saat itu sama sekali tidak mengenal Sheila Majid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Abangnya Sheila bilang, 'Aku punya adik lagi bikin album kedua. Ada lagu enggak, kamu kan pencipta lagu'," kata Oddie dalam sebuah acara televisi pada 2016.
"Saya pikir oke untuk teman, saya enggak memikirkan duit sama sekali. Saya kasih lagu itu ke Sheila karena abangnya teman dekat saya. Saya enggak menyangka, enggak ada pikiran itu bakal hit," tuturnya kala itu.
Hal serupa disampaikan Sheila Majid. Kala itu, ia hanya menyanyikan Antara Anyer dan Jakarta sebagai salah satu bagian dari album bertajuk Emosi. Album tersebut dirilis pada 1986.
"Agam yang membawa album emosi itu ke Indonesia," kata Sheila kepada Sarah Sechan saat menjelaskan awal mula kesuksesan Antara Anyer dan Jakarta di Indonesia.
Antara Anyer dan Jakarta merupakan lagu dengan kisah cinta tiga malam yang terjadi di pantai Anyer. Pada tiga malam itu, kisah cinta yang manis terasa lengkap dengan deburan ombak dan sinar rembulan di malam hari.
[Gambas:Instagram]
Keindahan lanskap pantai Anyer seakan menjadi perekat cinta sepasang kekasih itu. Sayang, kisah cinta mereka berakhir setelah itu karena sudah tidak lagi di Anyer, melainkan di Jakarta.
"Waktu saya dengar Antara Anyer dan Jakarta, wah lagu ini cukup cantik. Jadi, ada cerita di baliknya, tapi itu cerita Agam," kata Sheila sembari tertawa dan menepuk lengan Oddie yang ada di sebelahnya.
Kesuksesan Antara Anyer dan Jakarta tidak lepas dari musik yang Oddie racik. Lagu ini kaya akan aransemen yang dieksekusi dengan baik, seperti suara piano, gitar, drum dan sedikit alat musik tiup dipadu menjadi satu.
Lanjut ke sebelah...
Tak hanya itu, Oddie juga menuliskan kisah cinta menyedihkan lewat lirik yang puitis. Sehingga, lagu dengan pesan kesedihan itu pun dikemas begitu elegan, tidak terasa seperti lagu pop cengeng yang mendominasi industri 1980an.
Istilah pop cengeng sendiri muncul dari Menteri Penerangan Indonesia era Soeharto, Harmoko, untuk lagu pop bernuansa sendu. Ia sempat melarang melarang Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan Radio Republik Indonesia (RRI) untuk memutar lagu pop cengeng.
Lagu pop cengeng yang menjadi perhatian Harmoko adalah Hati Yang Luka (1987) yang dinyanyikan Betharia Sonatha. Lirik lagu tersebut bernada pasrah dan pesimis, didukung dengan musik bertempo pelan yang terasa sendu.
Pamor pop cengeng mulai luntur tergerus kemunculan lagu-lagu pop kreatif. Embrio musik pop kreatif sejatinya mulai muncul sejak era 1970-an, namun berkembang pesat sebagai alternatif musik pop cengeng pada dekade 1980an.
Sementara, posisi lagu Antara Anyer dan Jakarta berada di tengah-tengah. Lagu ini tidak terasa seperti pop cengeng. Tidak pula terasa seperti pop kreatif yang kala itu merujuk musik-musik Fariz RM dan Dodo Zakaria.
Posisi tersebut secara tidak sengaja membuat lagu Antara Anyer dan Jakarta bisa menjangkau pendengar dua pasar musik yang berbeda.
Pendengar musik pop cengeng masih bisa menikmati lagu ini karena kisah cinta yang sedih. Kemudian pendengar musik pop kreatif bisa menikmati karena aransemen kaya yang dieksekusi dengan baik.
Bahkan, ketenaran lagu Antara Anyer dan Jakarta masih bertahan sampai sekarang. Pada awal dekade 2000an, sejumlah radio masih memutar lagu itu dan sekarang lagu tersebut tersedia di sejumlah platform audio streaming.
Lirik akhir lagu Antara Anyer dan Jakarta berbunyi 'cinta yang sudah tiada lagi, tinggal memori membawa kembali'. Menandakan memori kisah cinta tiga malam tidak lekang oleh waktu.
Rasanya bagian lirik itu juga menggambarkan karya magis Oddie ini di dunia nyata. Antara Anyer dan Jakarta masih diingat sejumlah pecinta musik meski musisi yang memiliki nama asli Imran Madjid telah meninggal dunia.