Jakarta, CNN Indonesia -- Saksi mata mengatakan 500 migran tewas di Laut Mediterania ketika kapal yang mereka tumpangi dengan sengaja ditenggelamkan oleh penyelundup manusia.
Organisasi Internasional untuk Migrasi, IOM, melaporkan dua migran yang berhasil selamat mengatakan para penyelundup manusia itu menjadi marah dan menabrakkan kapal yang mengangkut penumpang melebihi kapasitas tersebut ketika para migran menolak pindah ke kapal lain.
Dua migran yang selamat, keduanya berasal dari Gaza dan diselamatkan oleh kapal yang berbeda setelah beberapa hari terapung-apung di laut- mengatakan keduanya dan sekitar 500 orang asal Timur Tengah dan Afrika berlayar dari pelabuhan Damietta, Mesir, pada 6 September.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para migran itu kemudian dipaksa berpindah kapal sebanyak tiga kali dalam perjalanan selama empat hari namun menolak untuk pindah ke kapal lain karena kapal itu tidak layak berlayar.
IOM menyebutkan kesaksian kedua warga Palestina ini didukung oleh kesaksian beberapa orang yang selamat yang diwawancara di pulau Krete, Yunani.
Mereka mengatakan para penyelundup manusia, yang disebut berasal dari Palestina dan Mesir, mulai berteriak-teriak dan melempar tongkat ke para migran setelah menolak meninggalkan kapal itu sebelum akhirnya menabrakkan kapal tersebut.
"Setelah mereka menabrak kapal kami, mereka menunggu untuk memastikan kapal itu tenggelam dan kemudian pergi. Mereka tertawa melihat kejadian itu," ujar salah satu saksi.
"Ketika kapal ini ditabrak pertama kali, salah satu penumpang menggantung diri karena putus asa," tambahnya.
IOM: Banyak anak menjadi korban
Hingga Selasa (16/9) pagi, pihak berwenang Italia, Malta dan Yunani membenarkan operasi penyelamatan 10 migran yang berasal dari kapal yang hilang itu, sementara tiga jenazah penumpang berhasil ditemukan.
Para saksi mengatakan penumpang kapal tersebut berasal dari Suriah, Palestina, Mesir dan Sudan serta Palestina.
IOM yakin bahwa ada hingga 100 anak-anak di dalam kapal tersebut.
"Jika laporan korban selamat benar, ini merupakan kecelakaan kapal migran terburuk dalam beberapa tahun, bukan tragedi kecelakaan tetapi menenggelamkan migran dengan sengaja oleh kelompok penjahat yang meminta uang untuk perjalanan ini," kata juru bicara IOM Leonard Doyle.
"Tindakan mereka sama jahatnya dengan perbuatan setan."
Sementara itu angkatan laut Italia berhasil menemukan puluhan jenazah di kapal migran tersebut.
IOM mencatat tahun ini jumlah kematian di perairan Eropa mencapai 3.000.
Tahun lalu Proyek Migran yang Hilang dari IOM memperkirakan jumlah kematian mencapai 700 orang.
"Jumlah orang yang tewas di perairan Eropa ini mengejutkan dan tidak bisa diterima," kata William Lacy Swing, direktur jenderal IOM.
"Mereka adalah perempuan, anak-anak dan lelaki yang hanya berharap untuk bisa hidup lebih baik. Risiko yang mereka ambil menggambarkan keputusasaan dan kita tidak bisa membiarkan mereka menemui nasib sial."
Pihak berwenang juga menyelidiki laporan bahwa 200 orang hilang di lepas pantai Libia dan 15 orang tenggelam di laut Mesir.
Persatuan Badan Perbatasan Eropa, Frontex, mengatakan setiap tahun, puluhan ribu warga diselamatkan di Laut Mediterania.
PBB juga telah mengemukakan keprihatian akan peningkatan jumlah migran yang tewas di laut.