ANALISIS

All of Us Are Dead dan Kelanjutan Tren Zombi Semenanjung Korea

CNN Indonesia
Kamis, 03 Feb 2022 20:00 WIB
All of Us Are Dead melanjutkan tren zombi Korea Selatan yang menarik perhatian penonton global dalam beberapa terakhir sejak kesuksesan Train to Busan.
All of Us Are Dead melanjutkan tren zombi Korea Selatan yang menarik perhatian penonton global dalam beberapa terakhir sejak kesuksesan Train to Busan. Foto: (Yang Hae-sung/Netflix)

Film tersebut kemudian mencetak sejarah baru baik dalam unsur zombi bahkan industri perfilman Korea Selatan keseluruhan. Train to Busan menjual lebih dari 11,5 juta tiket dan membuatnya menjadi film terlaris di Korea Selatan pada 2016.

Train to Busan tertolong berkat mengombinasikan banyak hal, mulai dari taburan bintang yang sudah akrab di mata penonton, kisah cinta ala drama Korea, masalah sosial, hingga filosofi budaya Korea Selatan.

Taburan bintang di Train to Busan terbilang luar biasa, dengan pusat perhatian tertuju pada aktor Gong Yoo yang sebelumnya sudah memikat para pencinta drama Korea sejak Coffee Prince pada 2007. Kemudian ada Ahn So-hee yang sebelumnya dikenal sebagai anggota girlband Wonder Girls.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramuan Train to Busan kemudian coba diikuti Rampant yang mengisahkan wabah virus pengubah manusia jadi zombi menyerang Joseon. Bila Train to Busan mengangkat Gong Yoo, Rampant ada Hyun Bin sebagai magnet penonton.

Hasilnya, Rampant berhasil menjual lebih dari 1,5 juta tiket kala dirilis pada Oktober 2018.

Jejak yang serupa juga diikuti serial Kingdom di bawah naungan Netflix. Menggabungkan kisah kerajaan era Joseon dengan zombi 'modern', Kingdom lebih sukses dibanding Rampant dan menjadi salah satu serial original terlaris di Netflix.

Hingga kini ramuan zombi serupa juga digunakan All of Us Are Dead yang juga memberikan sudut pandang baru, yakni dari para remaja.

Momentum

Momentum juga menjadi salah satu hal yang membantu popularitas tayangan zombi Korea Selatan beberapa tahun terakhir.

Pada 2016, Train to Busan rilis ketika Korea Selatan baru bangkit usai menghadapi wabah Middle East Respiratory Syndrome alias MERS yang disebabkan oleh virus corona.

Kasus MERS di Korsel tercatat terjadi pada Mei hingga Juli 2015 dan menginfeksi sebanyak 186 kasus dengan korban jiwa sebanyak 36 orang yang tersebar di sejumlah lokasi.

Kondisi serupa juga terjadi ketika film #ALIVE dan Peninsula dirilis. Kedua film dirilis tahun ini, bertepatan dengan kemunculan pandemi Covid-19 akibat virus corona yang menyerang seluruh negara di dunia, termasuk Korea Selatan.

#ALIVE dan Peninsula diketahui tercatat berhasil menarik lebih dari 1 juta penonton begitu dirilis di bioskop.

Walau tidak bisa melampaui pendahulunya, Peninsula berhasil membawa lebih dari 2 juta penonton hanya dalam satu pekan di Korea Selatan. Berdasarkan box office Mojo, film tersebut mengumpulkan US$42,6 juta dari box office global.

Berdasarkan Rotten Tomatoes, skor tomatometer Peninsula juga tertinggal dari Train to Busan. Peninsula mendapakan 54 persen. Sedangkan Train to Busan meraih 94 persen.

Momentum serupa juga tak disia-siakan All of Us Are Dead yang rilis ketika dunia sedang menghadapi gelombang baru pandemi Covid-19 karena varian Omicron.

Tak hanya itu, serial tersebut juga dirilis ketika masyarakat global sedang memberikan perhatian khusus kepada tayangan Korea Selatan usai kesuksesan Squid Game pada 2021.

Terlepas dari berbagai faktor, tayangan zombi Korea Selatan kini tak lagi takut menghadapi penonton karena telah menemukan racikan yang tepat, berkat Train to Busan dan berbagai film-film sebelumnya. Zombi Korea Selatan pun kini seolah sudah memiliki basis penggemarnya tersendiri.

(chri)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER