Memoar Kunang-kunang

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Rabu, 28 Des 2016 15:04 WIB
Menyaksikan cinta disebarkan para malaikat menjadi kunang-kunang semua pintu langit terbuka bagi siapapun.
Foto: Pixabay/DGlodowska
Jakarta, CNN Indonesia -- Kisah sebuah catatan perjalanan cinta tak mencari jawab di semua sungai menuju muaranya, ketika hutan baru saja menyatakan waktu akan memberi hujan. Sedikit saja. Menghela nafas pada zikir di antara takbir pesona Ilahiah. Takkan lari ke lain hati. Jika komitmen dimiliki semua zat hidup.

Sungai memberi arti pada muara, seterusnya muara memberi arti pusaran hulu ke hilir, seterusnya lautan memberi arti pada langit, seterusnya langit memberi arti pada hujan, seterusnya hujan memberi arti pada cinta.

Seterusnya cinta memberi arti pada tanah, seterusnya tanah memberi arti pada jasad renik, seterusnya jasad renik memberi arti pada pertumbuhan kehidupan. Siklus tak terbatas pada logaritma lingkar matematis.

Sebaliknya matematis meraih makna pada siklus kuantum perhitungan sangsi-sangsi ranah hukum-hukum, pada norma esensial ketaatan kesehatan nurani. Mampukah makhluk hidup memenuhi ketaatan komitmen kesehatan nurani?

Daun gugur ke bumi, ketika ketentuan waktu pemupukan pada pohon, Daun gugur generasi tumbuh di dahan-dahan memberi bunga pada esok, memberi buah pada pesona kehidupan. Cinta tak pernah tidur, semesta tak pernah rehat dari permohonan semua zat hidup, selalu terjaga memberi risalah pada doa-doa kehidupan.

Gelora berlari bersama kabut di hening ketika itulah kehidupan mulai bertanya. Ketentuan menjadi kewajiban berpasangan, jika benar begitu pilihan ada pada kehormatan keimanan personal pria maupun wanita. Menghormati cinta terjaga senantiasa memberi kasih sayang menjalankan ketentuan hukum-hukum, tak sekadar rutinitas menyergap.

Ketika kata tak menjadi makna tertulis sebagaimana mestinya informasi berjalan, maka gugurlah makna pada esensi taklimat informasi. Maka kekejian tampak menjadi biasa ketika kata di bolak balik berubah-ubah rupa padanan menuju sasaran, saat fakta menjadi keterampilan sekadar tipu daya ironi personal menyudut, dilema berjalan gemulai cantik di catwalk.

Kesucian alami tak pernah menghitung hari, ditulis para sufi di sajak-sajaknya, Kahlil Gibran menulis kalam kehidupan bagi cintanya pada dunia. Berbagi kebahagiaan dalam serat manuskrip iman bagi para makhluk manunggaling kepastian eksak.

Menghormati amar putusan ketetapan kasih sayang, berkewajiban menghormati ketentuan kehidupan. Menyaksikan cinta disebarkan para malaikat menjadi kunang-kunang semua pintu langit terbuka bagi siapapun. Salam cinta dan kasih sayang. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER