Para pejabat pemerintah Amerika Serikat khawatir dengan keabsahan larangan ekspor minyak dan mulai membicarakan langkah menghadapi kemungkinan langkah pengaduan dari negara-negara yang berniat membeli minyak mentah Amerika Serikat.
Dua sumber yang dikutip oleh kantor berita Reuters mengatakan para pejabat dari Kantor Perdagangan Amerika Serikat dan Dewan Keamanan Nasional masing-masing melakukan pembicaraan internal mengenai kemungkinan pengaduan perdagangan bebas dari Korea Selatan dan negara-negara NATO.
Perundingan internal, yang masih dalam tahap awal, merupakan pertanda paling jelas bahwa pemerintah Obama sedang mempertimbangkan opsi untuk mengendurkan larangan ekspor yang dipertentangkan itu, satu langkah yang bisa mengubah secara dramatis aliran perdangangan minyak global dan meningkatkan pendapatan bagi produsen minyak AS yang saat ini dibatasi hanya boleh menjual minyak mentah di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat perdagangan tertinggi Uni Eropa, perusahaan minyak negara Meksiko dan presiden Korea Selatan menekan Washington untuk mengendorkan larangan yang ditetapkan oleh Kongres setelah embargo minyak Arab pada tahun 1970-an.
Namun para pakar dan pejabat terkait mengatakan tidak akan ada penentangan yang segera diajukan.
Sejak lama Washington membenarkan larangan ini dengan alasan keamanan nasional dan perlunya melindungi diri dari kekurangan minyak di dalam negeri.
“Tidak satupun alasan itu akan bisa dibela jika seseorang menantangnya,” kata Alan Dunn, pengacara dari kantor hukum Stewart and Stewart yagn mewakili Washington dalam perundingan pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO.
“Ini membuat Gedung Putih harus mencari tahu upaya yang akan diambil.”
Salah satu sumber yang dikutip Reuters mengatakan ekspor minyak juga bisa menjadi alat kebijakan luar negeri karena bisa membuat Amerika Serikat membantu negara-negara sekutu NATO, misalnya, sebagai penyeimbang geopolitik dari Rusia yang kaya sumber energi.
Seorang juru bicara Kantor Perdagangan Amerika Serikat atau USTR mengatakan belum ada pembicaraan formal mengenai masalah ini, sementara itu juru bicara Dewan Keamanan Nasional mengalihkan pertanyaan atas masalah ini ke Departemen Perdagangan sebagai pelaku larangan ekspor.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat menolak memberi komentar.
Pemerintah Obama pada akhirnya bisa mengendorkan larangan itu, apakah melalui perundingan perdagangan bebas atau menyetujui pertukaran minyak secara langsung dimana ekspor US light crude akan ditukar dengan impor heavy crude oil, jenis minyak mentah yang lebih disukai oleh kilang minyak negara itu.
Faktor keadilan
Masalah larangan ekspor minyak ini tidak menjadi masalah selama beberapa dekade karena AS mengimpor sebagian besar minyak mentah yang dibutuhkan.
Tetapi akibat meningkatnya produksi minyak dari serpihan di negara itu, produksi minyak meningkat 1 juta barel per tahun, dan ini akan membuat harga minyak mentah domestik turun pada bulan-bulan mendatang.
Amerika Serikat mengijinkan ekspor minyak ke Kanada sepanjang digunakan dan dikilang di sana. Dan Pemex, perusahaan minyak milik pemerintah Meksiko, akan segera mengimpor minyak mentah AS melalui kesepakatan tukar atau impor langsung.
Sejauh ini produsen minyak Amerika gagal meyakinkan Kongres untuk mencabut larangan itu sepenuhnya, akibat ketakukan langkah itu akan menaikkan harga bbm dan mendorong sistem fracking yang dianggap memiliki dampak berbahaya.
Tetapi disaat Asia terus mencari minyak untuk memenuhi kebutuhan akan bahan bakar dan petrokimia, serta keinginan Eropa untuk mencari pemasok baru selain Rusia, banyak negara di dunia mendesak Amerika Serikat untuk menerapkan prinsip yang selalu digembar-gemborkan: perdagangan bebas.
Faktor keadilan menjadi inti dari ini semua setelah awal tahun ini Amerika Serikat memenangkan dua kasus melawan Tiongkok di WTO. Tiongkok dituduh menimbun bahan-bahan mentah dan metal yang langka.
“Negara-negara pengimpor minyak saat ini menunggu apakah Amerika akan menerapkan standar yang sama di bidang perdagangan terbuka komoditi yang tidak langka untuk memasok kebutuhan perekonomianny, sementara negara itu menuntut negara lain menerapkan standar ini,” tulis Institu Brooking dalam laporan mengenai dampak pencabutan larangan ekspor minyak yang diterbitkan minggu lalu.
Laporan ini menyebutkan bahwa mengijinkan sejumlah negara menikmati minyak AS sementara melarang ekspor akan dianggap tidak konsisten dengan hukum perdagangan global.
Laporan Badan Riset Kongres AS yang diumumkan pada Agustua lalu menyimpulkan bahwa berdasarkan peraturan perdagangan internasional pembatasan minyak fosil oleh Amerika Serikat sulit untuk ditegakkan berdasarkan Kesepakatan Bersama Mengenai Tarif dan Perdagangan tahun 1994.
Diplomasi minyak
Meski sumber-sumber kantor berita Reuters tidak merinci tempat perundingan pemerintah AS berlangsung, pembicaraan bisa meliputi penggunaan ekspor minyak sebagai cara untuk meningkatkan hubungan dengan negara sekutu yang mendukung sanksi terhadap Iran akibat program nuklir negara itu.
Sejumlah negara penghasil minyak mengikuti sanksi tersebut, namun anggota OPEC terpecah dalam menyikapinya.
Neil Brown, seorang man tan penasehat Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, mengatakan mengendorkan larangan ini bisa membantu hubungan negara itu dengan Eropa.
Brown mengatakan memperpanjang larangan itu akan merupakan sikap munafik AS.
Minggu lalu, Karel De Gucht, komisaris perdagangan Uni Eropa, mengatakan minyak dan gas harus segera dibebaskan jika traktat perdagangan bebas yang lebih luas, Kemitraan Perdagangan dan Investasi Transatlantik (TTIP), bisa segera disepakati.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Parg Geun-hye mendesak anggota Kongres Partai Republik AS untuk mendesak Kongres mengirim negaranya lebih banyak bentuk minyak ultra ringan yang disebut condensate.
Mantan wail kepala staff President Barack Obama, Mona Sutphen, mengatakan gangguan besar pada produksi minyak global antara lain karena konflik di Timur Tengah bisa membuat pembicaraan mengenai ekspor minyak ini menjadi ramai.
Jika masalah ini tidak diatasi bisa terjadi perubahan dalam perundingan perdagangan dengan mitra Atlantik dan Pasifik yang masih belum selesai.
“itu adalah jalan politik yang saya lihat,” ujarnya.