Puisi: Dibuai Ombak

CNN Indonesia
Minggu, 23 Jul 2017 10:58 WIB
Desir ombak menyapu pilunya sanubari di bawah belaian mentari, saat saya memugar diri yang baru ditelan ratusan memori.
Ilustrasi (Foto: Unsplash/Angelina Odemchuk)
Jakarta, CNN Indonesia -- Desir ombak menyapu pilunya sanubari di bawah belaian mentari, saat saya memugar diri yang baru ditelan ratusan memori
Saya dibuai rindangnya pohon kelapa, sambil berandai-andai lirih kemana waktu akan membawa saya
Lapangnya angkasa turut menyuguhi saya gairah untuk merinai ria
Namun seiring burung-burung menunjukkan romantisme mereka, kilauan cahaya di muka samudera berbisik kisah biru pada saya
Selama ini saya dikekang oleh hari lalu, maupun hari nanti
Tidak pernah menyadari angan saya hanya terwujud bila saya berani menunggang buasnya kehidupan hari ini
Di depan saya tajam liku jalanan berseru untuk ditaklukkan, dan hanya pijakan saya yang mampu meluruhkan rlntih mereka
Keheningan kini menyelimuti raga saya, menembus hingga tulang saya terasa hampa
Butir pasir menggenggam erat kaki saya, seraya saya menengadah ke ukiran langit biru
Saya melihat awan-awan yang terlalu bersemangat hari ini; mereka berlayar, berayun mengikuti irama yang disajikan sang angin
Sekaranglah saya memutuskan, dan sekaranglah saya memulai
Saya percaya waktu akan menuntun saya ke lembah kebahagiaan, asal saya mau bertindak sesuai arahannya
Di sanalah saya akan berkata tanpa sesal: "terima kasih, hidup!"

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER