ANCAMAN TEROR

Wartawan AS Kembali Dibunuh ISIS

CNN Indonesia
Rabu, 03 Sep 2014 11:26 WIB
Steven Sotloff adalah wartawan asal AS kedua yang tewas dieksekusi ISIS di Suriah, setelah James Foley. Tuntutan ISIS, AS tidak lagi mengebom mereka di Irak.
Steven Sotloff, wartawan AS asal Florida diculik saat meliput di Suriah pada Agustus 2013.
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS, kembali mengeksekusi mati seorang wartawan asal Amerika Serikat sebagai peringatan terhadap serangan-serangan militer oleh pemerintahan Barack Obama.

Pemenggalan Steven Sotloff itu dilakukan oleh seorang algojo beraksen Inggris yang diduga orang yang sama yang membunuh James Foley dalam sebuah rekaman video 19 Agustus lalu.

Dalam video eksekusi Sotloff yang diunggah di internet pada Selasa (2/9), algojo berpakaian serba hitam dengan penutup wajah itu memperingatkan AS untuk tidak lagi menjatuhkan bom di wilayah mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya datang lagi Obama, dan saya datang karena kebijakan luar negeri kalian yang arogan terhadap Negara Islam, karena kalian terus melakukan pengeboman di Amerli, Zumar dan Bendungan Mosul, kendati telah kami peringatkan," ujar pria bertopeng dalam video tersebut.

ISIS kemudian mengancam akan membunuh seorang sandera asal Inggris bernama David Haines.

"Jika rudal kalian masih menyerang kelompok kami, maka pisau kami akan terus menebas leher kalian," kata algojo dalam rekaman video itu.

Juru bicara keluarga Sotloff memastikan bahwa video itu otentik dan pria yang berbaju merah muda itu benar Sotloff; wartawan berusia 31 tahun asal Florida yang diculik di Suriah pada Agustus 2013.

AS secara resmi belum memastikan keabsahan video tersebut, namun beberapa pejabat pemerintah mengatakan bahwa rekaman itu asli.

"Komunitas intelijen bekerja secepatnya untuk memastikan keaslian video tersebut. Jika asli, pembunuhan brutal terhadap wartawan AS yang tidak berdosa ini sangat mengejutkan dan kami menyampaikan belasungkawa pada keluarga dan kawan-kawannya," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Bernadette Meehan.

Salah waktu

Menyusul pengunggahan video pemenggalan tersebut ISIS mengeluarkan pernyataan meminta maaf, namun bukan karena membunuh seorang manusia.

Menurut situs Vocativ, ISIS dalam pesan berbahasa Arab di laman Justpaste mengatakan bahwa video itu diunggah terlalu cepat dari seharusnya.

"Kami berusaha menghapusnya saat mengetahui video itu salah unggah, kami minta maaf pada pengikut ISIS," ujar kelompok ini.

Video ini pertama kali diunggah oleh akun Twitter anggota ISIS, Uyun al-Ummah, dan disadari kesalahannya oleh akun ISIS lainnya, Khattabyaz.

"Kesalahan dilakukan oleh akun Uyun al-Ummah, yang mempublikasikan video sebelum waktu yang ditentukan," kata ISIS di Justpaste.

Sementara itu Barack Obama mengirimkan tiga pejabat tinggi - Menteri Luar Negeri John Kerry, Menteri Pertahanan Chuck Hagel dan penasehat soal terorisme Lisa Monaco - ke negara-negara Timur Tengah untuk melakukan koordinasi dalam upaya pemberantasan ISIS.

Obama juga telah mengerahkan 350 tentara tambahan untuk mengamankan kedutaan besar mereka di Bagdad, sehingga total personel militer AS sekitar 820 orang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER