Pakar Kerajaan Inggris ini pun menilai sulitnya bagi kedua cucu Ratu Elizabeth ini berdamai adalah karena keduanya sama-sama memiliki sifat keras kepala.
"William bisa sangat keras kepala dan menyimpan dendam," kata Nicholl.
"Harry itu emosional dan pemarah, serta mereka berdua saling geram dan ada pemahaman yang kurang antara keduanya, ada kebencian di antara keduanya, serta ada kemarahan di antara keduanya yang belum bisa ditenangkan dan diselesaikan," pungkas dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangeran Harry dan Meghan Markle menikah pada Mei 2018 silam. Keduanya memutuskan mundur dari tugas mereka sebagai keluarga kerajaan dua tahun kemudian.
Setelah itu, hubungan antara pasangan tersebut dan keluarga kerajaan pun menjadi buruk.
Hubungan itu kemudian makin memburuk pada Maret 2021 kala dia dan Markle membuat pernyataan dalam wawancaranya bersama Oprah Winfrey.
Dalam wawancara itu, pasangan Pangeran dan Putri Sussex itu menuding ada anggota keluarga yang mempersoalkan warna kulit putra mereka Archie saat masih di kandungan.
Tak lama setelah itu, Pangeran William dengan tegas membantah bahwa bukan mereka yang mempermasalahkan hal tersebut. Ia menilai Kerajaan Inggris bukanlah keluarga yang rasis.
"Kami benar-benar bukan keluarga rasis," tegas Pangeran Wales itu.
Ratu Elizabeth II bahkan sempat dikabarkan sedih karena retaknya hubungan antara kedua cucunya itu. Ia bahkan mengeluarkan pernyataan bijaksana untuk meredam ketegangan tersebut dengan mengatakan bahwa "masalah yang diangkat, terutama mengenai ras, itu mengkhawatirkan."
Meski begitu, Ratu tak menyangkal soal tuduhan itu. Ia berujar dengan bijak bahwa "ingatan mungkin saja diingat dengan berbeda".
Sejak saat itu, kedua saudara kandung itu hanya bertemu sebentar di acara-acara penting, seperti pemakaman kakek mereka, Pangeran Philip.
William dan Harry hanya mengobrol usai acara kebaktian, serta saat hari peresmian patung Lady Diana yang bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-60.