Puisi: Tikus dan Semut

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Sabtu, 26 Nov 2016 08:45 WIB
Puluhan Gajah, ditembak mati senjata pembalak, kata Semut. Tidak apa-apa. Masih ada Kerbau, kata Tikus
Foto: Jake Esselstyn/Louisiana State University.
Jakarta, CNN Indonesia -- Syahdan sebuah puisi tanya jawab ditulis oleh Tikus dan Semut
Di waktu antara mimpi nan indah dari kitab dongeng para daun
Manuskrip purba di batu-batu dinding-dinding zaman berlari
Ketika keajaiban dalam kisah-kisah menulis imaji mimpi-mimpi

Puluhan Gajah, ditembak mati senjata pembalak, kata Semut
Tidak apa-apa. Masih ada Kerbau, kata Tikus
Jutaan Kelinci, ditembak mati oleh senjata pemburu, kata Semut
Tidak apa-apa. Masih ada Unta, kata Tikus

Ribuan Beruang saling membunuh, kata Semut
Tidak apa-apa. Masih ada Jerapah, kata Tikus
Jutaan harimau saling membunuh, kata Semut
Tidak apa-apa. Masih ada Ular, kata Tikus.

Ribuan Serigala saling membunuh, kata Semut
Oh! Tidak apa-apa. Masih ada Belalang, kata Tikus.
Jutaan anjing saling membunuh, kata Semut
Ops? Tidak apa-apa. Masih ada Domba, kata semut.

Wahai! Tikus. Jikalau semua berperang, saling membunuh? Kata Semut
Saling memangsa. Semua makhluk mati? Biarin. Kata Tikus
Penghuni planet bumi kosong. Bagaimana? Kata Semut
Wow! Tidak apa-apa, terpenting aku tetap beruntung, kata Tikus

Beruntung? Kata Semut terheran-heran
Termasuk manusia juga punah? Kata Semut tegas
Oh! Tidak apa-apa. Manusia cenderung merugikan, kata Tikus
Tenang saja, tidak ada manusia, akar pun jadi, kata Tikus

Dasar Tikus maunya mengerat keuntungan untukmu saja
Kau tak memikirkan nasibku, tak ada manusia tak ada gula, kata Semut
Biarin. Aku diciptakan memang menjadi si pengerat, kata Tikus
Tapi aku tetap punya cita-cita ingin menjadi kartun tikus seperti Jerry (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER