Dinas intelejen Amerika menyatakan ISIS telah merekrut 15 ribu tentara dari 80 negara dan ancaman kelompok ini pun seakan telah mengglobal dan menjadi bencana yang akan menimpa negara lain.
Presiden Amerika Barack Obama mengatakan pada Rabu (10/09), "kekuatan militer Amerika tak tertandingi, tetapi Amerika tidak bisa melakukan perlawanan sendirian."
Obama juga mengklaim mitra Amerika akan memberikan dukungan untuk menghancurkan kelompok militan ISIS yang telah menewaskan banyak orang di Irak dan Suriah serta memenggal dua warga Amerika dan seorang warga Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pertemuan di Paris pada Senin (15/09), sudah ada 40 negara yang setuju dengan rencana penyerangan ISIS meski tidak semua akan bergabung dengan Amerika.
Negara yang tidak bergabung seperti seperti Turki, Inggris, Jerman, Rusia, Iran dan Tiongkok memiliki alasan bahwa serangan Amerika menyalahi aturan dan membahayakan kemanusiaan.
Negara-negara yang telah menyatakan akan bergabung dengan Amerika menghadapi ISIS adalah
1. Australia
Pemerintah Australia menanggapi pernyataan OBama dengan menyatakan negaranya sedang mempersiapkan delapan pesawat tempur Royal Australian Air Force F/A 18 combat aircraft, sebuah E-7A Wedgetail Airborne Early Warning dan sebuah Control aircraft dan KC-30A Multi-Role Tanker and Transport aircraft untuk dikirimkan ke Uni Emirat Arab.
Selain itu, Australian juga akan membantu penanganan krisis kemanusiaan yang terjadi di sana.
Menurut juru bicara Perdana Menteri Tony Abott, Australia tidak akan mengirim tentara untuk serangan darat.
2. Perancis
Pada hari Jumat (12/09), Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, mengatakan kepada wartawan di Baghdad bahwa Presiden Prancis Francois Hollande berjanji akan berpartisipasi dalam upaya untuk pembasmian teroris di Irak.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa pemerintah Perancis telah menyumbangkan 18 ribu butir amunisi kaliber 50 sebagai bentuk kontribusi negara tersebut dalam memerangi ISIS.
Angkatan udara Perancis juga bekerja sama dengan Amerika dan Inggris untuk melakukan serangan udara dengan menerbangkan pesawat pengintai di atas Irak.
Perancis juga melakukan bantuan kemanusiaan di Irak.
3. Yordania
Mantan Menteri Luar Negeri Yordania, Marwan Muasher, mengatakan pada CNN bahwa ia ragu jika Yordania akan mengirimkan pasukan untuk melakukan pertempuran darat melawan ISIS.
"AS yang harusnya memimpin dan menyediakan perlengkapan serangan militer," katanya.
Yordania akan tetap berperan dalam pembasmian ISIS dengan mengirimkan agen intelijen mereka untuk bergabung bersama negara Barat.
4. Saudi Arabia
Pada hari Kamis (11/09), Sekertaris Negara AS, John Kerry melakukan pertemuan dengan Menteri luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Saud al-Faisal di Jeddah. Pertemuan tersebut bertujuan agar pihak Saudi tidak terkesan selalu diam-diam dalam mengambil inisiatif pemberantasan terorirs.
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut Arab Saudi telah menawarkan untuk melatih pemberontak di wilayahnya.
Amerika Serikat menginginkan Arab Saudi, Qatar dan Mesir menggunakan jaringan televisi Arab untuk menyebarkan pesan anti-ISIS dan mendorong lebih banyak ulama untuk berbicara mengenai sosialisasi penentangan kelompok kejam tersebut.
Saat ini Arab Saudi telah menyumbang US$500 juta ke pundi-pundi lembaga bantuan kemanusiaan PBB di Irak.