ANALISIS

All of Us Are Dead dan Kelanjutan Tren Zombi Semenanjung Korea

CNN Indonesia
Kamis, 03 Feb 2022 20:00 WIB
All of Us Are Dead melanjutkan tren zombi Korea Selatan yang menarik perhatian penonton global dalam beberapa terakhir sejak kesuksesan Train to Busan.
All of Us Are Dead melanjutkan tren zombi Korea Selatan yang menarik perhatian penonton global dalam beberapa terakhir sejak kesuksesan Train to Busan. Foto: (Yang Hae-sung/Netflix)
Jakarta, CNN Indonesia --

Korea Selatan kembali sukses menarik perhatian pasar global lewat tayangan zombi terbarunya, All of Us Are Dead. Serial tersebut memperpanjang kesuksesan Korea Selatan dalam menyihir penonton usai film Train to Busan serta waralaba Kingdom.

Berdasarkan data internal Netflix, All of Us Are Dead langsung menduduki peringkat atas daftar Netflix Top 10 TV (non-English) di 91 negara usai tayang perdana pada 28 Januari 2022.

Drama yang dibintangi banyak artis-artis baru itu telah ditonton 124,79 juta jam yang menempatkannya di puncak daftar Top 10 di 29 negara, termasuk Korea Selatan, Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Prancis, Jerman, dan masih banyak lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesuksesan All of Us Are Dead merupakan hasil dari berbagai drama serta perjuangan banyak tayangan zombi Korea Selatan di saat penonton lokal dahulu lebih menggemari hantu atau karakter yang kerasukan.

Namun, Train to Busan (2016) mengubah itu semua. Film yang dibintangi Gong Yoo itu meledak, membius belasan juta penonton, dan menjadikan genre zombi bangkit dari kubur. Train to Busan menjadi titik balik film zombi dari Semenanjung Korea.

Selain cerita tentang asal usul virus zombi, film tersebut juga memikat penonton lewat zombi yang begitu aktif dan tak terhitung jumlahnya.

Seperti diberitakan Korea Herald beberapa waktu lalu, itu menjadi salah satu yang penonton lokal harap bisa saksikan, selain dari film blockbuster Hollywood, seperti World War Z (2013).

Kesuksesan itu kemudian diikuti dengan serial Kingdom (2019) yang memukau penonton lokal dan global, hingga kini dilanjutkan oleh All of Us Are Dead.

Ramuan Uji Coba Zombi Korea

Kisah zombi sejatinya bukan sesuatu yang baru dalam perfilman atau serial Korea Selatan. Berdasarkan Dewan Perfilman Korea, A Monstrous Corpse (1980) menjadi film zombi Korea yang pertama.

Sayangnya, film itu dianggap gagal karena tidak bisa menarik perhatian banyak penonton. Beberapa hal dinilai sebagai faktor kegagalan, salah satunya adalah tak adanya keterhubungan antara zombi dengan kisah tradisional Korea.

"Setelah itu, film zombi telah lama dianggap sebagai genre yang sulit untuk masuk ke dalam film Korea," tulis Dewan Perfilman Korea, pada 2018 lalu.

Kondisi tersebut membuat para kreator berusaha memadukan zombi dengan unsur-unsur lokal, seperti sutradara Kim Jee-won mengangkat kisah virus mendadak muncul dari sisa makanan yang berujung kemunculan zombi dalam saga Doomsday Book.

Kemudian, wabah yang dikombinasikan dengan genre komedi dalam The Neighbor Zombie. Namun, formula-formula tersebut belum berhasil mendatangkan banyak penonton.

Situasi tersebut membuat sutradara Yeon Sang-ho dan pihak studio memutuskan untuk menutupi identitas Train to Busan pada 2016 dan tidak menyebut zombi sama sekali ketika mempromosikan film tersebut.

"Kami dilarang menggunakan kata zombi saat promosi Train to Busan. Film-film zombi merupakan genre yang tak begitu digemari kala itu. Kata zombi sendiri bisa membuat orang malas untuk menonton bahkan sebelum film itu dirilis," kata Yeon Sang-ho.

Lanjut ke sebelah...

All of Us Are Dead dan Kelanjutan Tren Zombi Semenanjung Korea

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER