Jakarta, CNN Indonesia --
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencoba menggeser perhatian dunia yang saat ini tertuju pada Irak dan Suriah dengan mengatakan bahwa Iran lebih berbahaya dari ISIS karena memiliki senjata nuklir.
"Teheran memiliki senjata nuklir yang merupakan ancaman yang jauh lebih besar daripada militan Islamis naik truk," ujar Netanyahu di markas PBB New York, Senin (29/9).
Menurutnya ISIS memang harus dikalahkan sesegera mungkin, namun ketika mengalahkan ISIS dan melupakan Iran, itu cara yang salah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti kita memenangkan pertempuran, namun kalah perang," ujar Netanyahu.
Netanyahu juga menggambarkan bahwa Iran, ISIS dan Hamas yang menguasai Jalur Gaza merupakan satu tim dan perbuatan mereka setara dengan apa yang dilakukan Nazi Jerman saat membunuh enam juta orang Yahudi dalam Perang Dunia II.
Menanggapi pernyataan Israel tersebut, pihak delegasi Iran mengatakan bahwa pidato itu sangat menggelikan.
"Sia-sia saja mereka cuci tangan' dari pertumpahan darah yang terjadi di Gaza," ujarnya.
"Sangat menyesatkan ketika mereka menyamakan Muslim dengan ISIS dan menyebarkan Iranophobia dan Islamophobia," tambah delegasi iran tersebut.
Dengan menggambarkan bahwa Iran, ISIS dan Hamas merupakan bagian dari satu tim, Netanyahu, menurutnya berupaya untuk menimbulkan keraguan bagi pengambil kebijakan dalam pemerintahan Obama yang melakukan negosiasi nuklir dengan Iran.
"Padahal Presiden Barack Obama dan Presiden Hassan Rouhani, telah berusaha menyelesaikan masalah nuklir selama 12 tahun antara Iran dan Barat," ujarnya.
Di kesempatan lain, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jen Psaki menyesalkan pernyataan dari Israel tersebut dan akan membicarakannya pada pertemuan antara Obama dan Netanyahu pada Rabu (1/10).
Sebelumnya Netanyahu juga mengejek pidato Rouhani di PBB. "Presiden Iran Rouhani berdiri di sini minggu lalu dan meneteskan air mata buaya," ujarnya.
Rouhani sendiri menyebutkan bahwa ia mendukung upaya memerangi ISIS, meskipun ia mengatakan itu harus ditangani oleh Irak dan Suriah, bukan negara-negara di luar Timur Tengah.
Sementara itu perundingan antara Iran dan enam negara yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok, masih belum membuahkan hasil.
Barat ingin agar Iran mengurangi jumlah sentrifugal pengaya uranium mereka ke kadar yang tidak mampu untuk menghasilkan senjata nuklir, sementara Teheran bersikeras program nuklir mereka hanya untuk tujuan sipil.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Bill Burns, perundingan akan kembali digelar di Eropa dalam dua pekan ke depan untuk membicarakan pengurangan sanksi atas Iran.