Kita Saling Mempengaruhi Satu Sama Lain

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Rabu, 17 Jan 2018 16:48 WIB
Apakah kita selalu terpengaruh orang lain? Atau benarkah kita sebenarnya saling pengaruh mempengaruhi?
Ilustrasi (Foto: Thinkstock/jacoblund)
Jakarta, CNN Indonesia -- “Ya, aku adalah orang yang berpengaruh.” Sebuah kalimat terdengar di kala hari mulai senja, di saat para petualang baru menginjakkan kaki di rumah mereka.

Kala itu aku yang duduk di sampingnya, hanya bisa mendengar dan berpikir. Ya, aku ikut dalam petualangan ini karena dia, karena ucapannya yang menggugah hati untuk memiliki tujuan.

Bukan untuk menemukan pesahabatan, juga bukan untuk menemukan tempat baru. Hanya karena perkataannya bahwa dengan petualangan ini, diakhir nanti, aku bisa melukiskan nama bersama teman-teman yang lain dari kampung halaman yang sama. Agar nama ini bisa dikenang, dan tidak ikut terhapus bersama waktu yang terus melaju.

Bukan cuma aku yang ikut berada di sini karena ucapannya. Beberapa kru lain pun sama, mau ikut berpetualang bersama karena ajakannya walau kini aku tahu tawarannya ternyata berbeda.

Entah apa tujuan ia sebenarnya, mungkin untuk memperkuat tim ini atau mungkin untuk tujuan yang lain. Namun hingga kini aku masih belum tahu. Satu satunya yang aku tahu hanya satu, dia memang benar ‘orang yang berpengaruh’.

Aku masih mematung, duduk di atas kursi kayu yang mungkin lebih tua dari umurku sendiri. Terus melihat ke dalam diri sendiri dan terus bertanya: “Apa yang membedakan aku dengan dia?” “Kenapa aku yang terpengaruh dengan ucapannya? Mengapa aku yang terwarnai bukan aku yang mewarnai?”.

Semua itu masih terus berputar putar dalam kepala hingga aku akhirnya menyadari bahwa sebenarnya aku ikut dalam petualangan ini bukan karena dipengaruhi olehnya, namun sebenarnya aku berada di sini sekarang ini karena “Kami saling mempengaruhi”.

Teringat kala itu, di saat dia berjalan ke arahku sambil memanggil namaku sehingga aku menengok ke arahnya. Dia berjalan ke arahku lalu menjabat tanganku sambil tersenyum dengan senyuman yang tak asing buatku.

Dia menanyakan kabarku selama ini, lalu memintaku untuk bergabung dalam petualangan ini. Aku pun dengan antusias terus bertanya tentang apa yang bisa kudapatkan setelah selesai melakukan petualangan yang sebenarnya sedikit tak menarik.

Ia pun melakukan hal yang sama, menjawab dengan penuh antusias semua pertanyaan yang kutanyakan. Hingga akhirnya sampai pada suatu kalimat yang dia katakan bahwa setelah selesai melakukan perjalanan ini kita dapat menuliskan nama kita, bersama pemuda-pemudi desa yang lain, agar nama kita tidak hilang bersama waktu yang tidak akan kembali terulang.

Aku sedikit tersenyum memikirkan apa yang mungkin terjadi. Jika dulu aku hanya menjawab dengan suara “hmmmm”, tanpa sedikit memperhatikan ajakannya, atau langsung dengan tegas menjawab “Tidak, aku tidak tertarik dengan ajakanmu itu”.

Lucu rasanya membayangkan wajahnya yang mungkin akan pasrah dengan semua jawaban ketusku, yang mungkin jika itu terjadi tak akan membuat aku berada di dalam petualangan yang menyenangkan ini.

Maaf wahai sahabatku, kurasa aku harus sedikit mengkoreksi ucapanmu yang akan menerbangkan hidungmu ke udara, karena sesungguhnya kamu tidak mempengaruhiku sama sekali. Tapi kita saling mempengaruhi satu sama lain. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER