Pidie Jaya, CNN Indonesia -- Sudah setahun berlalu, tapi ingatan akan bencana gempa bumi masih hangat di benak masyarakat Pidie Jaya, Aceh. Gempa pada Desember 2016 mengakibatkan puluhan jiwa meninggal dunia dan terluka, ribuan unit rumah warga hancur, serta berbagai fasilitas umum dan insfrastruktur lainnya porak poranda.
Sebagai bahan pembelajaran bersama dan bahan pengetahuan dalam rekam jejak suatu suatu kejadian bencana harus diisi dengan dua hal. Pertama, evaluasi mengenai hal-hal yang telah dilakukan dalam rekonstruksi paska bencana dalam konteks fase pemulihan.
Yang kedua, adalah bagaimana melanjutkan dan menyampaikan pembelajaran dari kejadian bencana tersebut kepada generasi selanjutnya.
Pada fase pemulihan, berbagai upaya dukungan dilakukan, baik dari pemerintah maupun lembaga kemanusiaan dalam setahun ini. Seperti PMI, yang sampai saat ini masih melakukan kegiatan operasi pemulihan (Recovery) untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, melalui berbagai program bantuan sosial kemanusiaan.
Operasi pemulihan difokuskan pada beberapa sektor. Di antaranya pemulihan hunian (Shelter), pemulihan sektor kesehatan melalui air dan sanitasi, dan mata pencaharian (Livelihood).
Penyaluran bantuan dari PMI sendiri dilakukan melalui sistem elektronik berbasis tunai atau Cash Transfer Program (CTP). Di mana si penerima manfaat menerima bantuan melalui pendebitan langsung ke rekeningnya. Cara ini paling efektip dan efisien dalam penyaluran bantuan sosial.
Salah satu penerima manfaat adalah Irhamna (32 tahun), warga masjid Ulim Desa Tunong Lorong Tungkucsyik Diulim, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya. Dia berkata sangat terbantu atas program pemulihan dari PMI dan mitra donatur dari Telkomsel dan Tidas ini.
Irhamna mengakui, bencana gempa telah merubuhkan rumahnya dan dia kehilangan harta benda. Dia terharu atas bantuan tersebut.
Begitu juga Nurhayati, salah satu penerima manfaat dari Dusun Bandar Mubarroq GP. Blangkuta Kecamatan Bandar Dua, yang mempunyai pengalaman duka yang sama.
Saat ditanya mengenai model proses distribusi bantuan dengan sistem elektronik ini, Nurhayati sangat setuju karena sangat praktis dan bantuan bisa diterima langsung.
“Kami bisa manfaatkan bantuan ini untuk membeli kebutuhan bahan material, seperti semen, kayu, seng, paku, triplek, serta bahan-bahan lainnya untuk membangun rumah, dari toko material terdekat,” Nurhayati.
Sementara itu, Ketua PMI Kabupaten Pidie Jaya, Fakhruzzaman Hasballah mengatakan, kegiatan bantuan ini merupakan salah satu komitmen kuat PMI dalam upaya meringankan beban para korban bencana pada fase pemulihan. Pihaknya mengucapkan terimaksih kepada seluruh jajaran PMI Pusat terutama mitra donor dari Tides dan Telkomsel, yang telah membantu operasi pemulihan di Pidie Jaya ini.
(ded/ded)