KONFLIK SURIAH

Kesaksian Mengerikan Korban Senjata Kimia

CNN Indonesia
Jumat, 12 Sep 2014 14:07 WIB
Senjata kimia kembali dijatuhkan di wilayah Suriah, diduga kuat oleh rezim Bashar al-Assad. Ratusan orang kembali meregang nyawa, kebanyakan wanita dan anak-anak.
Agustus tahun lalu, 1.700 orang tewas akibat senjata kimia di Ghouta, pinggiran Damaskus.
Jakarta, CNN Indonesia -- Senjata kimia kembali dijalankan oleh rezim Bashar al-Assad ke permukiman warga di Suriah, merenggut jiwa dan menimbulkan korban luka yang tidak sedikit.

Tim penyidik dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, OPCW, berhasil mewawancarai 37 orang korban senjata kimia, terdiri dari staf medis dan warga.

Menurut saksi, bom tersebut dijatuhkan dari helikopter, lalu muncul gas padat berwarna kuning saat meledak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di halaman, burung dan hewan peliharaan mati, tumbuh-tumbuhan juga layu," ujar saksi dalam laporan yang keluar Rabu (10/9).

Diperkirakan racun kimia yang digunakan saat berjenis klorin.

Jika terhirup, klorin akan membakar organ dalam tubuh dan membuat paru-paru terendam air karena zat kimia memicu pembentukan cairan.

Diperkirakan ada lebih dari 200 korban jiwa dalam sekali serangan di desa Talmenes, provinsi Idlib, yang berpopulasi 20.000 orang, pada 21 dan 24 April.

"Seorang wanita, remaja perempuan, dan seorang bocah tujuh tahun tewas akibat menghirup bahan kimia," tulis laporan tersebut.

Serangan juga terjadi di desa al-Tamanah, biasanya dilakukan di malam hari. Di desa ini, korban tewas lebih dari 150 orang, kebanyakan adalah wanita dan anak-anak yang terlalu banyak menghisap klorin.

Setelah serangan di Talmenes pada 21 April, beberapa warga desa berusaha melarikan diri dari tempat berlindung, namun kabut gas mengikuti pergerakan mereka dan menyebabkan korban bertambah.

Satu keluarga, lanjut laporan itu lagi, berlindung di bawah pancuran air ketika yang lainnya mencoba melindungi diri menggunakan masker kertas yang hanya mampu menahan debu.

Seorang balita yang sedang tertidur berhasil selamat dari gas karena wajahnya tertutup selimut yang biasa digunakan untuk melindungi dari gigitan serangga.

"Seorang anak berdiri terlalu dekat dengan lokasi ledakan meninggal karena menghisap kimia berbahaya, di tubuhnya tidak terlihat trauma fisik yang biasa muncul pada korban ledakan bom," tulis laporan OPCW.

Laporan menyebutkan serangan terakhir terjadi di kota Kafr Zita, 30 kilometer dari kota Hama, pada 28 Agustus kemarin.

Penggunaan senjata kimia oleh rezim Assad terbesar terjadi pada Agustus tahun lalu di wilayah Ghouta, pinggiran kota Damaskus, yang menewaskan lebih dari 1.700 orang.

Saat ini, Suriah telah menyerahkan 1.300 ton bahan kimia untuk dimusnahkan, dan seluruh fasilitas penyimpanan serta pengolahan senjata kimia juga ikut dihancurkan.

Assad mengaku cadangan senjata kimia yang mereka miliki sudah dihilangkan pada Juni lalu.

Konflik di Suriah telah memasuki tahun ketiga dengan korban tewas lebih dari 190.000 orang, kebanyakan warga sipil.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER