Rushdie tercatat mendapatkan 15 luka tikaman di leher, lengan, hingga mata. Bahkan disebut ia berpeluang buta akibat serangan yang diduga dilakukan oleh pria 24 tahun bernama Hadi Matar.
Matar diduga menyerang Rushdie dengan bergegas ke panggung saat novelis tersebut akan memberikan kuliah soal kebebasan berekspresi di Chautauqua Institution.
Jaksa Wilayah menilai penyerangan terhadap Salman Rushdie "sudah direncanakan" oleh Hadi Matar, terduga pelaku yang membuat penulis itu terluka serius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, jaksa Jason Schmidt menyebut dalam sidang dakwaan pada Sabtu (13/8) waktu setempat, Hadi Matar telah melakukan percobaan pembunuhan atas Salman Rushdie.
"Ini merupakan serangan yang sudah ditargetkan, tidak diprovokasi, dan sudah direncanakan," kata Schmidt, seperti diberitakan AP.
Jason Schmidt mengatakan Matar melakukan langkah-langkah dengan sengaja menempatkan dirinya dalam posisi untuk menyakiti Rushdie.
Langkah-langkah tersebut berupa memperoleh izin masuk ke acara tempat Rushdie akan memberikan kuliah, serta tiba lebih awal dengan membawa identitas palsu.
Sementara itu, pengacara Hadi Matar, Nathaniel Barone, juga membacakan pembelaan atas nama pria 24 tahun tersebut. Barone menilai bahwa pihak kepolisian terlalu lama dalam mengurus peradilan Matar sementara kliennya ditahan di "barak kantor polisi".
"Matar punya hak konstitusional dianggap tidak bersalah," kata Barone.
Barone menyebut bahwa kliennya sudah berkomunikasi secara terbuka dengannya dan akan mempelajari kliennya tersebut dalam beberapa pekan ke depan, termasuk situasi psikologi dan adiksi dari pria tersebut.
Namun pada Sabtu (13/8) waktu Amerika Serikat, Salman Rushdie disebut sudah bisa berbicara.