GUNUNG MELETUS

Alasan Gunung Ontake Tiba-tiba Meletus

CNN Indonesia
Selasa, 30 Sep 2014 10:43 WIB
Tanpa peringatan dan tanda-tanda, gunung Ontake di Jepang tiba-tiba meletus, mengeluarkan abu dan asap, menewaskan sedikitnya 36 pendaki.
Gunung Ontake meletus secara tiba-tiba, menewaskan sedikitnya 36 pendaki. (REUTERS/Kyodo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gunung Ontake meletus di waktu yang tidak tepat, di Sabtu musim gugur yang indah dengan langit biru, sesaat sebelum petang menjelang, waktu paling pas untuk mendaki.

Sekitar 250 orang diyakini sedang berada di ketinggian 3 kilometer atau 10 ribu kaki ketika gunung meletus, memuntahkan gas dan abu ke udara, menyelimuti dataran di sekitarnya.

Diduga sekitar 36 orang tewas dalam bencana yang datang tiba-tiba pada Sabtu (27/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut saksi, abu yang dikeluarkan gunung Ontake sangat tebal sehingga menutup cahaya matahari dan membuat para pendaki masuk ke dalam kegelapan selama beberapa saat.

Pakar gunung berapi Universitas Nagoya, Koshun Yamaoka, mengatakan ukuran berbahayanya sebuah bencana gunung berapi bukan hanya dari kehebatan letusan, tapi juga seberapa banyak orang yang sedang berada di tempat itu.

"Bahkan letusan kecil bisa menyebabkan kerusakan besar jika orang-orang berada di sekitar gunung dan masalahnya adalah sulit untuk menangkap tanda-tanda letusan kecil seperti ini," ujar Koshun.

Menurut pemerintah Jepang, rekaman aktivitas seismik Gunung Ontake tidak mengindikasikan akan terjadinya letusan besar, seperti meningkatnya gerakan seismik atau struktural bawah tanah yang tidak terdeteksi.
   
Profesor ilmu geologi dan planet di Open University, Inggris, David Rothery mengungkapkan bahwa pengawasan terhadap gunung berapi telah dilakukan, namun tidak ada sesuatu hal yang tampak luar biasa.

"Misalnya, tidak ada perubahan bentuk tanah. Ini adalah sebuah kejutan," ujar Rothery.

Rothery berpendapat bahwa letusan gunung ini merupakan letusan yang dikeluarkan dari lubang angin gunung berapi yang mengirimkan materialnya ke udara dan kemudian mengalir menuruni bukit.

Selain itu, Rothery juga menilai letusan gunung Ontake bukan letusan yang besar, namun kedekatan gunung berapi dengan para pendaki yang membuat abu panas gunung tersebut menjadi sebuah ancaman.

"Gunung ini lama tidak meletus sejak 1979, jadi ia tidak memiliki sejarah untuk meletus sesering itu. Semoga analisa dari rekaman seismik gunung bisa mengungkapkan informasi yang akan disadari oleh petugas sebagai tanda peringatan di kemudian hari," ujar Rothery.

 (REUTERS/Kyodo)


Letusan Freatik

Dosen geologi Universitas Hull, Dr Rebecca Williams mengungkapkan hasil laporan dan gambar yang memperlihatkan bahwa letusan ini merupakan letusan freatik yang berarti air, seperti air tanah, merembes ke dalam gunung berapi dan menjadi sangat panas akibat magma dan seketika menjadi uap.

"Ini yang menyebabkan letusan kecil yang mengeluarkan abu dan letusan freatik tidak melibatkan letusan magma segar dari dalam gunung berapi. Letusan magma segar gunung berapi Ontake terakhir terjadi pada 1979-1980 dan letusan freatik terjadi pada 2007," ujar Williams.

Williams menambahkan bahwa letusan freatik biasanya tidak memiliki tanda peringatan.

Lembaga Meteorologi Jepang memiliki alat pengukur getaran vulkanik dan perubahan tanah yang menjadi tanda pergerakan magma di bawah permukaan tanah dan menjadi tolok ukur para ahli memantau gunung berapi yang masih aktif.

Namun, letusan freatik mungkin tidak disebabkan oleh pergerakan magma di bawah permukaan tanah sehingga pemantauan ini tidak akan memperingatkan bahwa akan terjadi letusan.

"Letusan mengeluarkan abu dan awan panas serta suhu rendah dan aliran piroklastik yang merupakan awan abu dan gas yang mengalir di atas permukaan tanah. Fenomena ini terlihat dalam video yang direkam oleh para pendaki yang selamat," ujar Williams.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER