Prosesi selanjutnya adalah kacar kucur atau tampa kaya sebagai simbol suami berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan nafkah kepada istri.
Selanjutnya adalah dulangan atau dhahar kalimah. Dalam adat Jawa Yogyakarta, pengantin pria memberikan sesuap nasi kuning kepada pengantin perempuan yang bermakna istri patuh kepada suami.
Kemudian tradisi berlanjut ke mapag besan atau upacara besan yang berarti menjemput besan sebelum diakhiri dengan sungkeman atau pangabektan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah akad nikah, Kaesang dan Erina akan bertolak ke Solo untuk prosesi ngunduh mantu serta resepsi atau tasyakuran.
Ngunduh mantu akan dimulai pada Minggu (11/12) pagi di Gedung Loji Gandrung Solo. Dalam acara ini, ngunduh mantu direncanakan akan menggunakan adat Jawa.
Setelah momen ngunduh mantu atau yang juga dikenal sebagai acara membawa pengantin perempuan ke lingkungan pengantin pria, akan diadakan acara kirab atau arak-arakan menuju lokasi tasyakuran di Pura Mangkunegaran.
Kirab ini akan memanfaatkan momen car free day (CFD) di kawasan Jalan Slamet Riyadi.
Dalam kirab ini pula, diagendakan ada 9-10 kereta kencana yang akan digunakan oleh pengantin dan keluarganya menuju Pura Mangkunegaran.
Dari atas kereta kencana ini, pengantin beserta keluarganya akan menyapa masyarakat yang hadir di sepanjang jalur.
Di sepanjang jalur sepanjang kurang lebih 1,8 kilometer itu pula, diagendakan ada 9 panggung untuk menghibur warga.
"Musisi dari masyarakat Solo lah, masak musisi gedongan terus. Musisi rakyat juga harus diangkat. Ini menjadi bagian bagaimana komunitas itu kita libatkan," kata Menteri BUMN, Erick Thohir.
Setelah pengantin dan keluarga tiba di Pura Mangkunegaran, acara tasyakuran sebagai acara pamungkas pernikahan Kaesang dan Erina akan dimulai.
Tasyakuran ini akan terdiri dari dua sesi, yakni pagi hingga siang dan sore hingga malam. Dalam sesi tasyakuran inilah, mempelai dan keluarga akan menyambut tamu undangan, baik dari kedua mempelai, besan, ataupun tamu kenegaraan.
- Kaesang dan Erina aalah pasangan pertama di luar keluarga Mangkunegaran yang mengadakan pesta di dalam Pura Mangkunegaran
- tamu dilarang memberikan sumbangan
- tak boleh ada batik motif parang lereng
- tak boleh ada upacara adat apapun di dalam Pura
- 2.188 polisi kawal tasyakuran
- ratusan andong, becak, bus, siap antar jemput tamu
- ada 3 tembang khusus dari grup karawitan ISI Surakarta
- undangan tasyakuran mencapai 6.000 orang