Jakarta, CNN Indonesia -- Dua ledakan bom terjadi di Chili dalam rentang waktu 24 jam pada Selasa hingga Rabu waktu setempat di kota pesisir Vina del Mar, menyebabkan tiga orang terluka ringan.
Bom pertama meledak pada Selasa malam (8/9), melukai seorang wanita, dan ledakan kedua terjadi di kamar mandi sebuah supermarket pada Rabu pagi (10/9), melukai dua orang.
Menurut laporan polisi, peledak terbuat dari botol plastik, cairan asam dan alumunium foil, tanpa ditambahi pecahan paku namun menimbulkan suara yang cukup keras.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ledakan terjadi usai serangan serupa Senin lalu yang melukai sedikitnya 14 orang di Santiago dan dianggap sebagai peristiwa teror paling mematikan sejak Chili kembali menganut demokrasi pada 1990.
Presiden Chili Michelle Bachelet meningkatkan keamanan dan memerintahkan penyelidikan penuh usai pengeboman awal pekan ini.
Belum diketahui siapa berada di balik serangan tersebut, namun polisi menduga pelakunya adalah kelompok anarkis.
Santiago dianggap salah satu ibukota paling aman di Amerika Latin, namun tahun ini ada sedikitnya 29 serangan bom di seanteto kota. Beberapa tidak berhasil meledak dan tidak ada satu pun dari bom-bom ini yang menyebabkan luka.
Di beberapa kasus, kelompok-kelompok anarkis mengatakan bom itu sebagai tuntutan untuk pembebasan dua penganut paham anarki yang dipenjara di Spanyol usai meledakkan bom di katedral kota Zaragoza tahun lalu.