REVIEW ALBUM

From the Fires, Mesin Waktu Greta Van Fleet ke Era Jaya Classic Rock

Trisha Dantiani | CNN Indonesia
Selasa, 15 Mar 2022 18:59 WIB
Lewat debut album From the Fires, Greta Van Fleet menunjukkan keberadaan band tersebut lahir dari perapian masa kejayaan classic rock.
Lewat debut album From the Fires, Greta Van Fleet menunjukkan keberadaan band tersebut lahir dari perapian masa kejayaan classic rock. (AFP/SUZANNE CORDEIRO)
img-title Endro Priherdityo
4
Lewat debut album From the Fires, Greta Van Fleet menunjukkan keberadaan band tersebut lahir dari perapian masa kejayaan classic rock.
Jakarta, CNN Indonesia --

Lengkingan vokal dan petikan gitar listrik Greta Van Fleet di album debut mereka, From the Fires (2017), seolah menggambarkan band asal Michigan, Amerika Serikat, itu lahir dari perapian masa kejayaan classic rock.

Band ini bagai campuran intisari dari semua musik blues, rock, dan folk, yang kemudian menjadi ciri khas band beranggotakan tiga bersaudara: Josh Kiszka, Jake Kiszka dan Sam Kiszka, serta teman mereka, Danny Wagner.

From the Fires (2017) hanya berisi delapan track. Namun lagu pertamanya saja yang bertajuk Safari Song sudah mampu memikat sang pendengar rock menggali lebih lanjut diskografi mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi bagi mereka yang gemar mendengar karya-karya Led Zeppelin, The Who, The Doors dan banyak musisi-musisi seangkatannya. Greta Van Fleet akan terasa begitu menjanjikan.

Vokalis utama Greta Van Fleet, Josh Kiszka, mengutarakan kepada LouderSound pada 2017 bahwa album pertama ini terinspirasi oleh memori-memori perjalanan camping dari masa kecil mereka.

"Itu mengingatkanku pada zaman kuno ketika orang-orang berkumpul di sekitar api dan saling bercerita dongeng yang penuh kebijaksanaan dan keberanian sebagai bentuk mewariskan sejarah manusia," ujar Kiszka.

Feel yang didapatkan dari konsep itu memang tercermin dari lagu-lagu seperti Edge of Darknes. Lagu itu menunjukkan kerinduan akan kedamaian dan rasa cinta yang mendalam pada bumi dan sesama manusia.

Josh Kiszka from US rock band Greta Van Fleet performs on the second day of the 2019 Alive Festival in Oeiras in the outskirts of Lisbon on July 12, 2019. (Photo by PATRICIA DE MELO MOREIRA / AFP)Lewat debut album From the Fires, Greta Van Fleet menunjukkan keberadaan band tersebut lahir dari perapian masa kejayaan classic rock. (AFP/PATRICIA DE MELO MOREIRA)

"All my brothers we stand, for the peace of the land is there meaning? I've got love in my heart for an army apart, I am bleeding."

Semua elemen-elemen musik, mulai dari bass line, melodi gitar listrik, dan suara Josh, mengantarkan pendengarnya ke ujung kegelapan dan mencari makna sejati dari kehidupan.

Atau seperti Highway Tune yang merupakan single lead dari debut mereka. Riff gitar awal hingga lengkingan Josh Kiszka serta getaran drum yang menggoncang earphone, menjadi keputusan tepat untuk mengenalkan band ini ke dunia.

Beberapa track dalam album ini mampu mengingatkan akan band-band lawas, seperti the Who, Led Zeppelin, dan AC/DC, seperti Black Smoke Rising, Highway Tune, dan Talk On The Street.

Terutama lagu Flower Power yang bersuasana kental era '70-an. Lagu ini bercita rasa folk rock zaman itu yang banyak menggunakan organ, sitar, dan musik psikedelik.

Review album From the Fires dari Greta Van Fleet lanjut ke sebelah..

[Gambas:Youtube]



Review Album: From the Fires - Greta Van Fleet

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER