Jakarta, CNN Indonesia --
Lee Jun-ho (Kang Tae-oh) dalam drama Extraordinary Attorney Woo ditampilkan sebagai sosok green flag karena penuh kesabaran dan perhatian, terutama kepada Woo Young-yoo (Park Eun-bin).
Green flag merupakan istilah untuk mengindikasikan sebuah hubungan yang sehat terhadap sepasang kekasih. Istilah ini berbalikan dari red flag yang menjadi sinyal untuk hubungan toksik.
Sebagai love interest Young-woo dalam drama itu, Jun-ho selalu membela pasangannya ketika orang lain merendahkan pasangannya karena penyandang autisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lee Jun-ho Extraordinary Attorney Woo adalah satu contoh penggambaran "sempurna" laki-laki Korea dalam drama.
Beberapa contoh walking green flag lainnya, seperti Hong Du-sik (Kim Seon-ho), si laki-laki baik hati, ramah, dan serba bisa, kemudian Kang Tae-moo (Ahn Hyo-seop) dan Sekretaris Cha (Kim Min-kyu) Business Proposal, dan masih banyak lagi.
Jadi, tak mengherankan jika para penggemar budaya Korea jatuh hati pada karakter laki-laki yang digambarkan sempurna dalam suatu serial drama.
[Gambas:Video CNN]
Karakter-karakter itu cenderung digambarkan sebagai sosok cowok idaman yang baik hati, punya tampang jauh di atas rata-rata, dan tentu saja menjadi pujaan hati bagi lawan karakternya-yang biasanya perempuan.
Para penonton pun sudah bisa dipastikan bakal terpikat dan mengidamkan pacar yang memiliki sifat mirip dengan karakter idamannya.
Namun, mesti diingat sosok ideal ini sebenarnya fiksi. Pada kenyataannya, sosok laki-laki Korea Selatan tidak sesempurna yang digambarkan dalam drama.
Perusahaan asuransi Lina Korea dan klinik seksolog Korea melakukan survei terhadap sekitar 1.100 orang Korea berusia 20 tahun atau lebih.
Hasil survei pada 2016 itu, seperti dikutip dari The Korea Herald, menemukan 50,8 persen pria pernah berselingkuh dari pasangan sah mereka setidaknya sekali.
Angka ini timpang jauh dari perempuan. Hasil survei menunjukkan hanya 9,3 persen perempuan yang disurvei pernah melakukan hal yang sama.
Selain itu, 40 persen menyatakan transaksi seksual tidak termasuk bentuk perselingkuhan.
Lanjut ke sebelah...
Di sisi lain, gambaran laki-laki dengan segala permasalahan dalam hubungan pacaran hingga rumah tangga di dunia nyata sesungguhnya juga digambarkan dalam layar kaca bahkan layar lebar.
Beberapa contohnya adalah drama Our Blues dan film Kim Ji-young, Born 1982 yang menampilkan bentuk depresi seorang ibu rumah tangga. Tak bisa dilupakan pula The World of the Married yang menjadi fenomena ketika tayang pada 2020.
Drama yang membuat nama Han So-hee meroket tersebut menampilkan bentuk perselingkuhan bahkan kekerasan dalam rumah tangga yang banyak terjadi dalam hubungan di kehidupan nyata.
Selain perselingkuhan, kasus kekerasan dalam rumah tangga di Korea Selatan juga meningkat pada beberapa tahun terakhir.
Pada 2019, terdapat 11.075 laporan KDRT yang dilaporkan, lalu meningkat hingga 24.313 pada tahun berikutnya.
Laporan daring meliputi 2,6 persen dari total laporan yang masuk pada 2019. Angka itu naik menjadi 6,1 persen pada 2020, dan meningkat lagi menjadi 7,2 persen pada paruh pertama 2021.
Tidak hanya itu, tingkat perceraian di Korea Selatan pun juga terhitung tinggi. Terdapat 2,1 persen perceraian per 1.000 penduduk pada 2020 di Korea Selatan. Angka ini hanya selisih tipis dari tahun sebelumnya, yaitu 2,2 persen.
Sehingga, tidakkah hal ini berbanding terbalik dari sosok cowok idaman dalam banyak drama Korea?
Riset bertajuk The Korean Wave Hallyu in Looking at Escapism in Peruvian Society, Song No menyimpulkan para laki-laki idaman yang tampil dalam drama, yang diperankan aktor-aktor tampan, merupakan bentuk manifes para perempuan yang menginginkan laki-laki yang jauh lebih baik dari kenyataan.
Tokoh laki-laki dalam drama Korea menjadi sumber pelarian bagi para penonton untuk menghindari kehidupan nyata.
Hal tersebut tak mengejutkan bila mengingat budaya patriarki masih sangat kental di Korea Selatan.
Laki-laki fiksi memberikan harapan bahwa di luar sana terdapat laki-laki pintar, baik hati dan rupawan seperti yang ada di dalam drama favorit.
Itulah sebabnya dalam drama Korea, tokoh utama laki-laki diciptakan sedemikian sempurna. Seakan-akan mereka memang ditulis dengan tujuan utama sebagai proyeksi perempuan akan lelaki ideal mereka.
[Gambas:Photo CNN]