Pemerintah Ukraina dan pemberontak pro-Rusia di Ukraina Timur melakukan pertemuan pada Sabtu (20/9) dalam rangka menyepakati perjanjian gencatan senjata baru serta menentukan zona penyangga.
Dihasilkan di Minsk, kesepakatan bernama 'Minsk Memorandum' ini berdasarkan hasil diskusi pihak Rusia, pemimpin pemberontak serta pengawas keamanan Eropa (OCSE).
'Minsk Memorandum' berisi sembilan aturan baru gencatan senjata yang lebih kuat sebagai antisipasi agar kondisi gencatan senjata bisa berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibacakan oleh mantan presiden Ukraina, Leonid Kuchma, isi perjanjian ini meliputi: gencatan senjata bilateral; melarang kelompok militer berada di depan garis depan setelah 19 September; melarang aksi menyerang dna penggunaan senjata; penarikan persenjataan berat hingga 15 km dari garis depan serta membuat zona penyangga sepanjang 30 km.
Aturan baru ini juga meliputi larangan penggunaan senjata di daerah pemukiman; penerbangan di atas zona penyangga kecuali oleh OSCE; dan penarikan semua pasukan asing beserta perlengkapan militernya dari wilayah Ukraina.
Di hari yang sama, kantor berita ITAR-TASS melaporkan protes anti Amerika terjadi di depan kedutaan besar AS di Moskow.
Dari pantauan CNN, ribuan orang turun ke jalan dalam aksi protes mengenai perang yang sedang terjadi dan cara pemerintah Rusia menangani krisis tersebut.
Beberapa orang dalam demo tersebut membawa spanduk bertuliskan "Obama, jangan ikut campur dengan Ukraina."
Sebelumnya gencatan senjata Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak 5 September lalu tidak berjalan mulus karena pertempuran masih berlangsung di beberapa titik seperti di Donetsk.
Ukraina dan negara Barat menuduh Rusia memasok persenjataan berat, melakukan pelatihan bagi para pemberontak dan mengirim pasukan mereka melewati perbatasan untuk bertempur.
Namun, Presiden Vladimir Putin menolak tuduhan tersebut.
Konflik Rusia dan Ukraina disebabkan perebutan wilayah Semenanjung Crimea dengan maksud ingin menyebarkan pengaruh, Rusia seakan ingin menyatukan kembali Uni Sovyet, sedangkan UKraina ingin bersatu dengan Uni Eropa.