Amatan tersebut disetujui oleh Rani Larasaty selaku Program Director Radio Dangdut Kota FM di Surabaya. Sebagai salah satu wadah dangdut yang tersisa di Surabaya, sudah tak banyak lagi pentas koplo yang dapat ditemui oleh masyarakat luas.
"Kali ini saya setuju, bahwa di tahun 2022-2023 ini panggung koplo meredup di kota kelahirannya sendiri, dan justru besar di kota lain seperti Yogyakarta, Jakarta dan lainnya," kata Rani kepada CNNIndonesia.com.
Lihat Juga :![]() LIPUTAN KHUSUS Kenapa Jawa Timur Punya Banyak Biduan Koplo yang Tenar? |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merujuk pada jumlah event yang di-support oleh radio kami pun menurun. Tidak seramai tahun-tahun sebelumnya," sambungnya. "Surabaya Raya lebih banyak event konser musik dengan artis dari genre lain."
Di era saat ini, pertunjukan koplo hanya dapat ditemukan di rongga-rongga kota satelit seperti Gresik atau Mojokerto yang berjarak sangat jauh dari pusat kegiatan anak muda di Surabaya.
Selain itu, menurut Cak Sodiq, pentas koploan di tengah Surabaya umumnya digelar di Gelanggang Olah Raga (GOR) sebagai sarana untuk pesta rakyat yang digelar dengan bebas biaya.
"Di Gelora Tambaksari sih biasanya. Tapi selama pandemi ini memang belum ada lagi. Biasanya di GOR-GOR besar atau lapangan milik tentara kayak Kodam," kata Cak Sodiq.
![]() |
"Yang buat acara biasanya memang dari pihak berseragam, terus dibuat kayak pesta rakyat. Rata-rata sih gratis memang," imbuhnya.
Namun di tengah keredupan di tempat lahirnya, sisa-sisa produk koplo juga dapat ditemukan di sisi lain kota Surabaya.
Koplo hadir dengan versi lebih gemerlap lewat funkot, seakan mengulang masa lalu saat sub-genre dangdut ini baru lahir di diskotek dan klab malam bilangan Girilaya alias gang Dolly.
Amatan CNNIndonesia.com, keberadaan klab-klab malam tersebut juga tersembunyi di balik gedung-gedung tua.
Cak Sodiq, yang merupakan salah satu ikon dangdut koplo, menjadi saksi hidup bagaimana koplodi Surabaya kini merana meski di belahan lain Tanah Air musik ini bisa ditemukan di mana-mana.
Lihat Juga : |
Ironis memang. Padahal, Cak Sodiq dinilai sebagai Raja Koplo Indonesia.
Pria berambut gimbal itu tidak bisa bercerita banyak soal nasib kini koplo di Jawa Timur, selain mengenang masa lalu saat koplo sedang berjaya.
Namun, panggung dangdut koplo yang "meredup" di Surabaya ini tak ikut meredupkan semangat Cak Sodiq untuk terus berkarya.
"Enggak bolehlah kalah sama anak-anak muda," katanya terkekeh. "Kami harus tetap semangat. Aku juga (mesti) kreatif. Selalu berkarya dan selalu menciptakan."
(pra/vws)