Mamaku Pengganti Papaku

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2015 17:23 WIB
Setelah papa meninggal, mama menjadi papa yang harus bertindak tegas dan juga harus menjadi seorang mama yang sabar. #KompetisiDearMom
Ilustrasi (Thinkstock/MIXA next)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mama adalah seorang ibu yang melahirkan saya. Sebagai seorang perempuan yang berusia sudah 21 tahun atau yang sudah beranjak dewasa saya lebih dekat dengan mama. Hal itu terjadi dikarenakan papa saya telah tiada saat saya berusia 12 tahun. Di usia tersebut saya dan adik laki-laki saya yang waktu berusia delapan tahun ditinggal selamanya oleh papa.

Saya masih mengingat dengan jelas saat papa saya sakit selama setahun, mama berperan sebagai istri yang setia menjaga suaminya saat sedang sakit juga menjadi ibu bagi kedua anaknya yang beranjak remaja. Jujur sebelum papa saya sakit, hidup kami dapat dikatakan berkecukupan, karena setiap tahun ajaran baru saya dan adik saya pasti akan membeli tas serta sepatu baru yang harganya lumayan mahal.

Papa saya tipe orang yang dapat dibilang untuk anak apa saja harus diberikan. Bahkan papa saya tidak mau membelikan barang seperti tas, baju atau pun sepatu di pasar ataupun pusat grosir dan sebagainya. Papa lebih memilih membahagiakan anak-anaknya dengan membelikan barang ke mall dengan barang yang mempunyai brand ternama.

Saya juga masih mengingat dengan jelas ketika papa saya meninggal saat saya baru sekitar dua bulan masuk SMP dan dua minggu menjelang Idul Fitri. Kadang saya berpikir, ternyata mama saya sangat hebat. Buktinya sampai sekarang dia tidak ingin mencari pengganti papa. Bahkan memutar otak agar dapat menafkahi kedua anaknya yang masih kecil. Sewaktu hidup papa saya tipe orang yang tidak ingin istrinya capek, papa lebih memilih mama untuk menjaga anaknya.

Namun saat papa meninggal, tugas mama menjadi berat. Bagaimana tidak? Mama menjadi papa yang di lain waktu harus bertindak tegas dan juga harus menjadi seorang mama yang harus sabar menjaga anaknya. Mama juga harus menafkahi kedua anaknya agar dapat makan dan melanjutkan sekolah. Tidak terhitung pekerjaan apa saja yang pernah mama coba. Mulai dari membuat kost-kostan di rumah (namun pernah ada penghuni kost yang kabur, atau penghuni yang mencuri), pernah menjadi tukang kredit baju atau barang, sampai pernah ditipu orang. Bahkan mama juga pernah menjaga anak saudara, yang seharusnya anak tersebut adalah cucu keponakan. Hal itu dilakukan mama agar dapat menafkahi kedua anaknya.

Setelah papa meninggal, mama mengajarkan saya agar kalau hidup harus bersyukur. Jujur, setelah papa meninggal memang banyak saudara yang dapat dibilang memberikan perhatian walaupun jarang. Seperti saat lebaran tiba, setelah papa meninggal ada saja saudara yang memberikan uang yang biasa dibilang ‘tanggokan’. Mama selalu mengajarkan kalau dapat uang jangan dihabiskan, kalau mau membeli barang, belilah barang yang diperlukan. Biasanya setelah lebaran saya pasti selalu membeli barang dengan uang yang diberikan saudara saya. Terhitung mulai dari alfalink, tas, sepatu, flash disk, serta jaket kupluk yang saya inginkan.

Hal yang saya banggakan dari mama, untuk masalah pendidikan mama selalu memilih yang terbaik. Terbukti saat saya masuk SMK Negeri di Jakarta Pusat. Di tahun 2010 masih ada sekolah yang berstatus RSBI, termasuk SMK saya itu. Ketika saudara saya menyuruh untuk jangan masuk SMK tersebut karena katanya mahal, namun mama berpikir bisa mencari beasiswa dan lain-lain. Kata mama, selagi saya mampu kenapa tidak dicoba. Jujur awalnya saya tidak ingin untuk masuk SMK, dikarenakan ada rasa gengsi. Tujuan mama menyuruh saya masuk SMK agar saat lulus saya dapat mencari pekerjaan dan membantu meringankan beban mama. Akhirnya saya pun mau masuk SMK dengan mengubur rasa ingin saya untuk masuk ke jenjang SMA.

Saya ingat ketika UTS semester satu, saya hampir tidak diperbolehkan mengikuti ujian dikarenakan belum membayar uang bulanan. Saya pun menelepon mama saya agar ke sekolah untuk membujuk guru saya. Saya juga ingat ketika mama sibuk mencari Yayasan Beasiswa Jakarta di Balai Kota. Hal itu dilakukan agar saya dapat menimba ilmu di sekolah. Syukurnya, saat saya kelas 12, sudah ada program wajib belajar 12 yang mengakibatkan saya tidak perlu membayar uang bulanan lagi di sekolah.

Saya tidak tahu hal ini rezeki saya atau bukan, namun saat kelas 12 saya mengikuti program SNMPTN dan memilih salah satu Universitas Negeri di Jakarta dengan mencoba mengikuti program bidikmisi. Alhamdulillah saya diterima di universitas tersebut. Saya ingat saat saya diterima di universitas tersebut, mama sangat senang.

Saat itu mama sampai menangis karena terharu. Bahkan sampai menelepon semua saudara dengan memberi tahu bahwa saya diterima di SNMPTN.

Terkadang saya berpikir jika dahulu saya masuk ke jenjang SMA, apakah saya dapat diterima di Universitas Negeri dengan jalur bidikmisi? Semua ini memang doa dari mama. Bahkan sampai tulisan ini dibuat, saya sedang menempuh kuliah di semester lima. Selama masa perkuliahan ini pasti banyak tugas, terkadang mama tak segan untuk menunggu saya dalam mengerjakan tugas. Bahkan mama mau mengantarkan saya untuk sekedar mencetak tugas. Pernah mama menemani saya jam 4 pagi mencari tukang print yang buka 24 jam.

Bagi saya mama adalah mama hebat yang ditinggal meninggal suaminya, namun dengan sabar dan tangguh merawat kedua anaknya hingga sekarang ini. Mama juga selalu memberi dorongan untuk sesuatu hal yang dinilainya positif, walaupun itu tidak berhubungan dengan akademik. Seperti waktu saya SMK, mama mendukung saya untuk mengikuti ekstrakurikuler KIR.

Mama adalah seseorang yang mengajari bahwa hidup itu harus disyukuri. Mama adalah seorang yang mengajari bahwa ketika kita mau dihormati orang, kita harus selalu hormat kepada orang tersebut. Mama juga mengajari bahwa walaupun berbicara dengan saudara namun dia merupakan orang yang lebih tua walaupun satu – dua tahun jangan memanggil ‘lo’ ataupun ‘gua’, harus tetap memanggil memakai aku dan kamu.

Perkataan yang sampai sekarang masih diucapkan mama, "Ketika kamu berhasil nanti, sering beramal, sering memberi kepada orang lain. Ingat dulu kamu juga sering dikasih sama orang lain, sering disantunin." (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER