Belajar Melestarikan Batik Pemalang lewat Sosok Ibu Rum

Pernita Hestin | CNN Indonesia
Jumat, 23 Des 2016 13:23 WIB
Batik Pemalang mungkin masih asing di telinga kalian. Berikut ini kisah seorang Ibu yang tak menyerah untuk melestarikan batik asli Pemalang yang langka itu.
Ilustrasi membatik. (CNN Indonesia/ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Batik Pemalang mungkin masih asing di telinga kalian. Biasanya, yang lebih akrab di telinga adalah batik Pekalongan, batik Solo, atau Cirebon. Tapi batik Pemalang sendiri sebetulnya punya ciri khas tersendiri, karena warnanya yang tak ada di daerah lain, yaitu warna sogan pemalangan.

Salah satu pengrajin batik Pemalang yang terus bersemangat melestarikan kebudayaan itu adalah Ibu Romjanah. Dia ini tinggal di daerah Cibelok, Kabupaten Pemalang. Untuk mencapai tempat ini kamu butuh perjalanan sekitar 2 jam dari kota Pemalang, Jawa Tengah.

Ibu Rum, begitu dia akrab dipanggil, tinggal dan mengembangkan batik Pemalang di sebuah rumah sederhana dengan sebuah papan reklame bertuliskan “Batik Tulis Arum Cempaka”. Waktu saya ke sana, beberapa waktu lalu, saya melihat alat-alat membatik di rumah itu, berikut kain-kain batik yang dijemur.

O iya, Desa Cibelok ini terletak di Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Ini adalah sentra kerajinan batik di Pemalang. Di sana terdapat industri batik rumahan yang masih aktif melestarikan batik Pemalang hingga hari ini. Ya termasuk rumah batiknya Ibu Rum tadi.

Saat saya menemuinya, Ibu Rum sedang menjemur kain batik. Perbincangan pun sampai ke soal batik Pemalang yang ternyata punya warna khas, yaitu warna sogan pemalangan.

“Warna khas Pemalang ya yang klasik seperti itu, warnanya gelap. Bukan seperti batik-batik sekarang yang banyak berwarna mencolok dan terang,“ kata Bu Rum sambil menunjuk batik yang sedang dijemurnya.

Ibu Rum lahir 62 tahun yang lalu, tepat 31 Oktober 1954. Sejak kecil beliau sudah mengenal batik. Sebelum sekolah, sekitar tahun 60-an, neneknya menurunkan ilmu membatik padanya.

Keluarga Bu Rum memang keluarga pembatik tulis. Orangtuanya juga membatik seperti kakek dan neneknya.

Untuk melestarikan batik itu, Bu Rum mendirikan Batik Tulis Arum Cempaka. Beralamat di Jalan Kapten Piere Tendean, Gang Sidomukti.4 rt.04/rw01, Sarwodadi, Cibelok,Taman, Pemalang. Bu Rum yang hanya lulusan Sekolah Rakyat di Jebed, Taman Pemalang, ini ternyata mampu membesarkan industri batik tulis rumahannya ini.

Pada tahun 2009 lalu, ia mengikuti pameran dan workshop batik se-Jawa Tengah di Gedung Grahadika Batik Praja, Semarang. Selain itu dalam meningkatkan kualitas batiknya pun, beliau mengikuti pembinaan baik dari pemerintahan kabupaten Pemalang maupun dari luar kota.

Pada tahun 2010 lalu ia mendapat penghargaan dalam acara pembinaan Inacraft (International Handicraft Trade Fair), di Jakarta. Selain mengikuti pembinaan pun, ia kerap diminta Bupati Pemalang untuk memberikan binaan atau sekolah batik untuk warga Pemalang.

Wanita yang mempunyai sembilan anak dari buah cintanya dengan sang suami, Nurjairi, juga mewariskan ilmu membatik pada anak-anaknya. Kini, Rumah Batik Arum Cempaka pun dikelola oleh salah satu anaknya, yaitu Siti Masrotin atau yang biasa dikenal dengan nama Atin.  

Batik tulis Arum Cempaka, yang dijual lebih dari 200 ribu setiap kainnya, ini banyak penggemarnya. Banyak pesanan yang dibuat untuk pelanggan dari luar Pemalang.

Di Pemalang sendiri pun, batik buatan keluarga Bu Rum banyak dipesan instansi pemerintah dan berbagai sekolah. Saat berkunjung ke sana, ia tengah mengerjakan pesanan batik dari Jakarta.

Pada akhir perbincangan kami, Bu Rum menuturkan harapannya bagi generasi muda khususnya anak Pemalang, agar anak muda mau melestarikan budaya lokal milik daerah sendiri, khususnya untuk melestarikan batik Pemalangan yang saat ini sudah sangat jarang ditemui.

”Banyak sekarang yang lebih kenal dengan batik daerah lain, dibanding batik asli daerahnya sendiri, Pemalang. Banyak yang lebih suka dengan corak dan warna-warna yang cerah, karena harganya juga yang lebih terjangkau,“ tuturnya. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER