Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir setiap umat manusia menyukai musik, mulai dari musik pop, jazz, tradisional dan masih banyak lagi. Namun, musik tradisional Indonesia kurang diperhatikan masyarakat saat ini. Remaja pun kurang mengenal musik tradisional karena perkembangan musik Indonesia telah dikuasai oleh musik luar, seperti, pop, rock, jazz, RnB dan lain-lain.
Akan tetapi musik tradisional belum sepenuhnya meredup, karena masih banyak anak muda yang berusaha melestarikan musik tradisional. Salah satunya Unit Minat Bakat (UMB) Keroncong Lapis Legit di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Musik keroncong yang berakar dari musik fado asal Portugis ini masuk ke Indonesia mulai abad 17, dan mulai berkembang sejak tahun 1920-an. Pada tahun 1880, musik keroncong lahir di Indonesia dan masih dipengaruhi oleh lagu Hawaii dalam tangga nada mayor yang juga berkembang pesat di Indonesia bersamaan dengan musik keroncong.
Keroncong Lapis Legit ini sendiri bermula dari para dosen seni musik yang mencoba-coba bermain alunan keroncong. Sekitar tahun 2005, barulah dibentuk UMB Keroncong generasi pertama. Yang diutamakan bergabung di UMB ini yaitu mahasiswa-mahasiswi seni musik UPI.
Nama Lapis Legit sendiri bermula dari candaan anggota setiap selesai latihan yang menganalogikan bahwa semangat itu harus berlapis lapis seperti kue Lapis Legit. Nama itu pula yang sering dijadikan jargon setelah selesai atau awal memulai latihan dan nama itu pun kini telah dikenal oleh banyak orang.
Saat ini sudah mencapai lima generasi, dan anggotanya pun sudah menjadi 113 orang. Dengan anggota sebanyak itu maka Lapis Legit ini dibagi menjadi grup. Grup tersebut berdasarkan angkatan kapan mahasiswa tersebut masuk ke dalam UMB Lapis Legit atau juga berdasarkan nama alat musik yang dimainkan.
Anggota yang belum bisa memainkan alat musik pun boleh masuk UMB ini, karena yang diutamakan mahasiswa seni musik dan ingin belajar. Namun apabila ada yang belum bisa memainkan salah satu alat musik, teman-teman akan membimbingnya sampai bisa. Berbeda dengan saat ini, alat musik yang digunakan pun sudah beragam. “Mulai dari Saxophone, Clarinet dan masih banyak lagi,” ujar Anjar, Ketua UMB Keroncong Lapis Legit.
Dosen, dan pejabat tinggi di Kampus UPI pun sangat mendukung adanya UMB Keroncong ini. Bahkan mereka ikut berpartisipasi dalam latihan ataupun tampil ketika ada acara. Mereka menikmati setiap nada yang mengalun merdu dan membawa imajinasi pada sejarah. Karena musik keroncong ini memang salah satu musik yang ada sejak zaman dulu.
“Terkadang ketika ada acara yang mengundang kami untuk tampil, dosen pun kadang suka ikut nonton,” ucap Anjar dengan bangga. Tak hanya dosen yang sering melihat kegiatan Lapis Legit ini, alumni Lapis Legit pun sering hadir untuk membimbing dan membantu. Dari generasi pertama pun masih sering main atau sekedar mengobrol. Hal tersebut yang membuat Keroncong Lapis Legit bisa bertahan hingga saat ini.
Lapis Legit ini sering diundang ke beberapa stasiun radio di Bandung demi mengisi programnya mereka. Salah satunya, Lapis Legit hingga saat ini masih mengisi di Radio Lita FM di Cimahi Bandung. Radio Lita FM membuat salah satu program siaran mengenai musik, nama program siarannya yaitu Kharisma Keroncong yang mengudara setiap Jum’at pukul 20.00-24.00 WIB.
“Radio Lita punya program siaran mengenai musik keroncong karena Lita kan radio keluarga, jadi lagunya pun disesuaikan dengan pendengar yang usia dewasa,” ujar Dian, salah satu karyawan di Lita FM.
Lagu-lagu yang dimainkan pun biasanya diaransemen oleh masing-masing grup. Bahkan ide lagunya pun diserahkan kepada grupnya sendiri. Setelah tahu lagu apa yang akan dibawakan, maka grup itu akan membuat aransemen bersama anggotanya.
Namun sangat disayangkan karena alat-alat masih belum memadai. Masih banyak alat yang kurang dan terkadang mahasiswa harus membawa atau membeli alat yang kurang tersebut. Anggota Lapis Legit sendiri sudah sering meminta kepada pihak fakultas, namun kadang ada yang langsung dibelikan kadang juga tidak. Hal tersebutlah yang melibatkan anggota Lapis Legit ini mengeluarkan dana sendiri untuk memenuhi kebutuhannya dalam bermain keroncong.
Banyak hal positif yang dapat dirasakan oleh anggota Lapis Legit ini. “Tentunya wawasan tentang musik keroncong. Selain itu juga bisa lebih akrab dengan alumni, kating, dan penggiat-penggiat keroncong di Bandung. Alhamdulillah juga sekarang punya grup keroncong sendiri,” ucap Suci Dewiyani Fauziah, anggota Keroncong Lapis Legit.