Jakarta, CNN Indonesia --
Putri dan Femi tampak asyik melihat-lihat suasana bioskop baru yang diresmikan di dekat domisili mereka di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis (5/12). Bioskop itu adalah yang pertama hadir di wilayah berjarak 97 kilometer selatan Jakarta itu.
Meski kala itu rintik-rintik mengguyur Cibadak dan suasana bioskop Sam's Studio padat dengan wartawan juga tamu undangan, Putri dan Femi antusias menengok bioskop yang konon didedikasikan untuk menayangkan film Indonesia tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Senang banget," kata Putri dan Femi kompak, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.
"Bermanfaat ada bioskop di sini. Soalnya bioskop cuma ada satu dan itu di Kota Sukabumi," curhat Putri.
Kegembiraan Putri bisa dimaklumi. Perempuan yang berdomisili kawasan Selabinta, Sukabumi, dan penggemar film komedi tersebut kerap harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk bisa mencari hiburan pelepas penat kehidupan.
Putri mengaku pilihannya untuk mengakses bioskop hanya ada dua, satu di Kota Sukabumi yang berjarak sekitar 15 menitan berkendara. Sementara bila film yang dimau tak ada di Sukabumi atau tak mendapatkan tiket karena penuh, ia harus pindah kota yang berjarak bisa lebih dari 40 kilometer.
"Zaman dulu sebelum ada itu [bioskop di kota], kita semua pasti nontonnya keluar [wilayah]. Entah ke Bogor atau ke Bandung," cerita Putri yang diiyakan oleh Femi.
 Peresmian jaringan bioskop baru Sam's Studio di Cibadak, Sukabumi, Kamis (5/12). Peresmian dihadiri Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha; Utusan Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad; dan CEO RANS Entertainment, Nagita Slavina.(CNN Indonesia/Maria Casandra) |
"Nah Alhamdullilah sekarang sudah ada [bioskop]. Jadi, sangat-sangat terbantu. Orang Cibadak otomatis pasti nontonnya ke sini. Jadi [bioskop] yang di sana, yang di Sukabumi Kota, enggak begitu penuh," lanjutnya.
Kisah Putri dan Femi yang merasa perlu begitu jauh menjangkau hiburan seperti bioskop ini bukan cerita pertama. Sebaran bioskop di Indonesia yang belum merata sudah jadi masalah bertahun-tahun.
Sebaran yang belum merata tersebut juga sejalan dengan jumlah layar untuk film Indonesia yang dirasa masih kurang, setidaknya hal itulah yang dikeluhkan para sineas Indonesia kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon, pada November 2024.
[Gambas:Video CNN]
"Ini perlu ada suatu solusi supaya di dalam menyiarkan film-film Indonesia ini ada tempatnya dan bisa diakses dengan mudah oleh publik," kata Fadli Zon kala itu.
"Untuk penambahan layar akan seperti apa? Kami akan mencari jalannya, mungkin bekerja sama dengan pemerintah kabupaten, kota, atau pemerintah provinsi, dan juga tentu saja dengan korporasi," kata Fadli.
Hal itu juga didukung data Badan Perfilman Indonesia per Februari 2024. Menurut data tersebut, bioskop di Indonesia menyebar di 517 lokasi dengan total 2.145 layar, di 115 kabupaten dan kota di Indonesia.
Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik, Indonesia memiliki 349 kabupaten dan 91 kota. Dengan kata lain, setidaknya secara kasar, bioskop baru mengisi sepertiga dari kabupaten dan kota di Indonesia.
Besarnya peluang untuk perkembangan bioskop dan seiring dengan keluhan para sineas tersebut, rumah studio Mega Kreasi Film datang dengan merilis jaringan bioskop Sam's Studio.
Lanjut ke sebelah...
Namun untuk membedakan diri dari jaringan bioskop yang sebelumnya sudah eksis, mereka mendedikasikan diri hanya untuk menayangkan film Indonesia dan dibangun di kabupaten-kabupaten yang jauh dari metropolitan.
Sebagai permulaan, jaringan bioskop tersebut buka di 17 kabupaten di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, seperti Cibadak-Sukabumi, Lingkar Jalur-Sukabumi, Cianjur, Subang, Garut, Indramayu, Pemalang, Gombong, Pekalongan, Ungaran, Salatiga, Klaten, Solo, Nganjuk, Kediri, Pasuruan, dan Purworejo.
Menurut salah satu direktur Sam's Studio, Shalu T Mulani, belasan kabupaten tersebut dipilih setelah melalui riset yang lama. Selain itu, pihaknya juga menggandeng RANS Entertainment yang memboyong UMKM rekanannya.
"Minatnya karena di setiap kabupaten yang kecil-kecil itu, untuk entertainment [seperti] nonton atau apa pun itu memang entah terlalu jauh, atau enggak masuk dengan UMKM," kata Shalu.
Untuk tiket, pihak Shalu mematok harga sekitar Rp30 ribu. Selain itu, harga makanan dan minuman juga disesuaikan, seperti pop corn dijual mulai dari Rp10 ribu, atau menu seperti mi ayam yang jarang ditemui di jaringan bioskop besar di Indonesia. Seperti di bioskop di Cibadak tersebut, ada menu seperti bakso, siomay, dimsum, dan batagor.
Shalu mengatakan pihaknya terbuka untuk kolaborasi dengan UMKM daerah sekitar bioskopnya, walaupun saat ini UMKM dikoordinasikan oleh RANS Entertainment.
 Shalu Toni Mulani, produser Mega Kreasi Film sekaligus salah satu pimpinan jaringan bioskop Sam's Studio, saat ditemui di Sukabumi, Kamis (5/12). (CNN Indonesia/Maria Casandra) |
Meski jumlah kursi per studio bioskop ini berkapasitas lebih kecil dibanding bioskop di kota besar, tampilan serta kualitas suara juga layar yang ditawarkan terbilang sangat baik bila dibandingkan dengan harga tiketnya.
Shalu menyadari para pemain jaringan bioskop yang sudah ada pun saat ini juga mulai memperlebar diri ke daerah-daerah, keluar dari pasar kota besar yang sudah jenuh. Namun bagi Shalu, "setiap bisnis memiliki pasarnya sendiri".
"Kalau buat kita itu bukan maksudnya bersaing," kata Shalu. "Ibaratnya itu sama-sama maju, karena kalau setiap bioskop maju, entah kita atau bioskop-bioskop yang lain, perfilman Indonesia juga ikut maju,"
"Jadi, intinya kami itu memang hal tersebut. Kita perjuangkan film-film Indonesia," katanya.
[Gambas:Video CNN]
Tampaknya keinginan Shalu juga sejalan dengan keinginan dari Putri dan Femi yang terpukau dengan harga tiket, dan keberagaman menu makanan yang disediakan bioskop di daerah ini.
"Berterima kasih banget. Kalo bisa nanti di Cicurug diadain juga," kata Putri.
"Kalau bisa di kota lain juga ditambahin lagi, jangan di kabupaten saja," timpal Femi.
CNNIndonesia.com sudah berusaha meminta wawancara dengan Giring Ganesha selaku Wamen Kebudayaan dan Nagita Slavina selaku CEO RANS Entertainment yang juga terlibat dalam jaringan bioskop ini, tapi tak mendapatkan respons.