Hingga akhirnya sosok Inul Daratista terendus dan koplo bertransformasi. Beredarnya penampilan menyihir Inul yang terekam dan tersebar lewat VCD ilegal, membuat sang penyanyi kemudian ditarik ke ibu kota dan mulai tampil di layar kaca.
Kehadiran Inul di layar kaca membuat pedangdut lain latah dan ingin mengikuti jejak sang biduan. Perkembangan koplo itu menjadi kenangan yang monumental bagi Cak Sodiq.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena Mbak Inul juga ya. Dulu kan dia terkenal dengan gaya ngebornya, terus yang lain ikut-ikutan ngebor. Ada yang joget gergajilah, dan lain-lain," kenang Cak Sodiq.
"Waktu itu memang tren. Jadi, mau enggak mau ya (yang lain) ikut-ikutan karena waktu itu koplonya Mbak Inul luar biasa memang," sambungnya.
Tidak hanya para biduannya. Orkes Melayu top di Surabaya Raya pun mengikuti pola bermusik Inul dan kawan-kawan. Ini yang kemudian jadi titik balik tersebarnya koplo di Jawa Timur pada saat itu.
![]() |
"Dari teman-teman musisi, tiap electone tunggal atau orkes yang lain, itu dikoploin banget. Terutama, kami sebagai orkes yang memang selalu dijuluki koplo: New Monata, New Pallapa, Sera. Itu bikin koplo semuanya. Mereka kan ikon-ikon Jawa Timur," jelas Cak Sodiq.
"Mau enggak mau ikon-ikon orkes Jawa Timur semuanya ikut-ikutan. Mau enggak mau alam ikut berbicara. Koplo mendunia," lanjutnya terkekeh bangga.
Meski demikian, dangdut koplo di Surabaya tampak meredup. Bahkan bisa dibilang hanya tersisa remah-remahnya saja.
Lihat Juga :![]() LIPUTAN KHUSUS Dua Sisi Koplo di Yogyakarta yang Memang Istimewa |
Nyatanya, tak banyak pertunjukan orkes dangdut maupun koplo di sana. Setidaknya selama setahun terakhir, panggung koplo yang dapat ditelusuri di Kota Pahlawan itu sepi penonton -- terlepas dari pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak manusia.
Selama itu, yang dapat ditelusuri hanyalah audisi adu bakat biduan koplo yang digagas oleh salah satu stasiun televisi nasional.
Helatan tersebut digelar di sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di pinggir timur Surabaya, berhimpitan dengan permukiman kampung kota padat penduduk: kondisi yang menggambarkan meredupnya koplo di kota kelahirannya sendiri.