Jakarta, CNN Indonesia --
Pesan Efek Rumah Kaca (ERK) dalam album Rimpang yang dirilis pada Januari 2023 lalu terpampang nyata dalam panggung megah yang digelar di Tennis Indoor GBK Jakarta, Kamis (27/7) malam.
Dalam album itu, ERK menampilkan Rimpang sebagai representasi proses bertumbuh sekaligus menjadi pembelajaran bahwa pilihan menjadi tidak sederhana bukan hal yang berbahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada, konser Rimpang yang digelar di malam sibuk Jakarta juga tidaklah sederhana. Mulai dari cara menggapainya, sajian panggung, setlist, hingga pesan-pesan ERK yang dikenal menyajikan relevansi penting dalam kondisi sosial dan politik terkini di Indonesia.
Ketidaksederhanaan pertama bisa dilihat dari bagaimana penonton harus berjuang melawan padatnya lalu-lintas kawasan Senayan di hari kerja, termasuk drama keruwetan menggapai lokasi konser. Tak sedikit keluh kesah di antara penonton berdendang sebelum masuk arena.
Agaknya penyelenggara lupa bahwa pengalaman menonton konser bukan cuma melihat kemegahan panggung dan kualitas suaranya semata. Kesan positif di awal amat diperlukan untuk melihat semua konser, termasuk ERK.
 Pesan Efek Rumah Kaca (ERK) dalam album Rimpang yang dirilis pada Januari 2023 lalu terpampang nyata dalam panggung megah yang digelar di Tennis Indoor GBK Jakarta, Kamis (27/7) malam. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim) |
Namun memang hanya mereka penggemar sejati ERK rela menempuh 'ketidaksederhanaan' di awal untuk melihat idolanya naik panggung. Setidaknya ada 3.000 orang berkhidmat melihat aksi manggung intim Cholil Mahmud cs.
Beruntung, visualisasi dan produksi panggung yang memanjakan mata langsung menjadi obat ampuh atas lelah dan kesal saya di awal.
Bergeming jadi pilihan track pertama ERK, sekaligus membuka set pertunjukan konser ini. Namun memang lick gitar ramai milik Cholil yang bertautan dengan dentuman bas Poppy di lagu ini belum terlalu familier di telinga kebanyakan penonton.
Heroik dan Ternak Digembala yang dibawakan selanjutnya pun masih bernasib serupa. Namun daya pikat ERK berangsur menyuar ketika ratusan penonton lain yang telat --karena kemacetan hari kerja Jakarta-- mulai memenuhi area festival.
Fun Kaya Fun yang dimulai dengan ketukan nakal dari drummer Akbar mulai menegaskan magis interaksi antar personel ERK dalam menyajikan karya-karyanya. Di nomor ini, penyanyi Suraa dikenalkan sebagai kolaborator pertama yang naik ke atas panggung.
Setelahnya, ERK membawakan nomor Tetaplah Terlelap dan Sondang yang cenderung pelan dan melenakan penonton. Visualisasi magis dan gerak penari latar terbingkai tirai raksasa karya desainer Rubi Roesli, membawa penonton makin masuk ke dalam perjalanan refleksi diri di set Rimpang.
[Gambas:Video CNN]
Klimaks pertama terjadi ketika lagu Bersemi Sekebun hadir di telinga. Rapalan tegas dari rapper Ucok alias Morgue Vanguard membangkitkan gairah penonton lewat sahutan pengingat tragedi di Indonesia.
Tragedi 1998, Kendeng, hingga Kanjuruhan menjadi motor para penonton mengepalkan tangan di udara, mengiringi nyanyian lirik Cholil yang terdengar merana.
Lepas lagu tersebut, lagu Rimpang, Manifesto, dan Kita Yang Purba dibawakan bergantian untuk menutup sesi pertama pertunjukan ERK semalam.
Lanjut ke sebelah...
Beberapa menit kemudian, keempat personel ERK kembali naik ke panggung utama untuk bersiap menuju sesi kedua yang mereka namai dengan Sesi Menjalar.
Pada sesi ini, ERK memilih membawakan nomor-nomor yang jauh lebih familier, seperti Seperti Rahim Ibu, Jatuh Cinta Biasa Saja, hingga Hujan Jangan Marah yang dibawakan bersama penyanyi muda Ghandie asal Surabaya.
Ketiga lagu itu menyajikan koor gemilang antara ERK dan penonton. Ini menjadi pengantar menuju momen mengharukan kala mantan bassist Adrian Yunan dituntun naik ke atas panggung.
Mantan pemain bas yang mengalami kebutaan parsial dan tak bisa melanjutkan kiprah di ERK itu datang untuk menyanyikan lagu Putih. Meski berdurasi nyaris 10 menit, penonton tampak tetap khidmat mengiringi Adrian menyanyikan dengan lirih nomor kelima album Sinestesia itu.
Dalam Sesi Menjalar, ERK menyisipkan nomor-nomor andalan dari album self-titled, Kamar Gelap, dan Sinestesia secara bergantian.
Sesi ini sekaligus membawa lebih banyak kolaborator yang bikin panggung penuh rona ERK makin ramai. Salah satunya, Anda Perdana yang membawakan lagu Desember dengan hangat dan jenaka.
 Review Konser Rimpang: Namun memang hanya mereka penggemar sejati ERK rela menempuh 'ketidaksederhanaan' di awal untuk melihat idolanya naik panggung. Setidaknya ada 3.000 orang berkhidmat melihat aksi manggung intim Cholil Mahmud cs. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim) |
Alih-alih menggunakan gitar akustik kebanggaan, salah satu pencipta lagu latar film Ada Apa Dengan Cinta? itu menggunakan gitar bas untuk mengawali nyanyian romansa musim hujan pada lagu tersebut.
Hal serupa juga terjadi kala solois R&B Sivia Azizah naik panggung membawakan Sebelah Mata. Kesan lirih dan tak berdaya dalam lagu ini mendadak digubah jadi dancy untuk mengakomodir gaya vokal Sivia yang penuh lekukan bertenaga.
Menjelang akhir set, nomor segala umat Cinta Melulu menjadi syahdu berkat kehadiran kelima personel The Adams yang bernyanyi tanpa instrumen mereka.
Refrain "lagu cinta melulu, kita memang benar-benar Melayu, suka yang sendu-sendu" disajikan dalam versi akapela oleh The Adams, sehingga mempertebal kesan mendayu dari lagu tersebut.
Di sisa Sesi Menjalar, sejumlah track andalan seperti Balerina, Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa, Di Udara, hingga Merdeka jelas memberikan kepuasan berharga bagi para penonton setia ERK.
Kenakalan Remaja di Era Informatika pun dipilih menjadi penutup yang bertenaga, meninggalkan kesan menyenangkan sebagai bekal pulang para pemirsa.
[Gambas:Photo CNN]
Selama nyaris tiga jam dalam dua sesi terpisah, ERK masih memberikan formula serupa yang selalu hadir dalam pertunjukan mereka: menuntun benak menuju daya jelajah yang berbeda.
Pengalaman itu diperkuat lewat sisi kolaboratif yang diperkaya, membuat peran antar seniman jadi begitu penting dalam penyajian sebuah karya.
Meskipun tatanan suara di konser Rimpang semalam tak begitu bertenaga, ERK berhasil menyuguhkan set yang menggambarkan album itu. Rimpang yang telah mengakar kuat kini makin menjalar dengan keterlibatan seniman lain melalui silangan karya tepat guna.