Jakarta, CNN Indonesia -- Musim bunga di taman-taman indah akan membawa imajinasi pada ruang gembira. Bahasa bunga mampu memberi kesan cinta pada apapun pada siapapun di manapun.
Ada begitu banyak jenis bunga di luar bunga angan tentang kerinduan pada damai selalu ada bagi sesama. Ada burung galak selalu memberi peringatan kewaspadaan akan terjadinya perang batu antara semut, Tak terbayangkan jika semut bisa mengangkat batu, tak terbayangkan jika berjuta semut saling melempar batu sembunyi tangan.
Semut tak punya tangan semua tahu itukan? Namun imajinasi dapat merubah apapun menjadi segala sesuatu terajaib seperti kisah pada dongeng para peri pemberi kebaikan seperti diinginkan oleh Pinokio, ketika ia tak lagi berbohong maka jadilah dia anak manusia si tukang kayu dengan hidung sempurna tak lagi memanjang dengan sendirinya selalau ketika Pinokio berbohong.
Kisah Pinokio tak sekadar membawa pesan universal pada imaji dongeng tentangnya, sekaligus dapat memberi pencerahan bahwa kebohongan atau berbohong suatu hal tak boleh delakukan oleh siapapun, baik bagi dunia orang dewasa maupun dunia Anandaku ya..
Alangkah indahnya jika di dunia ini tak ada berbohong atau kebohongan pembawa imaji negatif bagi alam kehidupan menjadi si jahat, meski kebaikan masih banyak di surga tanah harapan bagi kupu-kupu pemberi cinta setiap hari kepada dunia lewat keindahan warna-warninya, menarik bagi Bunglon untuk memangsanya.
Hidup sebuah keindahan alami, namun jika tak berhati-hati menyeberangi sungai, di dalamnya ada Kuda Nil, meski lagi-lagi si Kancil cerdik dapat mengelabui Kuda Nil, jika para Kuda Nil mau berjejer menjadi jembatan agar Kancil si cerdik bisa menyeberangi sungai, Kancil berjanji akan menyerahkan sebagian tubuhnya untuk di mangsa Kuda Nil.
Kecerdikan Kancil membuat para Kuda Nil terpikat, berjajarlah mereka bersedia menjadi jembatan penyeberangan bagi Kancil si cerdik. Menyeberanglah Kancil dengan hati dag dig dug, khawatir tipu muslihatnya tercium oleh para Kuda Nil, untuk mayakinkan para Kuda Nil, Kancil si cerdik menyeberang dengan santai tak tergesa-gesa menahan galau perasaannya, meski tersenyum telah berhasil mengelabui Kuda Nil, marah dong Kuda Nil, Kancil si cerdik telah menikmati kemenangannya.
Berikanlah nurani indah bagi sesama di manapun, sebab alam kadang gemar menguji siapapun makhluk hidup itu. Jangan dengarkan suara negatif di manapun selalu hadir menggoda bagai peri cantik indah gemerlap, kadang menggoda dikau sewaktu-waktu agar dikau tak mengerjakan tugas sekolahmu.
Waspada! Jika perasaan negatif itu membujuk dikau untuk menjadi pemalas. Segera katakan pada perasaan negatif itu bahwa dikau ada dan lahir atas kehendak berkat hukum Ilahiah, melalui rahim Bunda dari kasih sayang Ayah, untuk memberi cahaya kebaikan bagi sesama, sebab hidup hanya ada kebaikan di kebenaran. Salam Indonesia Indah.
(ded/ded)