Food Festival, Bukan Sekadar Memanjakan Lidah

CNN Indonesia
Jumat, 05 Mei 2017 14:14 WIB
Acara food festival tak sekadar memanjakan lidahmu dengan makanan enak. Tapi ada sejumlah acara yang bisa bikin kamu betah.
Ilustrasi (Foto: Unsplash/Todd Quackenbush)
Bandung, CNN Indonesia -- Danbo (boneka kardus dari sebuah manga yang berjudul Yotsuba) raksasa menyambut saya sore itu. Persis di sebelahnya, ada semacam gerbang mini bertuliskan Food Festival.

Belasan pedagang berjajar mengelilingi lapangan. Hiasan berbentuk bola yang tersusun dari benang juga turut mempercantik suasana di sana. Ya, Food Festival 2017 tengah berlangsung di kampus Universitas Pasundan (Unpas), Jalan Dr. Setiabudi No. 193 Bandung, pada akhir pekan lalu.

Para pengunjung berkumpul di tengah lapangan. Rupanya tengah berlangsung demo memasak di sana. Demo memasak itu dipandu oleh dosen Jurusan Teknologi Pangan Unpas. Dosen tersebut sedang menjelaskan cara membuat roti.

Food Festival 2017 merupakan acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Pasundan. Ketua pelaksana Food Festival 2017 Hendrue Nurfalah mengatakan, acara ini merupakan acara tahunan dari Jurusan Teknologi Pangan Unpas. “(Acara ini) baru berjalan tiga tahun terakhir. Setiap tahunnya pasti punya konsep masing-masing,” ujarnya.

Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi lapangan. Pemandu acara lantas mengajak pengunjung ke selasar Gedung C Unpas, tak jauh dari lapangan. Di sana, saya dan pengunjung lainnya dimanjakan dengan pameran alat pangan, seperti penurun sianida bersirkulasi, potato peeler (alat pengupas kulit kentang), pasteurizer (untuk mensterilkan susu, madu, sari buah, dan lain-lain), dan pengiris bawang.

“Alat-alat pangan itu sebagian merupakan karya mahasiswa tingkat akhir dan ada yang sengaja dibeli untuk praktikum,” jelas Hendrue.

Hujan ringan tak menyurutkan antusiasme pengunjung untuk menghadiri acara tersebut. Menjelang malam, lampu kelap-kelip dipasang di dekat gerbang mini. Sorot lampu berwarna-warni dari panggung membuat dekorasi semakin memesona. Asap dari panganan yang dibakar terlihat mengepul di salah satu tempat penjual. Seketika beragam bau makanan menghampiri indra penciuman saya.

Tak kuasa menahan lapar, saya pun akhirnya menghampiri stand sate taichan (sate ayam yang dibakar tanpa kecap dan bumbu kacang). Sembari menunggu pesanan, saya penasaran berapa tusuk sate yang disiapkan untuk berjualan di acara ini. Tiara (17), penjual sate taichan itu menjawab pertanyaan saya dengan ramah. “Sekitar 260 tusuklah,” katanya.

Menurut Hendrue, Food Festival 2017 ini tidak memiliki konsep khusus seperti acara serupa tahun lalu yang mengusung konsep makanan tradisional. “Tahun sekarang mengedepankan konsep dari edukasi, makanan, dan entertainment (hiburannya). Food Festival ini bisa menjadi media publikasi kampus, wadah untuk belajar, dan juga media minat dan bakat sebagai hiburan,” ungkapnya.

Di food festival ini, lidah pengunjung akan dimanjakan oleh berbagai panganan, baik makanan khas Indonesia maupun makanan dari negara lain, seperti minuman Cuba, pizza goreng, kebab, juga makanan khas Jepang.

“Makanannya murah-murah. Namun, jenis makanan yang tersedia kurang banyak,” ungkap salah satu pengunjung bernama Dian Rudiana.

Kedatangan pengunjung asing
Penampilan salah satu band yang membawakan lagu Khayalan Tingkat Tinggi dari Peterpan dan Yellow-nya Coldplay menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung. Mereka yang hafal lirik dari lagu tersebut ikut bernyanyi bersama. Ada yang sambil jingkrak-jingkrak, melambaikan tangan, tak sedikit pula yang merekam penampilan band itu untuk diunggah ke Instastory.

“Acaranya rame. Makanannya juga enak-enak,” komentar Elga Rosa, mahasiswi Jurusan Teknologi Pangan Unpas.

Selain band dari mahasiswa Unpas, panitia juga mengundang bintang tamu spesial, yakni Juicy Luicy dan Fiersa Bersari. Tatkala Juicy Luicy tampil, tiba-tiba ada seorang pria bule berjalan dengan semangat ke depan panggung.

Ia lantas ikut berjoget bersama penonton lain di sana. Tak lama, wanita bule pun sontak berlari dari pinggir panggung menuju ke depan. Rupanya kehadiran bule tersebut menarik perhatian penonton. Momen paling lucu bagi saya adalah ketika melihat kedua bule tersebut berdansa. Dunia seolah milik mereka berdua saja. Banyak penonton yang tertawa geli melihat tingkah menggemaskan mereka.

Malam semakin larut. Setelah puas menyaksikan acara tersebut, saya lantas menuju parkiran dan bersiap untuk pulang. Ternyata banyak juga orang-orang yang menonton di parkiran. Ada juga yang menonton di lantai atas gedung C yang notabene merupakan gedung perkuliahan.

Hari ini benar-benar kenyang. Bukan hanya kenyang karena makanan, tetapi juga kenyang akan pengetahuan dan hiburan yang disajikan. Itulah yang saya katakan di dalam hati ketika berada di antara himpitan dua mobil dan Jalan Cihampelas yang cukup padat malam itu.

Agung Pratama Putra
Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fikom Unpad
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER