Martha Tilaar, salah satu pembicara dalam Forum Global Keberagaman Internasional UNAOC, berkata bahwa pengusaha harus turut membantu pemerintah untuk mewujudkan bisnis untuk perdamaian.
Masalah ini akan jadi salah satu pembahasan dalam forum internasional yang akan digelar di Bali mulai Jumat (29/8) tersebut.
"PBB memiliki Global Compact, yaitu organisasi tempat pengusaha membantu pemerintah untuk mencapai bisnis untuk perdamaian (business for peace)," kata Martha kepada CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Martha sendiri dipilih sebagai salah satu Dewan Anggota Global Compact PBB oleh Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon pada tahun 2012.
"Jadi, bisnis untuk perdamaian itu agar para pengusaha bersatu untuk saling berkolaborasi, meningkatkan pengertian sehingga tidak ada pertikaian, perselisihan, dan lain-lain."
Salah satu langkah yang dilakukan Martha adalah mempersempit kesenjangan antara pengusaha dan petani.
Ia juga mengadakan pendidikan gratis di Bali selama enam bulan guna memberantas kesulitan ekonomi dan pendidikan rendah, dua faktor utama pemicu kejahatan perdagangan manusia (trafficking).
Perwujudan bisnis untuk perdamaian pun diterapkan Martha di dalam perusahaannya dengan mengambil konsep kearifan lokal.
"Saya mengikuti filsafat lokal seperti tri hita karana. Kami menghargai hubungan antara manusia dan Tuhan, kami juga harus memiliki hubungan harmonis antara manusia dan manusia. Begitu pula dengan alam," kata Martha.
Menurut Martha, dengan menerapkan kearifan lokal, dia mampu membina toleransi antar budaya dan agama di dalam perusahaannya.
Kebudayaan Indonesia juga menjadi inspirasi terbesar wanita berusia 76 tahun itu dalam menjalankan usaha.
"Saya bukan muslim, tapi 90 persen karyawati saya muslim. Jadi kami mendirikan mushola untuk mereka beribadah. Kami pikirkan wudhunya dan bagaimana airnya," katanya.
Untuk Forum UNAOC di Bali, Martha berharap Indonesia bisa turut berperan dalam menyelesaikan masalah-masalah keberagaman yang ada di dunia.
"Diharapkan terjadi diskusi intens antar multistakeholder dan masyarakat untuk mengayomi hubungan antar budaya. Kami mempromosikan damai dan toleransi antar masyarakat bisnis dan pemerintah," katanya.
Martha menyatakan akan memberikan rekomendasi pada pemerintah untuk mendukung masyarakat yang sejahtera dan cinta damai lewat forum UNAOC ini.
"Indonesia juga dapat mengenalkan budaya timur yang didasarkan pada toleransi, kemanusiaan, dan gotong royong di era globalisasi ini. Karena kita (Indonesia) multikultural," kata Martha
Sementara itu, Direktur CSR Martha Tilaar, Nuning S Barwa, mengatakan bahwa setiap produk Martha Tilaar juga mengambil dari budaya lokal.
Sebagai contoh adalah tahun ini Kalimantan jadi tren kosmetik Martha Tilaar, sementara tahun sebelumnya Flores.
"Kami punya juga filosofi antikorupsi. Kami melaporkan semua kegiatan ke PBB. Akhirnya, segala yang kami kerjakan dipantau orang lain. Kami ingin jadi perusahaan yang bisa dipercaya.”
“Dalam keragaman itu kami bisa tetap tumbuh," kata Nuning.