Jakarta, CNN Indonesia --
Lengkingan vokal dan petikan gitar listrik Greta Van Fleet di album debut mereka, From the Fires (2017), seolah menggambarkan band asal Michigan, Amerika Serikat, itu lahir dari perapian masa kejayaan classic rock.
Band ini bagai campuran intisari dari semua musik blues, rock, dan folk, yang kemudian menjadi ciri khas band beranggotakan tiga bersaudara: Josh Kiszka, Jake Kiszka dan Sam Kiszka, serta teman mereka, Danny Wagner.
From the Fires (2017) hanya berisi delapan track. Namun lagu pertamanya saja yang bertajuk Safari Song sudah mampu memikat sang pendengar rock menggali lebih lanjut diskografi mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi bagi mereka yang gemar mendengar karya-karya Led Zeppelin, The Who, The Doors dan banyak musisi-musisi seangkatannya. Greta Van Fleet akan terasa begitu menjanjikan.
Vokalis utama Greta Van Fleet, Josh Kiszka, mengutarakan kepada LouderSound pada 2017 bahwa album pertama ini terinspirasi oleh memori-memori perjalanan camping dari masa kecil mereka.
"Itu mengingatkanku pada zaman kuno ketika orang-orang berkumpul di sekitar api dan saling bercerita dongeng yang penuh kebijaksanaan dan keberanian sebagai bentuk mewariskan sejarah manusia," ujar Kiszka.
Feel yang didapatkan dari konsep itu memang tercermin dari lagu-lagu seperti Edge of Darknes. Lagu itu menunjukkan kerinduan akan kedamaian dan rasa cinta yang mendalam pada bumi dan sesama manusia.
 Lewat debut album From the Fires, Greta Van Fleet menunjukkan keberadaan band tersebut lahir dari perapian masa kejayaan classic rock. (AFP/PATRICIA DE MELO MOREIRA) |
"All my brothers we stand, for the peace of the land is there meaning? I've got love in my heart for an army apart, I am bleeding."
Semua elemen-elemen musik, mulai dari bass line, melodi gitar listrik, dan suara Josh, mengantarkan pendengarnya ke ujung kegelapan dan mencari makna sejati dari kehidupan.
Atau seperti Highway Tune yang merupakan single lead dari debut mereka. Riff gitar awal hingga lengkingan Josh Kiszka serta getaran drum yang menggoncang earphone, menjadi keputusan tepat untuk mengenalkan band ini ke dunia.
Beberapa track dalam album ini mampu mengingatkan akan band-band lawas, seperti the Who, Led Zeppelin, dan AC/DC, seperti Black Smoke Rising, Highway Tune, dan Talk On The Street.
Terutama lagu Flower Power yang bersuasana kental era '70-an. Lagu ini bercita rasa folk rock zaman itu yang banyak menggunakan organ, sitar, dan musik psikedelik.
Review album From the Fires dari Greta Van Fleet lanjut ke sebelah..
[Gambas:Youtube]
Namun Flower Power juga mengingatkan era saat itu ketika lirik-lirik lagu populer biasa digunakan untuk menangkap gaya bahasa orang muda yang kegandrungan tren revolusi sosial alias para flower children.
"Turn to night, firelight, Star shines in her eyes, makes me feel like I'm alive. She's outta sight, yeah."
Album ini juga memuat dua lagu cover, yakni A Change is Gonna Come oleh penyanyi soul dan R&B '50-an, Sam Cooke, dan Meet On The Ledge yang diciptakan pada 1968 oleh band asal Inggris Fairport Convention.
Greta Van Fleet mampu mengubah lagu A Change is Gonna Come dari yang semula cenderung soul dengan biola dan terompet, menjadi lagu gospel rock yang menghanyutkan emosi.
Maka tidak heran, sensasi memutar mesin waktu akan muncul saat mendengarkan album ini, terutama ke era dekade '60-an dan '70-an saat classic rock adalah arus utama.
From the Fires layaknya surat cinta Greta Van Fleet untuk musisi-musisi yang membesarkan mereka dan menginspirasi mereka untuk terjun ke dunia musik.
Saat wawancara dengan Rolling Stones, Greta Van Fleet mengakui mulai menyukai musik rock, folk dan blues saat masuk SMA.
Namun mereka tidak mendengar musisi populer macam the Beatles, Led Zeppelin, AC/DC atau Queen, melainkan musisi-musisi dari masa transisi dari blues dan RnB ke rock.
"Ayah kami selalu memutar musik dari musisi-musisi seperti BB King, Freddy King, Albert King, hal-hal yang kita lihat jelas bertransisi menjadi rock and roll," kata Sam Kiszkas, pemain bass Greta Van Fleet.
[Gambas:Youtube]
"Ada musik fantastis di luar sana yang sangat tulus, baru, menarik, unik, ditulis dengan baik, masalahnya musik seperti itu tidak selalu diputar di radio ataupun pada format media besar," lanjutnya.
Greta Van Fleet jadi harapan mereka bisa melanjutkan evolusi rock and roll yang sempat berhenti di tengah jalan, tapi masih dapat ditemukan dan dikembangkan oleh generasi muda.
"Generasi kita perlu meneruskan tradisi generasi itu, mulai dari cara mereka memandang musik dan juga meneruskannya," kata Jake Kiszka, sang pemain gitar.
"Kita tidak bisa membiarkan itu hilang," tambah vokalis Josh Kiszka.
Kerja keras dan motivasi mereka tidak sia-sia, sebab From the Fires akhirnya memenangkan kategori Album Rock Terbaik pada ajang Grammy Awards 2019.