Namun untuk membedakan diri dari jaringan bioskop yang sebelumnya sudah eksis, mereka mendedikasikan diri hanya untuk menayangkan film Indonesia dan dibangun di kabupaten-kabupaten yang jauh dari metropolitan.
Sebagai permulaan, jaringan bioskop tersebut buka di 17 kabupaten di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, seperti Cibadak-Sukabumi, Lingkar Jalur-Sukabumi, Cianjur, Subang, Garut, Indramayu, Pemalang, Gombong, Pekalongan, Ungaran, Salatiga, Klaten, Solo, Nganjuk, Kediri, Pasuruan, dan Purworejo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut salah satu direktur Sam's Studio, Shalu T Mulani, belasan kabupaten tersebut dipilih setelah melalui riset yang lama. Selain itu, pihaknya juga menggandeng RANS Entertainment yang memboyong UMKM rekanannya.
"Minatnya karena di setiap kabupaten yang kecil-kecil itu, untuk entertainment [seperti] nonton atau apa pun itu memang entah terlalu jauh, atau enggak masuk dengan UMKM," kata Shalu.
Untuk tiket, pihak Shalu mematok harga sekitar Rp30 ribu. Selain itu, harga makanan dan minuman juga disesuaikan, seperti pop corn dijual mulai dari Rp10 ribu, atau menu seperti mi ayam yang jarang ditemui di jaringan bioskop besar di Indonesia. Seperti di bioskop di Cibadak tersebut, ada menu seperti bakso, siomay, dimsum, dan batagor.
Shalu mengatakan pihaknya terbuka untuk kolaborasi dengan UMKM daerah sekitar bioskopnya, walaupun saat ini UMKM dikoordinasikan oleh RANS Entertainment.
![]() |
Meski jumlah kursi per studio bioskop ini berkapasitas lebih kecil dibanding bioskop di kota besar, tampilan serta kualitas suara juga layar yang ditawarkan terbilang sangat baik bila dibandingkan dengan harga tiketnya.
Shalu menyadari para pemain jaringan bioskop yang sudah ada pun saat ini juga mulai memperlebar diri ke daerah-daerah, keluar dari pasar kota besar yang sudah jenuh. Namun bagi Shalu, "setiap bisnis memiliki pasarnya sendiri".
"Kalau buat kita itu bukan maksudnya bersaing," kata Shalu. "Ibaratnya itu sama-sama maju, karena kalau setiap bioskop maju, entah kita atau bioskop-bioskop yang lain, perfilman Indonesia juga ikut maju,"
"Jadi, intinya kami itu memang hal tersebut. Kita perjuangkan film-film Indonesia," katanya.
Tampaknya keinginan Shalu juga sejalan dengan keinginan dari Putri dan Femi yang terpukau dengan harga tiket, dan keberagaman menu makanan yang disediakan bioskop di daerah ini.
"Berterima kasih banget. Kalo bisa nanti di Cicurug diadain juga," kata Putri.
"Kalau bisa di kota lain juga ditambahin lagi, jangan di kabupaten saja," timpal Femi.
CNNIndonesia.com sudah berusaha meminta wawancara dengan Giring Ganesha selaku Wamen Kebudayaan dan Nagita Slavina selaku CEO RANS Entertainment yang juga terlibat dalam jaringan bioskop ini, tapi tak mendapatkan respons.
(end)