Review Film: The Power of the Dog

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 11 Feb 2022 20:00 WIB
Review The Power of the Dog: Jane Campion mengajak penonton menyelami gejolak emosi dan psikologi empat karakter utama film nomine Best Picture Oscar 2022 ini.
Review The Power of the Dog: Jane Campion mengajak penonton menyelami gejolak emosi dan psikologi empat karakter utama film nomine Best Picture Oscar 2022 ini. (KIRSTY GRIFFIN/NETFLIX)
Jakarta, CNN Indonesia --

Artikel ini mengandung beberan/spoiler.


Menyaksikan The Power of the Dog seolah diundang masuk ke sebuah kelompok yang semuanya memiliki berbagai latar masalah psikologi dan tak tertangani dengan baik. Masing-masing dari mereka hanya memendam masalah mental tersebut yang kemudian memengaruhi perilaku dan sekelilingnya.

Sutradara Jane Campion menyajikan kisah intim atas empat karakter utama The Power of the Dog: Phil Burbank (Benedict Cumberbatch), Rose Gordon (Kristen Dunst), George Burbank (Jesse Plemons), dan Peter Gordon (Kodi Smit-McPhee).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alur cerita yang ditulis Campion berdasarkan novel underdog karya Thomas Savage rilisan 1967 ini juga sebenarnya terbilang sederhana. Campion membagi dengan jelas film ini menjadi beberapa babak yang memiliki fokus dan konflik yang berbeda-beda.

Pembagian ini mungkin terasa baru bagi sebagian penonton. Transisi yang secara gamblang antar babak ini membuat Campion seolah mengajak penonton siap meloncat antar cerita, sehingga tidak kaget dengan perubahan yang mungkin dirasakan.

Meski begitu, fokus Campion yang konsisten dari awal menyoroti emosi dan psikologi empat karakter The Power of the Dog menjadikan segala perubahan itu tidak menjadi soal.

Ditambah dengan penampilan prima dari keempat aktor, laju cerita The Power of the Dog yang sebenarnya terbilang lambat ini tidak menggoyahkan konsentrasi saya untuk tetap bertahan hingga akhir.

THE POWER OF THE DOG: BENEDICT CUMBERBATCH as PHIL BURBANK in THE POWER OF THE DOG. Cr. KIRSTY GRIFFIN/NETFLIX © 2021Review The Power of the Dog: film ini mengisahkan maskulinitas toksik dan dibawakan dengan gemilang oleh Benedict Cumberbatch. (KIRSTY GRIFFIN/NETFLIX/KIRSTY GRIFFIN/NETFLIX)

Justru, gejolak emosi yang intens semakin terasa sepertiga terakhir cerita dan membuat segala teka-teki tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam film ini terkuak satu demi satu.

Campion dengan halus mengisahkan maskulinitas toksik dan dibawakan dengan gemilang oleh Benedict Cumberbatch. Ketoksikan sikap Phil Burbank ini dibawakan dengan cara yang tidak berlebihan, natural, namun tetap sampai kepada penonton.

Phil Burbank menampilkan dampak dari stigma dan norma berbasis gender yang diterapkan pada seseorang. Segala penilaian dan standar tersebut bertentangan dengan perasaan di dalam dirinya dan membuat Phil menjadi sosok berhati dingin.

Padahal, Phil juga seorang manusia biasa. Dirinya mengalami kecemburuan ketika adik kesayangannya memilih menikah, sementara cinta sejatinya kepada seseorang terpisahkan oleh norma sosial dan kematian.

Tragisnya, ketika Phil menemukan kembali seseorang yang bisa melembutkan hatinya, ia menjadi korban dari dendam yang sebenarnya adalah buah dari perlakuan kasarnya sendiri. Ia kena karmanya sendiri.

Sementara itu, Kristen Dunst sebagai Rose juga tak kalah memukau. Ia tak perlu menampilkan kegilaan perempuan yang frustrasi dan stres secara berlebihan hanya untuk menunjukkan betapa toksik dan mencekik tekanan yang ia terima.

Dunst tak perlu teriak-teriak menggila atau berlaku sinting hanya untuk menunjukkan seberapa rusak mental Rose. Hal ini sama seperti bahwasanya orang yang memiliki masalah pada mental, seringkali tak terlihat secara kasat mata.

Review The Power of the Dog lanjut ke sebelah...

Review Film: The Power of the Dog

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER