Jakarta, CNN Indonesia -- Hidup sekali, berarti, lalu mati. Kalimat tersebut sering digunakan banyak orang untuk melakukan motivasi diri bagaimana agar memanfaatkan hidup yang hanya dijatah sekali untuk menjadi orang yang berarti.
Namun tidak untuk orang yang mendahului takdirnya terlebih dahulu yaitu mati dengan membunuh diri sendiri. Sedang musim sepertinya, pemberitaan di Indonesia dipenuhi oleh kasus bunuh diri.
Kasus bunuh diri yang fenomenal yang dilakukan oleh Indra Pranghiar yang menjadi viral, lalu disusul oleh kasus bunuh diri Inao Jiro WN asal Jepang yang menjadi manajer salah satu grup musik di Indonesia.
Ada bedanya memang, jika kasus Indra karena caranya yang fenomenal dan kasus Jiro karena statusnya sebagai manajer grup musik ternama di Indonesia. Siapapun dia dan bagaimana cara bunuh dirinya, adanya kasus bunuh diri ini menjadi sebuah keadaan yang miris. Di tengah banyaknya orang yang berusaha berobat untuk menyelamatkan nyawanya, ini malah ada orang yang dengan gampangnya membunuh dirinya sendiri.
Menurut WHO dalam 40 detik ada 1 orang yang melakukan bunuh diri di dunia. Dan untuk di Indonesia sendiri angka bunuh diri terus meningkat. Pada tahun 2012 mencapai 5.000 orang per tahun dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 10.000 ribu per tahun. Dari ini jelas bahwa kasus bunuh diri terus mengalami peningkatan.
Faktor Bunuh Diri
Banyak orang yang mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan seseorang untuk mengakhiri hidupnya adalah karena himpitan ekonomi, tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar, dikucilkan dari lingkungannya karena miskin, dianggap menyusahkan dan akhirnya memilih untuk bunuh diri. Namun yang menjadi aneh, menurut kompas.com negara Korea Selatan adalah negara yang menepati posisi pertama untuk kasus bunuh diri.
Padahal yang kita ketahui bahwa negara ini adalah negara yang masuk dalam katagori negara yang maju. Bagaiman tidak maju, smartphone yang kita gunakan, mobil yang kita tunggangi dan yang sekarang lagi nge-trend yaitu drama dan musik K-pop nya yang mendunia, semuanya itu dari Korea Selatan. Apabila dibandingkan dengan Indonesia, yang masih 30 juta lebih penduduknya masih hidup dalam garis kemiskinan maka kita jauh di bawah Korea Selatan. Dari realitas ini, dapat dilihat bahwa keadaan ekonomi bukanlah menjadi faktor utama seseorang untuk bunuh diri.
Banyak juga literatur yang mengatakan permasalahan mengenai depresi, penggunaan obat terlarang, kekecewaan dalam percintaan adalah faktor yang menyebabkan seseorang bunuh diri. Ini sepertinya harus kita kaji lagi. Apabila mau diruntut, orang yang menderita depresi karena ia tidak kuat dalam menghadapi masalah dan akhirnya mengalami depresi.
Sama juga halnya dengan orang yang menggunakan obat terlarang, ia lari kepada obat terlarang karena ia menganggap bahwa obat terlarang bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Begitu juga dengan kekecewaan karena pasangan ataupun tidak mendapatkannya pengakuan dari lingkungan.
Pangkal dari tindakan ini adalah salah dalam memandang masalah, menganggap bahwa masalah tersebut terlalu besar. Akhirnya larut dalam perasaan dan masalah tak kunjung menyelesaikan masalahnya. Pada saat menghadapi masalah seharusnya rasionallah yang bekerja, mencoba mendudukkan apa permasalahannya dan mencoba berpikir bagaimana cara menyelesaikannya. Karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Selain itu, penyebab orang melakukan bunuh diri karena ia tidak memiliki kebermaknaan hidup. Kebermaknaan hidup adalah bagaimana seseorang bisa menghayati keberadaan dirinya, apa yang ia angggap penting dan yang harus diperjuangkan sehingga membuat ia berarti dalam hidupnya (Koeswara, Logoterapi, Psikoterapi,:58).
Seseorang yang memiliki kebermaknaan hidup yang baik maka ia akan merasa berguna untuk dirinya sendiri dan juga orang lain. Sehingga dari ini, orang yang memiliki kebermaknaan hidup pastilah ia tidak akan menyia-nyiakan hidupnya dengan membunuh dirinya sendiri. Ia akan memanfaaatkan hidupnya agar ia mencapai kebermaknaan dengan berguna untuk orang banyak.
Diciptakan-Nya manusia di muka bumi ini bukan hanya sekadar makhluk. Namun, manusia memiliki derajat yang paling tingggi di antara makhluk yang lainnya. Manusia juga memiliki amanah yang mulia yaitu menjadi pemimpin di muka bumi ini.
Sehingga janganlah sia-siakan amanah yang begitu mulia dengan menghabisi nyawa begitu saja. Bagi kita yang beragama Islam, kurang cukupkah pengakuan sayangnya Allah kepada yang terdapat dalam Al-Qur’an, surah An Nisa ayat 29? "Dan janganlah kamu bunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."