Baghdad, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS melancarkan serangan melalui dua bom bunuh diri yang meledak di kota Dhuluiya, sebelah utara Baghdad, Irak pada Senin (8/9), menewaskan setidaknya 9 orang dan melukai 70 orang.
Bom bunuh diri pertama meledak sekitar pukul 9 pagi di kota yang mayoritas penduduknya adalah umat muslim Sunni ini.
Bom bunuh diri pertama adalah sebuah pengalihan agar pelaku bom bunuh diri kedua dapat memasuki wilayah Dhuluiya dan melakukan aksi bom bunuh diri dari dalam mobil di tengah kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Dhuluiya, Shaalan al-Jibouri menyatakan bahwa kota Dhuluiya telah dikepung ISIS sejak 18 Juni 2014.
Meskipun telah didesak mundur dari Dhuluiya oleh polisi setempat dan petinggi suku al-Jibour, ISIS seringkali melancarkan serangan ke wilayah selatan kota ini.
Pada 16 Juli lalu, ISIS menghancurkan jembatan sepanjang 10 km y ang menghubungkan Dhuluiya dengan Balad yang mayoritas berpenduduk muslim Syiah.
Al-Jobouri menyatakan meskipun berbeda pandangan agama, penduduk Syiah Balad membantu evakuasi warga Sunni yang mengungsi dari Dhuluiya.
Al-Jibouri kehilangan istri dan anaknya ketika ISIS menyerang Dhuluiya minggu lalu. Hingga saat ini, al-Jibouri belum mendapat bantuan dan perlindungan dari pemerintah Irak.
"Atas nama kemanusiaan, Obama berjanji memerangi ISIS, mana kenyataannya? ”, kata Al-Jibouri.
Serangan bom bunuh diri ini terjadi pada hari yang sama dengan pengumuman kabinet baru dalam pemerintahan Irak. Dalam kabinet baru itu, Haider al-Abadi ditunjuk sebagai perdana menteri, sementara posisi menteri pertahanan dan menteri dalam negeri masih kosong.
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama berjanji akan membantu persenjataan dan melatih pejuang Kurdi jika Irak segera menyusun kabinet baru yang dapat memperjuangkan aspirasi warga muslim Sunni, Syiah dan Kurdi.
Serangan bom bunuh diri bukan kali pertama dilakukan ISIS. Pada pertengahan Agustus lalu, kelompok militan ISIS melancarkan serangan bom bunuh diri di sebelah timur laut kota Baghdad, mengakibatkan sepuluh orang pejuang Kurdi tewas sementara 80 orang lainnya luka-luka.
Kelompok militan ISIS terus melancarkan aksi terorisme di Irak dan Suriah, setelah sebelumnya merilis video pemenggalan kepala dua jurnalis asal Amerika, James Foley dan Steven Sotloff.