REVIEW ALBUM

Bertumbuh dan Mengakar Kuat Seperti Rimpang Milik Efek Rumah Kaca

far & Mohammad Farras Fauzi | CNN Indonesia
Senin, 30 Jan 2023 06:00 WIB
Album Rimpang milik Efek Rumah Kaca menggambarkan sebuah perjalanan personal soal proses bertumbuh dan mengakar kuat. Album Rimpang milik Efek Rumah Kaca menggambarkan sebuah perjalanan personal soal proses bertumbuh dan mengakar kuat. (dok. Efek Rumah Kaca)
Prabarini Kartika
4
Rimpang, sebuah perjalanan personal yang menggambarkan proses bertumbuh dan mengajarkan bahwa pilihan untuk menjadi tidak sederhana bukan hal yang berbahaya.
Jakarta, CNN Indonesia --

Mengubah haluan musikalitas bukanlah perkara yang baru-baru amat bagi setiap musisi maupun grup musik.

Sama halnya dengan Efek Rumah Kaca (ERK) yang memang gemar mengeksplorasi tatanan suara dan gubahan nada di setiap karya-karyanya.

Kala pertama mendengar kabar soal perilisan Rimpang, benak saya sudah berpikir bahwa telinga dan kepala pasti sudah cukup penat dan enggan untuk mendengarkan rilisan terbaru ERK dengan segera.

Pola yang sama sebenarnya sudah saya lakukan sejak Cholil--pemain gitar, vokalis, dan penulis lagu utama ERK--menciptakan alterego berupa Pandai Besi.

Hingga album Efek Rumah Kaca yang bertajuk Sinestesia (2015), sukar bagi diri saya untuk secara sengaja mendengarkan ERK dengan khidmat.

Tak jarang pula rasa heran hinggap di kepala: Mengapa banyak sekali penikmat musik yang mendadak khusyuk mampus ketika nomor Efek Rumah Kaca dimainkan di pemutar suara?

Mungkin memang kepala dan lambung sudah terlampau muak mendengar tembang Desember yang kerap dimainkan tanpa rencana di warung kopi langganan Anda.

Rasanya cukup sudah berkeluh kesah tentang kebanalan dan narasi klise dari "pencinta" karya ERK.

Saya pribadi selalu memercayai bahwa kejujuran ERK dalam menelurkan karya tak layak untuk terpatri "di situ-situ saja".

Sinisme dan skeptisisme saya sebelumnya memang sama sekali tak terbukti kala menyaksikan Cholil, Akbar, Poppie, dan gitaris baru Reza Ryan bermain musik secara sederhana di atas panggung. Magis.

Grup musik satu ini memang bukan hanya sekadar memainkan instrumen musik untuk mendapatkan atensi para pendengar dan penikmatnya ketika menyanyikan katalog musik mereka.

Toh, selain Reza yang memang seorang prodigy bergitar, rasanya semua personel ERK merupakan sosok yang biasa-biasa saja dalam memainkan alat musik-karena memang bukan itu yang mereka perlukan.

Publik mungkin dengan mudah mengenali kekuatan penulisan lirik dari Cholil Mahmud, yang memang selalu tajam, ramah, dan tepat guna. Tak ada perdebatan soal ini.

[Gambas:Video CNN]



ERK juga dikenal mengedepankan kesederhanaan di tiap aransemen mereka, tapi selalu tampil gemilang oleh daya magis mereka yang muncul entah dari mana.

Album Rimpang merangkum seluruh daya magis ERK itu. Selama nyaris dua dekade mengenal ERK, Rimpang adalah sebuah repertoar yang sangat pantas untuk mendesfinisikan ERK yang sesungguhnya.

Penetapan kata Rimpang sebagai judul album terbaru ini tentu tak sembarangan. Cholil dan kawan-kawan memilih untuk meminjam teori rhizoma milik Gilles Deleuze dan Felix Guattari sebagai gagasan utama di album mereka.

Lanjut ke sebelah...

Bertumbuh dan Mengakar Kuat Seperti Rimpang Milik Efek Rumah Kaca

BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER