Bandung, CNN Indonesia -- Udara dingin menyelimuti Lapangan Parkir PPBS (Pusat Pelayanan Basic Science) Universitas Padjadjaran. Batu bata putih, pijakan kami juga masih lembab sisa hujan sore tadi. Pengunjung mulai ramai berdatangan, saat Siddhartha mulai mengalunkan sebuah lagu.
Kala Bergerak 2.0, acara Himse Unpad (Himpunan Mahasiswa Sejarah Universitas Padjadjaran) dimulai pukul 16.00 WIB, Selasa (21/4).
Acara masih sepi, hanya panitia dan beberapa pengunjung. Pukul 19:30 WIB, Siddhartha naik ke atas panggung. Dua vokalis perempuannya mampu menarik pengunjung untuk berdiri di depan panggung, karena sebelumnya para pengunjung memilih duduk di atas batu bata putih yang masih lembab.
Setelah aliran musik indie yang dibawakan Siddhartha, pengunjung makin ramai. Selanjutnya giliran Olegun and the Gobs menguasai panggung. "Mari berkeringat bersama," seru sang vokalis. Memang benar, penonton di depan panggung yang saling berdesakan itu seperti ombak, bergoyang ke arah kanan dan ke arah kiri.
Seperti tidak kenal kata lelah, sang artis maupun penontonnya, berjoget bersama. Peluh bercucuran di dahi sang vokalis, pencahayaan yang menyorot langsung ke wajahnya memperjelas. Udara dingin malam berganti menjadi gerah akibat lelah bergoyang.
Hampir satu jam Olegun and the Gobs menguasai panggung. Penonton mulai lelah. Vokalis menyadari itu, sehingga ia berucap, “Mari sama-sama menikmati musik kami dulu, baru masuk ke acara yang paling ditunggu yaitu Mocca,” katanya.
Pukul 09.50 WIB, Riko Prayitno dengan gitarnya, Achmad Pratama (Tama) dengan bass-nya, dan Indra Massad pada drum, memulai pertunjukan yang sudah dinanti-nanti para penonton sejak awal. Arina Ephipania naik ke panggung, lalu pada waktunya, ia mulai bernyanyi. Suara uniknya menarik seluruh penonton seperti ingin menjadi yang paling dekat dengan dirinya. Beberapa penonton juga mengabadikannya melalui telepon genggam.
Nanda, salah satu penonton yang sejak awal Mocca tampil sudah berdiri paling depan menjelaskan alasan ia menghadiri Kala Bergerak 2.0. “Ingin lihat Mocca. Soalnya udah suka dari kecil. Pas makin gede, ngerasa kok lagu-lagunya Mocca seperti aku banget ya, kayak kisah hidupku yang dilagukan. Hidupku dibuatin lagu gitu sama Mocca,” ujar Nanda dengan mimik wajah sumringah dan nada suara bahagia.
Arina, dibalut dengan gaun pendek tak berlengan warna kuning terlihat sangat manis. Berulang kali ia melambaikan tangan pada para penikmat suaranya. Senyumpun berulang kali ia sunggingkan. Arina sangat ceria. Terlihat berbeda sekali dengan Tama dan Riki yang berdiri di samping kanan dan kiri Arina. Mimik Tama dan Riki sangat datar, namun sesekali Riki menyunggingkan senyum kecil yang hampir tak terlihat.
Sebelum lagu
Do What You Wanna Do, Arina mengucapkan selamat hari kartini pada semua perempuan yang hadir. “Semoga semua perempuan bisa melakukan apa yang ingin dilakukannya, asalkan dapat mempertanggungjawabkannya,” ujar Arina. Setelah itu lagu
Do What You Wanna Do mengalun diikuti seluruh penonton yang ikut bernyanyi menghayati.
“Sebenernya nggak ada kaitannya sama hari Kartini, hanya ingin dilaksanakannya bulan April. Terus kita lihat momentumnya tanggal 21 April, kenapa engga kita adakan tanggal 21 April,” ujar Rahayu Ketua Pelaksana Kala Bergerak 2.0.
Acara ini memang tidak mengangkat tema Kartini. Namun, saat akan masuk ke dalam acara pengunjung disambut dengan dua lorong. Satu di antaranya adalah lorong yang mengangkat tokoh perempuan. Sedangkan untuk lorong yang lain adalah hanya untuk dekorasi.
Manfaat acara ini untuk Universitas Padjadjaran, menurut Rahayu, untuk membuat mahasiswa di kampus lebih peduli dengan kata yang diucapkan kepada lawan jenis, orang-orang terdekat, maupun orang-orang yang baru mereka kenal. Tidak melulu merendahkan gender. Contohnya, perempuan yang sedang makan banyak. Lalu, datang komentar seperti “Lo kok makannya banyak sih kayak kuli?”
Ramainya acara ini hanya pada tiga pengisi acara terakhir. Awal-awal terlihat sangat sepi dan kurangnya antusias penonton pada pengisi acara. Gerbang pintu masuk tidak berfungsi dengan baik. Ada beberapa pengunjung yang datang tidak melalui pintu masuk melainkan lewat belakang yang tidak ada penjaganya, sehingga tidak memerlukan tiket untuk masuk.
Pengisi acara internal, yaitu dari Fakultas Ilmu Budaya sendiri menyanyikan lagu-lagu yang hanya kaum tertentu saja yang mengerti sehingga bosan sempat melanda. Beberapa penonton terlihat menguap saat pembawa acara sedang berbicara. Bahkan saat pengisi acara sedang tampil, beberapa juga terlihat menguap.
Keseluruhan acara yang tidak sempurna ditutup dengan sempurna oleh Mocca. Beberapa penonton menyerukan Mars Persib untuk dinyanyikan. Penonton ikut bernyanyi saat Mars Persib dilantunkan. Setelah lagu terakhir habis, Arina mengucapkan selamat tinggal dan melambaikan tangan sembari meninggalkan panggung di saat penontonnya menunjukkan mimik kecewa.