PROPAGANDA ISIS

ISIS Tunggangi Twitter dan Youtube

CNN Indonesia
Senin, 29 Sep 2014 12:54 WIB
ISIS menggunakan cara yang licin dan canggih untuk mengakali Twitter dan Youtube agar video propaganda mereka bisa tersebar.
Setiap pekannya 1.100 materi terorisme dihapus atau diblokir oleh Twitter dan Youtube.
Jakarta, CNN Indonesia -- Propaganda ISIS dengan menunggangi media sosial dan situs-situs lain terbukti cukup ampuh menarik hati calon pengikut mereka dari seluruh dunia, dilakukan dengan apik dan canggih sehingga menyulitkan aparat keamanan dan penyedia layanan internet untuk memberangus atau melacak mereka.


Seperti diberitakan The Guardian (24/9), ISIS menggunakan beragam teknik dalam menyebarkan propaganda dan membagikan material kegiatan ekstrem mereka di internet, termasuk dalam mempublikasikan rekaman pemenggalan dua wartawan Amerika Serikat James Foley dan Steven Sotloff, serta seorang pekerja bantuan asal Inggris, David Haines. 



Taktik ISIS yang licin dan cerdik itu memaksa penegak hukum untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan sosial media dan internet.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi Inggris contohnya, bekerja sama dengan Twitter dan Youtube untuk memblokir dan menghapus sekitar 1.100 materi terorisme dalam sepekan, yang 800 diantaranya berhubungan dengan Suriah dan Irak.



Beberapa materi yang dihapus oleh Twitter bekerja sama dengan unit pemberantasan terorisme di Internet (CTIRU) adalah video-video pembunuhan, penyiksaan, medan perang, serangan penembak jitu dan misi bunuh diri.



Salah satu unit produksi ISIS yang paling gencar adalah al-Furqon, yang bertanggung jawab dalam menyebarkan video propaganda dan pembunuhan para sandera, termasuk Foley, Sotloff dan Haines. 



Terakhir al-Furqon mengunggah video John Cantlie, fotografer Inggris, yang diculik di Suriah, tengah mengenakan pakaian oranye seperti yang dipakai tiga korban ISIS lainnya di saat terakhir mereka.



Al-Furqon berhasil lolos dari pantauan pengawas di internet dengan mengunggah video menggunakan layanan berbagi video yang tidak terkenal, menggunakan situs berbagi teks tanpa nama dan memiliki banyak akun cadangan di Twitter.

Beberapa menit sebelum meluncurkan video, biasanya al-Furqon memberikan sinyal.

Salah satunya adalah akun @with_baghdadi yang punya dua akun cadangan menuliskan: "Apakah kalian siap?"

Sembari mengunggahnya di Youtube, tautan menuju video tersebut juga disalin di juspaste.it, situs yang memungkinkan penggunanya meletakkan dokumen secara rahasia tanpa diketahui identitasnya. 


Dari situ, pengguna internet bisa mengunggah video Cantlie di tiga situs lainnya, yaitu gulfup.com, sendspace.com, dan directmirror.com.


Seorang simpatisan ISIS, Abu Omar al-Fateh, bahkan telah mengunggah 10 kali video Cantlie di Youtube.

Dalam penyebaran video, ISIS "menumpang" di tanda pagar yang sedang tenar saat itu atau trending topic.

Seorang pelaku propaganda di internet bernama Abdurrahman al-Hamid, contohnya, bertanya pada 4.000 followernya di Twitter soal apakah trending topic yang paling tinggi di Inggris.

Menggunakan akun @abu_Laila, dia kemudian meminta followernya untuk menyebarkan link video propaganda dengan mencantumkan tanda pagar trending topic Twitter, misalnya #scotland, #scotlandindependence, #VoteNo dan #VoteYes, yang ramai dibicarakan beberapa saat yang lalu. 

Di banyak kasus, staff Twitter bergerak cepat dengan menghapus akun yang mencurigakan atau cadangan, walaupun akun tersebut belum berbuat apa pun.

Tapi cara ini dinilai tidak ampuh oleh seorang pada ahli industri sosial media.



"Dengan menutup akun tidak akan berhasil mengatasi masalah," kata dia.



Mengatasi propaganda di internet oleh kelompok radikal menjadi pekerjaan rumah bagi banyak negara di seluruh dunia.

Dewan Keamanan PBB pekan lalu mengeluarkan resolusi yang mengikat negara-negara untuk mencegah warga mereka bergabung dengan kelompok radikal di Irak dan Suriah.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER